Saat sampai di dalam, Arka meninggalkan ku untuk menemui teman sekelasnya. Dan aku pergi menemui teman ku Veta, yang mempunyai acara.
Keisya: "Hai Veta. Makasih ya undangannya." Basa basi
Veta: "Hai Isya. Ia sama-sama, datang sama siapa?"
Keisya: "Arka."
Veta: "Oh jadi lo udah jadian sama dia? Kapan? Kok gak bilang-bilang sih?"
Keisya: "Veta! Sstt... apaan sih! Siapa yang jadian, emang sih gua suka sama dia tapi itu kan kemarin."
Veta: "Ih lo bener-bener aneh ya. Giliran aja Arka udah deket sama lo, tapi lo malah gak suka sama dia. Terus lo sekarang suka sama siapa?"
Keisya: "Kepo ah! Udah ya gua mau ambil mium dulu, dah!" Melambaikan tangan dan pergi ke meja makan
Aku pun duduk di meja makan sambil meminum sirup. Lengak lengok mencari teman. Dan pada saat aku menoleh ke arah luar, terlihat Anya dan Alvaro datang bersama sambil menggandeng tangan. Semua pun tampak memuji Anya, karena bisa datang bersama Al si anak baru. Saat orang selesai memuji-muji nya, ia menghanpiri ku.
Anya: "Isya! Kok lo di sini? Mana Arka? Lo berangkat sama dia kan?" Menyingkap rambut ku
Keisya: "Arka, Arka lagi ke kamar mandi. Lo kesini sama siapa?" Pura-pura gak tau
Anya: "Gua berangkat sama Al."
Keisya: "Oh." Senyum ikhlas
Suara ketukan mik berbunyi.
Veta: "Malam semua. Makasih ya udah datang, memang sih sebenernya acara ini gak boleh diadain lagi tapi jangan takut kita gak akan kena masalah kok." Meyakinkan murid yang lain yang ketakuan
Karena melihat keadaan yamg tidak enak, Veta pun mencoba melupakannya dengan menghiburnya.
Veta: "Teman-teman... mari kita mulai berpesta!" Teriak Veta dan alunan musik di mulai
Alunan musik yang heboh yang membuat semua murid bergoyang, dan berubah menjadi alunan musik yang damai.
Sekejap saja teman-teman saling berpasangan, dan mulai berdansa. Aku masih tetap saja terdiam sendiri di meja makan.
Tiba-tiba saja Al datang dan duduk bersama ku.Alvaro: "Hei, gua kira lo gak datang?"
Keisya: "Hah?!"
Alvaro: "Ya kata Anya sih gitu, lo gak di izinin untuk ke acara ini?"
Keisya: "Ah'ah? Gak mungkin!"
Alvaro: "Gua serius! Anya tuh bilang kalo..."
Keisya: "Sstt...! Udah lah gak usah banyak alasan, jujur aja kali emang lo tuh gak mau kan berangkat sama gua?!"
Alvaro: "Ya ampun Isya, ngapain gua bohong. Kalo gua tau emang lo di izinin gua udah jemput lo."
Keisya: "Terus...? Gua telpon-telpon lo gak di jawab apa? Apa maksud lo? Lo gak mau kan, berangkat sama gua? Ya gak masalah sih." Darah ku menaik marah-marah gak jelas
Al pun menunduk dan mengeleng-geleng. Arka pun datang mengajak ku berdansa, aku sempat melirik ke Al merasa kasian melihatnya tapi setelah ku pikir apa yang di lakukan aku pun menerimanya.
Arka: "Makasih ya, udah mau temanin gua. Ya setidaknya kita bisa menyinggung perasaan mereka." Bisik Arka dan melirik ke Anya dan Al
Aku tertawa kecil dan memulai mengayun badan mengikuti alunan musik, ke kanan berbalik ke arah kiri dan seterusnya mengikuti alunan musik yang lembut.
Saat aku asik mengayunkan badan ku terlihat di samping Anya dan Al menyusul mengikuti alunan musik yang lembut dan romantis. Aku terlepas dari segapan Arka dan berpandang dengan Al yang juga terlepas dari gandengan Anya.
Aku berlari ke meja makan seolah aku tidak mau melihat mukanya, Al mengejar ku dan menahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Thrill of Love
Teen FictionTidak enak hati, itulah yang aku rasakan. Karena mamah, aku jadi seperti ini. Kini aku menderita, kalau bukan karena mamah, aku tidak akan jadi temannya. Aku di tugasi untuk membantu murid baru, dia anak teman mamah ku. Merepotkan, pasti. Dia sudah...