Zing One

51 3 5
                                    

Saat di pertengahan jalan, aku terkejut dengan suara petir dan kilat yang terlihat di hadapan ku. Dan saat itu aku berteriak dan memeluk badannya yang lebih tinggi dari pada aku. Saat itu aku seperti merasakan sebuah getaran cinta.

Keisya: "Aa!" Aku terkejut dan memeluknya

Mungkin cukup lama aku memeluknya, hingga suara petir itu habis aku masih memeluknya.

Alvaro: "Keisya." Panggil ia lembut
Alvaro: "Lo kenapa?" Tanyanya lembut dan menatap wajah ku

Keisya: "Eh, maaf Al. Hm, gua takut sama cahaya kilat." Kata ku ketakutan dan melepaskan pelukannya

Alvaro: "Cahayanya udah hilang. Lain kali kalau lagi jalan, jangan liat ke langit mulu." Jawab Al lembut dan menatap wajah ku serius

Aku hanya mengangguk dan membalas senyum manis. Sesampainya di taman kita berteduh di bawah pohon yang rindang. Hujan terus turun, semakin deras. Terlihat dari sisi lain di taman banyak sekali orang bermain hujan.

Alvaro: "Isya, main hujan yuk." Ajak Al menghibur muka ku yang bt

Keisya: "Gak ah, nanti sakit."

Alvaro: "Serius gak mau? Lo gak iri sama orang yang disana?" Kata Al menunjuk ke sisi jembatan

Keisya: "Gak! biasa aja, ngapain iri." Kata ku tambah bt

Alvaro: "Yaudah, gua mau main hujan ah sampai berhenti." Kata Al lari ke jalan

Keisya: "Uh, nyebelin banget si Al. Gua tuh sebenernya mau. Gua pengen lo ngebujuk gua, supaya gua mau main hujan sama lo." Dalam hati ku kesal

Al pun kembali menghampiri ku, dia menarik tangan ku keluar dari rindangan pohon. Seolah-olah Al dengar apa perkataan ku tadi.

Alvaro: "Ayo... udah jangan lebay. Sakit mah sakit aja, apa hubungannya sama hujan." Bujuk Al

Aku pun tersenyum. Berlari-lari seperti anak kecil. Entah kenapa baru kali ini aku merasakan bahagia sekali saat di bawah hujan. Terasa hangat walaupun saat di bawah hujan.

Keisya: "Al, kita main hujannya sambil jalan pulang aja ya."

Alvaro: "Yaudah ayo!" Kata Al menuntun ku

30 menit kita sampai di depan perumahan. Tapi kami berpisah, Al bilang blok rumahnya XYZ. Sedangkan aku DEF, tapi Al sempat mampir ke rumah ku untuk menemani ku pulang ke rumah.

Keisya: "Dah... Al. Hati-hati di jalan ya." Salam ku tersenyum

Ia hanya membalas lambaian tangan sambil tersenyum, dan berlari. Aku pun masuk ke dalam rumah. Aku segera mandi air panas dan makan agar tidak sakit. Setelah makan aku langsung kembali ke kamar dan mengecek hp ku. Ternyata ada Line masuk, itu dari Anya.

Line

Anya: "Isya, udah sampai?"

Keisya: "Baru Nya. Kenpa ya?"

Anya: "Gpp, cuma mau ngobrol aja."

Keisya: "Oh, mau cerita apa nih?" Biasanya Anya mau cerita

Anya: "Hm, tadi kan Al line gua. Dia bilang besok dia minta anterin gua ke toko buku." Kata Anya senang

Keisya: "Al minta anterin Anya ke toko buku? Dan Anya udah punya Line nya Al?!" Dalam hati ku kaget
Keisya: "Oh , terus?"

Anya: "Menurut lo gua temenin gak?"

Keisya: "Ya terserah lo lah! Lo yang di ajak, kenapa harus nanya gua?" Jawab ku dengan nada kesal

Anya: "Ya abisnya gua gak enak sama lo, lo kan yang seharusnya temenin dia kemana aja."

Keisya: "Udah tau gak enak sama gua kenapa ia harus lapor ke gua." Dalam hati ku kesal😠
Keisya: "Hm, temenin aja lah. Soalnya gua besok sibuk! Udah ya Nya, gua mau tidur. Bye!" Aku mengakhiri oblorannya

Anya: "Oke! Bye!"

Baca.

Dari luar tiba-tiba saja terdengar suara mobil. Tidak biasanya mama pulang jam segini. Aku pun turun kebawah dan membuka kan pintu. Saat aku buka pintu aku sangat terkejut dan senang, karena yang datang ke rumah ku itu...





The Thrill of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang