Saat itu mereka berdua Al dan Anya benar-benar melihat ku seperti agak kesal, saat aku mengelus-ngelus mukanya. Dan tiba-tiba saja Anya berdehem, itu terdengar sengaja.
Anya: "Ekhem...! Ekhem...!" Berdehem agak kencang
Keisya: "Eh, ya sorry. Hihihi." Kata ku merasa malu😶
Arka: "Gua balik duluan ya." Kata Arka bangun dari duduknya
Keisya: "Eh tunggu!Lo masih marah ya?" Aku memasang muka melas 😢
Arka: "Hah? Hahaha." Dia benar tertawa kencang
Keisya: "Kok ketawa sih? Ada yang salah ya?"
Arka: "Gak kok. Cuma liat muka lo aja yang lucu. Sumpah deh, hahaha. Tenang gua gak marah." Senyum manis Arka
Keisya: "Ya tuhan, ia bilang muka ku lucu. Baru kali ini Arka kaya gitu." Kata ku dalam hati
Keisya: "Terus lo mau kemana?"Arka: "Gua mau minjem buku fisika, ke perpus."
Keisya: "Gua ikut lo deh!" Kata ku beranjak dari bangku dan mengambil jus ku yang masih tersisa tanpa pamit
Aku sengaja seperti itu, aku ingin mereka marah dan kesal melihat ku sama Arka. Dengan sikap mereka berdua yang terlihat sangat dekat, aku sangat iri kenapa aku tidak bisa seperti Anya yang bisa tertawa bersama Al
Di perpustakaan...
Arka: "Lo mau cari buku apa?"
Keisya: "Gua mau nyari buku cerita."
Arka: "Hm, ok. Gua tinggal ya, gua mua ke buku fisika." Meninggal kan ku di depan perpus
Keisya: "Yah, dia malah pergi." Aku langsung ke rak novel
Saat aku mencari-cari novel yang bagus, tiba-tiba saja terlihat di selip buku, mereka berdua ternyata sedang disini juga. Dan mereka duduk di tengah-tengah perpus. Aku segera menyusul.
Alvaro: "Oh, jadi lo ini sebenarnya sahabat kecilnya Keisya."
Anya: "Ia dia itu......." Suara nya makin mengecil
Aku yang duduk di belakangnya, ya mungkin longkap 2 pasang meja, tidak terlalu terdengar apa yang ia bicarakan. Aku menutup muka ku dan menguping. Saat aku menurunkan buku ku dari hadapan muka ku, mereka sudah pergi.
Keisya: "Hah?! Mana mereka." Aku yang seperti orang bodoh melengak lengok
Keisya: "Sial, dia udah pergi." Kata ku kesal 😠Alvaro: "Nyari siapa sih? Gua ya sama Anya?" Tiba-tiba Alvaro datang dan bebicara dari arah belakang
Keisya: "Ih...! Ke GR-an banget lo!" Aku pun langsung meninggalkannya dan kembali ke kelas
Bel pulang berbunyi...
Anya: "Isya, mau pulang bareng gua gak?" Tanya Anya menyeggol badan ku
Keisya: "Gak tau deh. Kayanya pulang bareng Al." Pasang muka sombong dan tersenyum manis *biar Anya iri
Anya: "Pulang sama Al? Dia udah pulang duluan bukan?" Kata Anya heran sama sekali tidak iri
Keisya: "Pulang duluan?"
Anya: "Dia barusan lewat sambil lari keluar sekolah." Jelas Anya
Keisya: "Hah? Serius? Gua balik dulu ya Nya, dah!" Aku langsung lari mengejar Al.
Di luar sekolah...
Keisya: "Al! Alvaro! Wait!" Berlari dan berteriak mengejar Al yang udah cukup jauh
Alvaro: "Keisya?! Ngapain?" Tanya Al kebingungan
Keisya: "Ya gua mau pulang bareng lo, kan mama lo minta gua buat temenin lo kemana aja." Jawab ku kecapean
Alvaro: "Terus? Kita mau pulang naik apa?" Kata Al kebingungan
Keisya: "Lah emang gak di jemput?" Jawab aku bingung
Alvaro: "Gak. Kan mama gua harus ke butiknya."
Keisya: "Bilang dong dari tadi." Kata ku kesal
Alvaro: "Emang kenapa?"
Keisya: "Ya kalo lo udah bilang dari tadi. Mendingan gua naik motor sama Anya."
Alvaro: "Yaudah sana! Gua mau naik taxi aja." Jawab Al kesal dan pergi
Keisya: "Ih! Al tunggu. Anya udah pulang, gua ikut lo ya." Kata ku mengejarnya
Akhirnya kita menunggu taxi di depan halte sekolah. Sudah 20 menit menunggu taxi, tidak ada satu pun lewat. Awan sudah gelap, suara geluduk sudah berdatangan.
Keisya: "Al, naik angkot aja yuk." Ajak aku dan melihat sekitar
Alvaro: "Angkot? Ih... gak ah." Jawab Al sombong
Keisya: "Ih, sombong banget! Yaudah terserah lo deh, gua mah mau naik angkot aja. Udah murah banyak yang lewat lagi." Jawab ku sombong
Angkot pun datang dan aku menghentikannya.
Keisya: "Al, mau gak? Mendung loh, paling sebentar lagi hujan. Al... gak mau nih? yaudah gua duluan ya Al." Kata ku meledek dan melihat awan yang semakin gelap
Alvaro: "Ia, ya tunggu gua ikut." Kata Al lari sambil melihat cahaya petir yang mengkilap dan masuk ke dalam angkot.
Hujan pun turun, untung saja kami sudah ada di dalam angkot. Ketika hujan turun dengan deras, tiba-tiba saja angkot berhenti mendadak. Setelah di periksa, ternyata angkot itu mogok. Dan kami terpaksa berhenti di halte taman.
Alvaro: "Isya, memang masih jauh ya dari rumah?"
Keisya: "Masih. Kita harus lewati 4 halte lagi."
Halte semakin lama penuh,kami berdesak-desakan.
Alvaro: "Isya, depan taman kan?" Kata Al menunjuk ke seberang halte
Keisya: "Iya, kenapa?"
Alvaro: "Ke taman aja yuk Isya, disini sempit banget."
Keisya: "Hujan Al." Kata ku malas
Alvaro: "Udah ayo. Lebay banget." Al menarik tangan ku
Kami pun memutuskan pergi ketaman. Di saat hujan seperti ini, entah kenapa jalan raya sepi sekali. Akhirnya kami pun menyebrang. Al pun membuka jaketnya sebagai payung. Saat di petengahan jalan...
*Go Vote
KAMU SEDANG MEMBACA
The Thrill of Love
Teen FictionTidak enak hati, itulah yang aku rasakan. Karena mamah, aku jadi seperti ini. Kini aku menderita, kalau bukan karena mamah, aku tidak akan jadi temannya. Aku di tugasi untuk membantu murid baru, dia anak teman mamah ku. Merepotkan, pasti. Dia sudah...