Chapter 4 : Seungri Hagyu; Secret? Please Tell me!

45 4 0
                                    

"Bomi, aih.. kenapa kau beruntung sekali memilki oppa setampan dia,"
Gadis gadis mendekatiku saat pelajaran olahraga tambahan.

"Molla..." jawabku tak tertarik

"Ya, saudara macam apa kau? Sini ganti dengan ku," Lee Seulbi kini berbicara dengan gayanya yang centil.

Aku menatapnya tajam, "Lee Seulbi, aku dilahirkan di dunia apakah aku memilih untuk menjadi tunggal atau kembar? Aku tak menentukan itu. Dan kini aku menjadi saudara kembarnya, jadi terima saja"

Ku tatap wajah Lee seulbi dan aku tahu dia mengumpat, maka kuredakan sedikit amarahku "Ya, ini hari pertamaku di sekolah. tak bisakah kita menjadi teman yang baik baik?"

Ia menatapku sinis,

"Chingu? Ani. Aku akan menjadi kakak iparmu," ucap Seulbi sambil berlalu.

Tanganku mengepal, mulutku menganga, tak percaya dengan apa yang dikatakannya.

"Sudahlah, dia memang seperti itu.."

Aku menoleh, "ah... jinjja?"

"Eum. Lee Seulbi, dia menyedihkan." Kata gadis itu lagi

"Minji ya.. jangan seperti itu" ucap gadis disebelahnya.

"wae?? Sebelum Bogum datang, kamu diapakan oleh nya? dangsin-eun gieoghaji?(tidak kah kau ingat)" Ucap Minji sambil menatap gadis disebelahnya.

"Han Min Ji... nan ara(aku tahu)..." ucap gadis itu pelan, "Geundae (tapi).."

Sebelum gadis itu selesai bicara, Minji menatapku "Park Bo Mi, josimhae (hati hati)"

Secara otomatis aku mengangguk dan Minji meninggalkanku disusul gadis itu.

Aku melihat mereka pergi,

"Uwah.. jeongmal" kataku frustasi.

"Waeyo?"

Aku menoleh, Bogum Oppa menatapku. "Sejak kapan kau bicara formal kepadaku?"

Bogum menatapku tajam, "Sejak kau tak menggunakan Oppa setiap memanggilku"

Jarinya menyentil keningku. "YA! Appa(sakit)"

"~yo (appayo : formal)" ujar Bogum tersenyum manis lalu melingkarkan lengannya di leherku.

"OPPA!"

"Nah... wae uri dall?"

"Ya.. jinjja!! Sejak kapan aku anak mu! Ya Oppa, neol micheosseo (kau gila)?"

Oppa tertawa mengacak acak rambutku, "Aigoo uri dall~"

***

Aku memasukkan semua buku dan baju gantiku.

"Oppa tunggu di gerbang ya!" Ucap bogum.

"Ne" aku melambaikan tangan dan menyuruhnya pergi.

Bel sekolah telah berbunyi dan semua anak berhamburan keluar kelas. Bahagia keluar dari neraka. Setidaknya itu anggapan hampir seluruh pelajar di Korea.

"Ya Park BoMi" Seseorang meneriakkan namaku.

Aku menoleh mendapati Jeong Baro mendekatiku, diikuti si pembuat onar yang ternyata bernama Kim Gi Tae.

"Aku bisa mendengarmu tanpa harus berteriak," ujarku.

"Ya... neo.." ucap Baro. Tapi sesaat kemudian dia tersenyum sangat hangat. "Geundae (tapi), aku harus sangat berterimakasih padamu"

"Ne?"

"Kau dan saudaramu benar benar magnet yang bagus untuk semua orang, gomawo"

"Ne? Magnet?" Aku bingung, menatap Gi tae, tapi tidak juga mendapatkan jawaban.

"Sudahlah, aku hanya ingin berterimakasih," ucapnya, dan tiba tiba memberikan hormat ala tentara "Salute, Gamsahabnida Park Bomi"

Lalu ia berlalu ke luar kelas.

"Aigoo, kau benar benar penyelamatnya!" Ujar Gi tae sambil menepuk-nepuk lenganku.

Magnet? Penyelamat? Hati-hati?
Mereka semua kenapa? Aish!!
Aku berjalan keluar kelas.

"Apa-apaan sih, aku baru satu hari disekolah!" Ucapku sambil mengacak-acak rambut.

Aku berlari. Mencari Oppa dan ingin segera pulang.

We're Not Twins But...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang