Chapter 8 : Top Dog

42 2 0
                                    

For you :) : maaf updatenya lama. Ada beberapa kendala dan keajaiban-keajaiban yang terjadi dalam hidup gue dalam beberapa waktu terakhir.
Tanpa membuang kata lebih banyak, thank you for your attention and love to Bogum and Bomi.
:)))
================================
RIIINNNGG
Semua anak berhamburan keluar, menuju tempat makan berlomba-lomba mengambil makan siangnya lebih dulu.

Bogum keluar diikuti banyak gadis di belakangnya. Bomi baru saja ingin mengikutinya ketika BaekJo dan 'juga' para fansnya bergabung bersama Bogum, membuat Bomi terdorong dan mundur ke belakang.

Bomi membuka mulutnya bersiap meneriaki 2 lelaki 'terlalu tampan' yang ada di depannya disaat tiba tiba ada tangan yang mendekap mulutnya.
"Ya, park Bo Mi. Kau jelek kalau mangap-mangap begitu,"

Bomi berubah pikiran dan hendak memaki orang yang dengan seenaknya mendekap mulutnya, "Memangnya kau siapa bilang kalau aku..."

Bomi menatap lawan bicaranya, Jeong Baro. Bomi menunduk sesaat dan mengangkat kembali kepalanya. "memangnya kau siapa?"

"Memangnya aku siapa?" Ulang Baro tak bersalah. "Aku Jeong Baro, memang kau tak tahu siapa aku?"

Bomi memasang muka 'aku-benar-benar-tak-percaya-dengan-semua-ini' dan Baro nampaknya tidak memperhatikan itu. Karena ia kini telah berpindah ke belakang punggung Bomi dan mendorongnya. "KAJA!!! Ayo makan"

Apakah Bomi menolak??? Tidak juga. Ia bahkan tak tau apa yang sedang ia pikirkan.

***
Bogum dan Baekjo telah mengambil makan siang mereka. Untunglah ada Park Ssaem yang membubarkan keributan karena kehadiran dua 'malaikat maut' tersebut, sehingga mereka kini bisa leluasa menikmati makan siang mereka.

"Aigo, sepertinya aku akan punya saingan di sekolah" ujar Baekjo.

Bogum menatapnya sinis penuh kelicikan, "Aku memang berencana merebut semuanya"

Baekjo memukul lengan tangan Bogum sehingga kini ia merintih kesakitan, "ahh, gila, tinjumu masih ganas! Bagaimana bisa aku merebut semuanya kalau begini?"

Baekjo tertawa, dan Bogum tersenyum melihatnya. Kemudian keduanya menatap makanan mereka dengan ganas, "Jal Meogesseumnida (aku akan makan dengan baik)"

Mereka melahap makanan mereka dan sesekali tersenyum kepada satu sama lain. Dalam diam mengingat masa masa awal mereka bertemu dan berkenalan. Sayang tidak ada Bomi disana.

Karena kini dia sedang bersama malaikat maut lain yang benar benar malaikat maut.

***

Ya ampun, aku benar benar makan siang dengan orang ini. Aku gila sepertinya.

Mataku tak terlepas dari makhluk yang kini menyantap makan siangnya dengan santai.
Terus menatapnya hingga sepertinya ia sadar aku tidak menyentuh makananku samasekali.

Ia menatapku dengan sendok setengah terangkat, matanya yang familiar (aku ngeri, dia benar-benar mirip denganku, terutama matanya!).
"Kau tidak makan?"

Aku bergeming.

Dia menatapku seakan menscanning kesalahan apa yang terjadi. Lalu dengan enteng membuka mulutnya, "aku tahu aku tampan"

Itu membuatku segera menyendok nasi agar kekesalanku tak meledak.

"Park Bomi, jangan-jangan kau fikir aku mengajakmu makan karena aku suka padamu?"

Ucapan itu serasa ringan diucapkan, tapi membuatku tersedak hampir mati jika saja tidak ada air yang tersedia. "Mwoo??"

"Aku mengajakmu karena tidak ada Gitae, itu saja" ucap Baro melanjutkan kisahnya. "Oiya plus karena mumpung sang jagoan belum kembali,"

We're Not Twins But...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang