If This Was a Movie! (Harry)

467 19 6
                                    

Aku masih duduk di sampingnya. Menunggunya bangun dari tidur lamanya. Sudah dua hari ia tak kunjung sadar setelah kejadian di Boston kemarin. Aku benar benar bodoh. Andai saja aku melemparkan pisau itu pada orang yang melukai Kira pasti orang itu akan tertangkap. Aku tak peduli dia laki laki atau perempuan, aku akan menghukumnya.

Tanganku meremas rambut, frustasi. Sudah banyak bash yang kuterima dari semua orang. Terutama Niall. Mau bagaimanapun juga kalau kulempar pisau itu pada gadis itu belati tersebut tidak akan mengenainya kecuali tiba tiba ada malaikat yang membantuku menancapkan belati pada gadis sialan itu. Errhh, Kira hanya mengharapkan aku melempar belati itu. Setidaknya itu bisa membuatnya tenang. Walaupun tidak menancap padanya setidaknya aku sudah mencoba. Ah, aku memang bodoh. Seperti yang Kira katakan.

"Harry...". Seseorang membuka pintu.

"G-Gemma? Kenapa kau kemari?".

Ia menutup pintu. "Hanya menjengukmu". Gemma menarik kursi di dekatku. "Jadi ini dia? Cantik. Tidak seperti mantan-mantanmu sebelumnya". Gemma tersenyum membelai rambut Kira. Hey!

"Ck! Shut up Gemma. Aku terlalu bodoh untuk memilikinya".

"Hey, adikku berubah menjadi seorang dramatis? Oh ya ampun, aku akan sangat berterima kasih pada gadis ini. Yang telah merubah sifat adikku yang cuek abis!".

"Gemma! Pelankan suaramu, dia bisa terbangun!".

"Bukankah itu yang kau tunggu? Bangunnya ia dari tidur?!". Katanya sambil menaikkan sebelah alis dan mulutnya.

Iya, memang itu yang kutunggu. Anehnya, kenapa setiap ada orang yang berisik selalu kutegur untuk memelankan suaranya. Bukankah kegaduhan bisa membangunkannya?. Oke aku mulai gila sekarang.

"Harry, aku tahu ini bukan sepenuhnya salahmu. Ini salah keadaan. Ia hanya datang pada waktu yang belum tepat". Gemma meremas bahuku.

"Haha, right girl at wrong time sepertinya". Tawaku sumbang.

"Excactly! Kau harus membuatnya right girl at right time juga!".

"Yeaa. Mana mom?".

"Ia belum pulang dari Paris. Mom bilang salam padamu dan Kira".

"Hey, kalian bahkan belum mengenalnya!".

"Ah, tidak penting. Yang penting dia baik! Oh ya, aku harus segera pulang. Kucingmu membutuhkanku". Katanya beranjak.

"Ya pergilah, hati hati Gemma". Aku berdiri memeluknya.

"Ya Harry, ingat misimu! Make her right girl at right time! Note it!". Ia membalas pelukanku.

"Note to myself!".

"Bye Harry, bye Kiraa!!".

Aku kembali duduk di samping ranjangnya. Masih menatap rambut Brunette-nya yang tergerai. Dengan bibir yang sexy dan rahangnya yang kuat membuatnya tampak lebih glamour. Ahh sialan, aku mulai gila!

Deritan pintu yang terbuka pelan membuatku menoleh ke arah suara. Chelsea rupanya. Ia datang membawa bunga dan beberapa keranjang keju dan coklat. Keju? Oh come on! Seorang perempuan seperti Kira suka keju. Oke, dia tidak aneh.

"Harry?! Kau belum pulang?". Tanyanya. Ia duduk di kasur tepat di sebelah Kira.

"Ini salahku, kenapa aku harus pulang?".

"Oh ya ampun Styles, berhentilah menyalahkan dirimu sendiri".

"Kenyataan yang membenarkan". Aku mengambil coklat dari keranjang.

"Hey, jangan ambil itu! Itu kubelikan untuk Kira".

"Aku hanya membaca labelnya Chels". Padahal aku mau memakannya. "Eh tapi, minta sedikit boleh kan? Hihihii".

DaydreamerWhere stories live. Discover now