Asistensi

33.9K 1.1K 204
                                    

Di tiap semester kuliah gue ada mata kuliah Tugas Perencanaan. Tugas Perencanaan ini ada yang dikerjakan secara perorangan maupun kelompok. Dalam satu semester bisa ada 2-3 Tugas Perencanaan (termasuk laporan laboratorium). Tiap-tiap Tugas Perencanaan harus diasistensikan setiap minggunya dengan dosen/asisten dosen pembimbing masing-masing sesuai jadwal yang telah ditentukan. Dengan banyaknya Tugas Perencanaan yang harus diselesaikan tiap minggunya (belum lagi kalau ketambahan tugas take home), itu artinya tiada hari tanpa ngerjain tugas kuliah.

Ini salah satu penyebab kenapa banyak anak kampus gue yang nge-jomblo. Selain ditunjang tampang yang ala kadarnya, kampus gue yang mayoritas diisi kaum adam ini justru diperparah dengan tugas yang menggunung setiap minggunya. Terus, gimana kami mau mikirin yang namanya pacaran? Lha wong malam minggu aja dipake buat ngerjain tugas. Oke, oke, itu cuma alasan kenapa gue jomblo aja, supaya nggak dibilang nggak laku.

Nah, selama kegiatan asistensi ini banyak banget kejadian absurd yang terjadi, seperti beberapa cerita berikut:


#1

Jika sedang jadwalnya asistensi, ruang asistensi jadi ramai oleh para mahasiswa yang menyerbu untuk bertemu dengan dosen/asisten dosen pembimbingnya masing-masing. Bahkan saking banyaknya mahasiswa-mahasiswa ini membludak sampai ke luar ruang asistensi. Menunggu giliran dengan wajah cemas. Mirip anak kecil di acara sunat massal.

Sewaktu gue asistensi ke Pak Irwan, Priyo, senior gue, juga lagi asistensi tugas Gambar Teknik II ke Pak Minto. Berikut percakapan yang terdengar dari meja Pak Minto yang notabene ada di sebelah meja Pak Irwan.

Pak Minto: Ini gambar denahnya?

Priyo : Iya pak.

Pak Minto: Potongan melintangnya mana?

Priyo : Ada di halaman baliknya pak.

Pak Minto: Hem...

Pak Minto mengamati gambar milik Priyo.

Pak Minto: Angka-angka ini satuannya apa?

Priyo : Satuan?

Pak Minto: Iya, satuannya apa?

Priyo : Itu pak...

Priyo : Emmm...

Pak minto: Apa?

Priyo : .....

Pak Minto: Masak nggak tau?

Priyo : .....

Pak Minto: Ini kamu gambar sendiri kan? pakai skala?

Priyo : Iya pak.

Pak Minto: Berarti harusnya kamu tahu, ini, angka-angka ini pakai satuan apa?

Priyo : Mmmm... satuannya...

Pak Minto: Hemmh (menghela nafas). Kamu kok nggak paham-paham sih. Ini, misalnya tinggi pintu rumah ini, kamu tulis 20, maksudnya 20, 20 apa?

Priyo : ... (mulai keluar keringet dingin)

Pak Minto: KOK DIEM?!

Pak Minto: 20 APA?!

Pak Minto: MILI? SENTI? METER?

Priyo : METER PAK! Iya betul, METER!

Priyo menjawab dengan mantap penuh percaya diri.

Pak Minto: Tinggi pintu rumah ini... 20 meter?

Priyo : Iya pak!

Pak Minto: WUAHAHAHAAHAA.

Kampus KoplakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang