Selintas Kampus Koplak

4.4K 256 65
                                    

Sewaktu kuliah gue sempat merasa jenuh untuk belajar. Rasanya pengen cepet-cepet lulus kuliah dan bekerja. Dalam bayangan gue, ketika gue sudah bekerja itu artinya gue bakal bebas dari kutukan seorang mahasiswa, seperti kewajiban menggarap tugas kuliah, membuat paper, menyusun laporan praktikum, hingga mengerjakan ujian yang membuat perut pening kepala mules.

Tapi selepas gue sudah bekerja sekarang, gue justru berharap supaya bisa kembali ke masa-masa itu. Masa 'suka' saat melewatkan waktu bersama teman-teman yang (sama-sama) nyeleneh, dan masa 'duka' karena tugas kuliah yang naudzubillah banyaknya. Untuk itulah Kampus Koplak gue tulis, demi mengenang masa-masa kuliah gue yang menyenangkan sekaligus mengenaskan.

Gue kuliah di salah satu universitas di Surabaya. Tapi jangan heran kalau logat dan gaya bahasa gue dalam cerita ini sangat kental 'Jakarta'-nya karena gue memang menghabiskan sebagian besar masa kecil gue di sana. Meski teman-teman kuliah gue menggunakan Bahasa Jawa dalam kesehariannya, tapi seringkali mereka menggunakan Bahasa Indonesia saat berbincang dengan gue.

Bukannya gue nggak bisa Bahasa Jawa, tapi sepertinya temen-temen gue nggak kuat nahan tawa kalo denger gue ngomong pake Bahasa Jawa. Gue inget waktu gue ngomong 'jancuk' untuk pertama kalinya. Hasilnya, gue dicengin selama seminggu karena menurut mereka logat gue parah banget. Gue membatasi penggunaan Bahasa Jawa sejak saat itu, tapi tetep melatih logat 'jancuk' gue supaya terkesan mantab.

Gue ngerasa belum resmi kuliah di Surabaya kalo belum fasih ngomong 'jancuk'. Ini perbendaharaan kata yang digunakan hampir tiap saat oleh temen-temen gue dimanapun dan kapanpun, tidak mengenal tempat dan waktu. Oh, kecuali waktu shalat (takut kualat) atau di depan ortu gebetan tentunya (takut dicoret dari daftar calon mantu).

Nama-nama karakter dalam Kampus Koplak ini sudah gue samarkan demi menjaga nama baik mereka, meski gue sangat meragukan jika mereka masih memilikinya. Namun gue sungguh bersyukur pernah mengenal dan menghabiskan waktu bersama mereka.

Gue menyelesaikan cerita ini diiringi lantunan we are young-nya Fun, kalo dipikir lagi, titel lagu ini cocok banget dengan kisah-kisah dalam Kampus Koplak. Yeah, we're still young at that time. Eh tapi bukan berarti gue sekarang udah tua ya, gue masih setampan Tom Cruise (ngarep) dan jiwa muda gue masih terus membara. Uuooohh!


Hendra Adi



Kampus KoplakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang