Last Chapter :
"Apa kamu masih membenciku, Hana-chan?"
"Untuk apa aku menjawab pertanyaanmu itu Akabane-san? Jika kamu tahu aku akan menjawab apa."
"Hei, kamu suka pada...Asano, kan? Padahal aku menyukaimu," Hana terkejut dan melihat Karma disampingnya dengan tidak percaya.
-------
Hana bingung, apa maksud dari pertanyaan Karma. Dia menyukai Asano? Itu tidak mungkin, karena Asano lebih memilih mengikuti ambisinya untuk mengalahkan kepala sekolah yang merupakan ayahnya sendiri. Lantas, mengapa setan merah itu bertanya apakah Hana menyukai Asano dan menyatakan sebuah pertanyaan?
"Apa maksudmu?"
"Kau tidak dengar yah? Aku menyukaimu." Sekali lagi Hana ingin mencairkan hatinya yang telah membeku karena kejadian yang menimpanya. Tapi apakah Karma dapat ia percaya?
"Kamu sedang bercanda, kan?"
"Hee, kamu dapat menebaknya yah? Tentu saja aku bercanda, mana mungkin aku menyukai pengarang aneh sepertimu."
Dahi Hana berkerut menandakan ia marah. Betapa bodohnya dia, Karma merupakan seorang murid terjahil yang pernah ia temui di dunia ini. Jika saja Isogai dan teman-teman sekelas mereka tidak datang, Hana pasti sudah melesetkan pelurunya ke otak laki-laki berwajah setan tersebut hingga Karma terbaring dengan darah yang keluar dari kepalanya.
"Ohayou, Hana-chan," sapa Isogai padanya. Hana mendongkak dan tersenyum tulus kepada Isogai.
"Ohayou mo, Yuuma-san. Ada perlu apa?"
"Hana-chan, tadi aku bertemu Asano, dia bilang ingin mengajakmu pergi kesebuah festival buku dekat tempat kerjaku. Yah, hanya itu saja,"
Isogai pergi ke bangkunya dan berbicara dengan Maehara. Sedangkan Hana terlihat senang ketika Asano mengajaknya. Namun, dibalik itu, Karma yang memang sengaja menguping memiliki rencana jahil untuk Hana dan Asano. Tak lama seorang guru bertentakel masuk kedalam kelas.
"Ohayou gozaimasu!" Sapa sang guru yang bernama Koro menyapa mereka.
"Ohayou gozaimasu, Koro-sensei!" Jawab semua murid di kelas tersebut.
Seharusnya jam pelajaran di mulai sejam lagi, tapi sang guru telah datang. Hal tersebut membuat mereka yang berada di kelas heran dan bertanya-tanya. Selain Koro-sensei terlihat Irina-sensei dan Karasuma-sensei dibelakangnya. Adakah hal penting hingga mereka bertiga sudah datang dan tanpa membawa satupun buku maupun senjata?
"Sensei, bukankah jam pelajaran masih dimulai sekitar sejam lagi?" Tanya Kayano antusias.
Koro-sensei menjawab dengan wajahnya yang berubah warna dari kuning menjadi orange dengan lingkaran merah disisi mukanya yang bulat. Sedangkan Karasuma-sensei menggeser tubuh Koro-sensei dan berdiri di sampingnya.
"Kepala sekolah akan datang kemari bersama ketua OSIS. Mereka ingin mengecek kelas yang berada di sini. Jadi, bersihkan kelas dan bawa semua peralatan dari pemerintah ke gudang!" Perintah Karasuma-sensei.
"Ha'i"
Semua murid termasuk Hana segera bergegas membersihkan ruangan kelas mereka dan menyembunyikan peralatan untuk membunuh Koro-sensei. Hana sedikit penasaran, apakah setan merah juga akan membantunya? Iris violetnya melirik ke arah bangku Akabane Karma. Dan kalian tahu, apa yang ditemukannya?
Kosong. Dia pun melirik ke bangku Manami.
Tak ada siapapun di sana.
Mungkinkah?
"Hana-chan, tolong cari Okuda-san dan Karma-kun." Titah Koro-sensei.
Baru saja dia berfikir tentang keduanya yang pergi membolos walau Hana tahu, sahabatnya tidak ungkin membolos. Dan satu-satunya yang patut ia salahkan adalah Karma. Hana menurut atas perintah Koro-sensei untuk mencari dua manusia yang hilang di telan bumi dan terhapus waktu (Author : terlalu lebay yah?).
Hana mencoba melihat ke halaman belakang sekolah. Suasana di belakang sekolah memang begitu tentram dan tempat ini pernah mengajaknya untuk membolos dari pelajaran Irina-sensei, meskipun bahasa merupakan pelajaran yang amat ia sukai. Hana menggelengkan kepalanya, bukan waktunya bernostalgia atau apalah itu. Dia harus menemukan Karma dan Manami.
KARMA P.O.V
Setelah mendengar monster yang merupakan guruku itu bicara mengenai kepala sekolah dan anaknya yang angkuh akan datang, segera saja aku kabur. Angin yang begitu menyejukkan membuatku ingin tertidur kini menghilang setelah kutemukan seorang perempuan bersurai merah darah berjalan kebingungan. Sepertinya Hana mencari seseorang, mungkin Manami.
"AKABANE KARMA NO BAKA, KAMU DIMANA???" Teriaknya begitu terdengar hingga mata yang hampir kupejamkan kembali terbuka.
Aku mengintip dari balik semak-semak, dia benar-banar marah. Seharusnya Nagisa saja yang datang kemari dan memarahiku daripada siluman aneh seperti dirinya. Sekali lagi kuintip dia. Dia memegangi kepalanya seperti kesakitan dan mulai terjatuh.
"Kuharap tidak ada siapapun, disini." Katanya dengan penuh kesakitan.
Rambut merahnya menjadi beberapa tentakel, sama seperti Itona Horibe. Tentu aku akan terkejut melihatnya, tapi rahasianya sudah terbongkar. Kurasa ini bisa menjadi kenakalan yang bagus untuk merusak acara Hana dan Asano.
Berpikir tentang Asano, aku merasa sangat marah. Terbayang olehku, tangan mungil Hana yang di gengam mesra oleh Asano. Atau, saat mereka bertukar canda. Aku tidak tahu mengapa, tapi itu membuat hasrat untuk melindungi seseorang muncul.
Kulihat Hana tidak berada di tempatnya. Dan aku baru menyadari...
"Akabane-san, aku menemukanmu."
Kulihat kearah belakang dan kutemui sosoknya yang sudah marah di hadapanku. Kukeluarkan senyum jahilku kepadanya yang jarang kuberikan pada perempuan lain. Tentakel yang kulihat kini telah menghilang dan tergantikan dengan rambutnya yang tiba-tiba memanjang.
"Ne, dimana tentakel mu Hana-chan." Dia terdiam, raut mukanya tiba-tiba berubah tidak percaya.
"Da-darimana ka-kau t-t-tau?"
"Kulihat tadi. Ah, bagaimana jika aku sebarkan ini dan kuberitahu pemerintah saja?"
Hana lebih kaget dan dia tertunduk lemas. Mata violetnya begitu kosong tidak menyiratkan apapun.
"Kumohon jangan, Karma. Kau boleh melakukan apa saja." Hana memegang jaket hitam yang sering kukenakan. Dan lagi, tumben sekali dia memanggil nama depanku. Tiba-tiba ide jahil tertanam di otakku agar Asano tidak mendekati Hana.
"Baiklah, jadilah pacarku."
T.B.C
KAMU SEDANG MEMBACA
Because You Vocalist and I'm Writer[A.KarmaxOC]
Fanfiction'Seharusnya aku dapat merelakanmu, karena aku memang tidak menyukaimu. Tapi, kenapa aku begitu takut dan menangis setiap senyum setanmu yang menyerupai senyum palsu Koro-sensei tidak hadir ketika kamu bersamanya? Dan kenapa kamu tidak sedikitpun mel...