Second Kiss (Spesial Story)

230 26 8
                                    

Hana sebentar lagi ulangtahun dan wajar saja teman-temannya tidak tahu mengenai hal itu. Mungkin karena sedang datang bulan atau karena perasaannya yang makin campur aduk ditambah sang pacar yang menyukai sahabatnya membuat dia kesal setengah mati. Untung itu tidak berlangsung lama.

Ucapkan terimakasih pada Gakushuu, dia adalah orang yang membuat Hana kembali tersenyum bahagia seperti hari-hari sebelumnya. Di bangkunya kini terdapat sebuah boneka beruang dengan mawar. Dia amat bersyukur memiliki pria tampan itu sebagai... sahabatnya.

Cukup.

Karma bilang dia ingin menjalin kasih dengan Hana itu serius. Huh, tapi apa buktinya? Karma bahkan hanya duduk santai dan jika diperhatikan, ia layak seperti orang yang sedang tidur! Pacar mana yang mau diacuhkan seperti ini. Huh? Sepertinya dia memang salah menerima ajakan Karma sejak awal. Kalau waktu bisa diputar kembali, lebih baik dia menolak mentah-mentah tawaran Karma dan terus menjalani hidupnya dengan tenang tanpa bayangan setan merah itu yang sering menghantuinya!

"Karma," panggil Hana sekali. Karma masih tidak merespon dirinya, sementara beberapa orang memperhatikan mereka.

Sekali lagi, Hana kembali memanggilnya,"Karma,"

"Hm," balas gumam dari laki-laki yang membuat Hana harus sabar setengah mati.

"SETAN MERAH BANGUN SEKARANG JUGA ATAU AKU BONGKAR RAHASIAMU!" bentak Hana nyaris membuat seluruh mahkluk hidup bangun. Tak terkecuali kekasih merahnya.

"Nani? Aku masih ngantuk," jawab Karma.

"Ayolah... Karma... aku ingin pergi ke festival bersamamu," rengek Hana. Biarlah, hari ini saja dia ingin manja pada pria -ehem- yang dia -ehem- cintai.

"Aku cape, pergi sana bareng Asano sialan itu! Kalau kurang ajak sana Maehara atau Isogai!" balas Karma dan bergegas meninggalkan Hana yang berdiri mematung di bangkunya.

Hana menyerah dengan itu. Mungkin Karma memang pura-pura saja. Mungkin dia memang lelah. Mungkin dia... tak ada waktu untuknya mengingat Karma sekarang menjadi seorang penyanyi yang sedang naik daun.

Tapi bagaimana jika sebenarnya selama ini Manami masih ada di hati Karma? Bagaimana kalau dia bukanlah orang yang Karma inginkan? He, dulu dia memang pacar pura-puranya kan? Perasaan itu sudah lama hilang kan?

Ah sudahlah...

Daripada itu mendingan dia menelpon sahabatnya dan mengajaknya jalan-jalan.
-------------------------------

"Hana ini cocok untukmu," kata Gakushuu padanya. Tangan kirinya memegang sebuah jepit yang Gakushuu pakaikan padanya.

"Arigatou," balas Hana.

Mereka kembali berjalan hingga sampai di sebuah taman yang begitu indah. Di taman itu, Hana  menginginkan Karma yang ada di sampingnya. Banyak pasangan yang berjalan berdampingan dan entah mengapa membuatnya iri.

"Kenapa harus Akabane?" tanya Gakushuu tiba-tiba. Tidak mengerti apa yang dimaksud, Hana melihatnya.

"Shuu-kun, apa maks--" ucapannya terhenti karena sesuatu yang hangat menahanya.

Gakushuu menciumnya. Dan itu ciuman pertamanya!

"Hana aku selalu menyukaimu, tapi kenapa harus Akabane? Katakan padaku, apa dia lebih baik daripada aku?!" Hana ingin bicara tapi insiden sebelumnya benar-benar membuatnya kaget. Mengapa harus Karma?

Ya, satu di pikirannya... kenapa harus Karma?

Tap!

Seseorang menariknya ke belakang dan memeluknya. Dia didekap oleh seseorang yang di tidak tahu. Tapi, melihat kemarahan Gakushuu, Hana bisa tahu siapa orang yang mendekapnya. Siapa yang bisa membuat Gakushuu marah hingga seperti itu.

"Kenapa harus aku? Itu pertanyaan bodoh. Hana adalah kekasihku, dan dia memilihku bukan kau! Aku harap pendengaranmu masih bagus untuk mendengar itu,"

Akabane Karma.

"Tentu, tapi aku tidak akan menyerah untuk mendapatkan Hana!" melihat Gakushuu seperti itu Hana sedikit risih, belum lagi Gakushuu memaka Karma melepas dekapannya pada Hana. Dan Karma tidak mau melepaskannya. Mungkin.

-------------------------

Kepergian Gakushuu malah membuat keadaan semakin canggung. Belum lagi, Hana hanya bisa menatap jauh kekasihnya yang sepertinya menghindarinya.

"Bukannya kamu bilang, kamu cape?" akhirnya Hana membuka suaranya.

"Lalu membiarkanmu berduaan dengan orang sialan itu?" jawab Karma.

"Kamu yang menyuruhku," timpal Hana tidak terima.

"Aku tidak pernah menyuruhmu jalan dengan orang itu,"

"Kau menyuruhku, Tuan Akabane Karma!"  balas Hana masih tidak terima.

"Apa saja yang kalian lakukan sebelumnya?" Hana bungkam. Dirinya yang sejak tadi bicara kini harus menutup rapat-rapat mulutnya. Bagaimanapun Karma tidak boleh tahu tentang ciuman pertamanya. "Katakan,"

"Tidak ada apa-apa," balas Hana. Karma yang tidak terima segera mendekat kearahnya.

Hana duduk semakin menjauh, dia tidak ingin ada hal yang terjadi lainnya. Tapi, sepertinya dia tidak sempat menghindar lagi. Sekarang dirinya terlah dikunci dari dua sisi. Wajah evil milik Karma benar-benar menakutkan. Senyum evil miliknya tlah terlihat.

"Mau mengatakannya atau... aku menciummu?" Hana tidak menjawab. Dibiarkannya Karma yang menciumnya.

Hana diam tidak membalas, tapi dia memukul dada bidang Karma karena pasokan oksigen yang hampir habis.

"Ciuman... Karma," ucap Hana lirih. "Ini... Ciuman pertama kita?"

"Bukan yang kedua," kata Karma santai.

"Eh?" Hana terlihat bingung sementara Karma kembali menciumnya.

"Jangan menghitung lagi, Selamat ulangtahun Hana,"

-------------------------------

Sebelum Author fokus di kehidupan nyata. Author kirim ini sebagai cerita akhir hingga Author selesai dengan Ujian sekolah yang menanti.

Jangan sedih ^_^

Because You Vocalist and I'm Writer[A.KarmaxOC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang