ELB Part 8

44 2 0
                                    

"Ke......kenapa " Kata Reza, seolah menguatkan hatinya.

padahal Ia sudah tidak mau mendengar kata lebih banyak lagi dari Fida, tak hanya Fida yang merasakan ribuan jarum itu di dadanya, Reza lebih parah bukan hanya ribuan tapi seolah langit runtuh menimpanya, hatinya remuk redam, tubuhnya bergetar seolah tak bertulang, akankah Ia ditinggalkan oleh orang yang amat sangat dicintainya lagi, dan meninggalkan luka yang takan pernah sembuh. Fida hanya tertunduk berurai air mata, tak sepatah kata pun keluar dari bibirnya hanya getar isakan yang menjawab seolah ia menolak cinta Reza.

"Ba... baiklah...! Aku terima keputusanmu..." Kata Reza lalu bangkit dengan hati terluka.

suasana masih hening, terdengar beberapa orang seperti menarik nafas kecewa, hati Reza seperti remuk tak berbentuk, kepingan hatinya yang tersisa kini hanya tinggal puing-puing yang tak berguna, baru saja pintu hatinya mulai terbuka, kini harus tertutup lagi mungkin untuk waktu yang cukup lama. Reza berjalan menjauh dari Fida yang masih terisak.

" A Ejja tunggu..."Kata Fida setelah melihat Reza pergi beberapa langkah meninggalkannya.

terlihat Fida menarik nafas panjang, Reza berhenti tanpa menoleh kearah Fida, sudah cukup baginya untuk menelan Pil kekecewan lagi, itu artinya jika ia menoleh lagi maka sama saja ia menggantungkan pedang dilehernya.

"Maaf kan aku A..... Aku..." Kata Fida namun kalimatnya langsung di potong oleh Reza.

"Tidak apa-apa Neng, aku paham, aku mengerti, aku memang tidak baik untukmu, aku tak layak untuk..."

"Seza Zakarya..! Dengakan aku dulu...." Teriak Fida agak keras yang sukses membungkam Reza seketika dengan tenaga yang masih tersisa Reza mencoba menguatkan hatinya yang semua orang tahu kalau ia dalam keadaan rapuh, ia mencoba tersenyum mendengarkan lanjutan kalimat Fida.

"Maafkan aku A, aku tidak bisa... Aku tidak bisa menolakmu, aku tidak bisa jauh darimu sekuat dan seberapa keras aku berusaha menjauh darimu, tapi hatiku tetap saja menuntunku padamu..." Kata Fida dengan senyum terlukis indah.

Mata Reza terbelalak, ia terdiam dan terpaku, ia seperti mimpi mendengr kalimat Fida dan jika ini sebuah mimpi ia berharap tak ada satu orang pun yang membangunkannya.

"Be.... benarkah! ini tidak bercanda kan, kamu sedang tidak mempermainkan perasaanku'kan" Kata Reza memburu dengan setengah tak percaya sedang Fida hanya mengangguk pasti hati Reza seolah terlonjak kegirangan. Ia berlari menghampiri Fida siap memeluknya.

"Eitssss kalau Mau peluk bawa aku kepenghulu..." Cegah Fida, kata-kata Fida membuat Reza akhirnya memeluk udara.

"Kita kan sudah jadi pacar..." Kata Reza meringis malu. "Masih pacar, PACAR.... Dan pacar belum tentu jadi pendamping hidup, Fida tidak mau rugi Karena pacaran bukan ikatan apa-apa"Kata Fida, Reza hanya menangguk senang tanda mengerti.

"Tidak apa-apa, yang penting aku, kamu sekarang menjadi kita " Ucap Reza

"Akan lebih indah kalau Aku, Kau berada di KUA " Ucap Fida.

Reza hanya tergelak mendengar kata-kata Fida lalu ia kembali membuka kotak belduru berisikan cincin berlian bermata biru itu kemudian menyematkan cincinnya dijari manis kiri Fida. Terdengar riuh tepuk tangan penghantar kebahagiaan Reza dan Fida, mereka berdua bepandangan sekilas, saling melempar senyum lalu tertunduk malu-malu. Malam ini malam yang sangat indah bagi Reza jika ia bisa menghentikan waktu, maka ia ingin waktu itu berhenti di detik ini, waktu yang tak ada lagi kesedihan, tak ada lagi luka, tak ada lagi air mata yang ada hanya kebahagian, bunga-bunga cinta itu kini bertebaran hingga dapat tercium wewangiannya, dan tentu saja itu berasal dari Reza.

...... Engkau Laksana Bulan.....

"Sekarang aku tahu Ega punya suara bagus dari siapa..." Ujar Fida saat mereka dalam perjalanan pulang kerumah kang Kurdi.
"Ternyata suara Aa itu.. indah, merdu, "jlebbb" Langsung kesini" Kata Fida sambil memegang dadanya.

Engkau Laksana BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang