(Namakamu) menatap resah jam tangan miliknya.
07.20
Begitulah angka yang tertera pada jam tangannya. Ini berarti 5 menit yang lalu gerbang sudah ditutup. Dan sialnya mereka masih terjebak di lampu merah.
"Kak ini sih udah telat," gerutu (Namakamu).
Lampu berubah menjadi kuning, lalu hijau. Iqbaal tersenyum di balik helmnya. Ia mulai menjalankan motornya ke arah sekolah. Namun saat terdapat dua belokan, Iqbaal malah membelokan motornya ke arah yang berlawanan dengan arah sekolah.
Alis (Namakamu) bertaut. "Kok?" tanya (Namakamu) bingung. Namun Iqbaal tidak menjawab. Akhirnya (Namakamu) memilih untuk diam dan melihat akan dibawa kemana ia nanti.
****
Iqbaal memasukan motornya pada garasi sebuah rumah tua. Banyak kendaraan disini. Motor dan mobil yang mungkin harganya sangat mahal, namun mengapa semuanya terparkir di rumah tua ini?
Rumah dua lantai yang tampak kusam dan tak terawat.
(Namakamu) turun dari motor, lalu disusul oleh Iqbaal. "Ini tempat apa kak?" tanya (Namakamu) bingung.
"Ikut gue." Iqbaal menggenggam lengan (Namakamu) lalu nenariknya dengan lembut.
Hal yang (Namakamu) fikirkan saat memasuki rumah ini pasti kotor, berdebu, banyak binatang dan gelap. Namun semuanya tertepis saat Iqbaal mengajaknya masuk.
Kondisi didalam dengan diluar sangat berbeda. Didalam rumah ini sangat bersih, terang, banyak lampu berkelap-kelip, musik yang disetel keras, beberapa meja billyard, sofa untuk sekedar bersantai... ah pokoknya sangat jauh dengan pemikiran (Namakamu). Tempat ini terlihat seperti tempat tongkrongan atau mungkin club. Banyak yang menari-nari dengan baju sekolah yang berbeda-beda.
"Kak ini?" tanya (Namakamu) yang lagi-lagi kebingungan.
"Ini kayak semacam tempat tongkrongan bolos yang pas." jawab Iqbaal lalu mengajak (Namakamu) duduk di salah satu sofa.
"Lo sering ke sini?" tanya (Namakamu).
Iqbaal menggeleng. "Ini yang ke dua, gue tau tempat ini dari Isyraf. Tempat ini emang sering dipake tongkrongan anak-anak yang bolos. Lo bisa liat gimana asiknya tempat ini." ucap Iqbaal menerangkan.
(Namakamu) mengangguk-anggukan kepalanya. "Not bad." komentar (Namakamu).
"Weitss wazzup bro?" tanya seseorang yang baru datang. Dia adalah Isyraf. Masih ingat dengan cowok di gym yang ngasih nomor hp dan id line nya?
Isyraf berhighfive dengan Iqbaal lalu mengalihkan pandangannya ke arah (Namakamu). "Eh elo? jadi lo beneran punya Iqbaal? sayang banget, padahal gue nunggu sms atau chat dari lo." Isyraf membuat wajahnya menjadi murung.
Iqbaal mengusap kasar wajah Isyraf. "Kan udah gue bilang dia punya gue." ucap Iqbaal mengingatkan.
(Namakamu) tersenyum mendengar kata-kata barusan.
"Ada apa ke sini?" tanya Isyraf lalu duduk di sebelah Iqbaal.
"Bolos." jawab Iqbaal singkat.
"Tumben lo? katanya mau jadi bener?" tanya Isyraf lagi.
Iqbaal memutar bola matanya dengan malas. "Gue bener, sifat gue yang gak bener. Mendingan ambilin gue 2 kaleng soda, terus lo main sama gue." Iqbaal mendorong tubuh Isyraf.
Isyraf mendengus lalu pergi berlalu.
"Lo bisa main billyard?" tanya Iqbaal yang kini melihat ke arah (Namakamu).