"Setelah gue rebut pacar lo, sekarang lo ke mantan kesayangan gue? Lo mau balas dendam hah?"
Suara Amanda membuat (Namakamu) melepaskan pelukannya. (Namakamu) menatap Amanda dengan tatapan penuh kebencian. "Emang gak tau malu ya lo, udah tidur bareng ex-bf gue lo masih berani ngakuin kak Iqbaal sebagai mantan lo setelah lo selingkuh sama bokapnya?" ucap (Namakamu) dengan sinis.
Ucapan (Namakamu) membuat orang-orang memusatkan pandangannya kepada Amanda. Amanda menggeram kesal. Tangannya sudah mengepal. Wajahnya mulai memerah. "Cabut Zid," perintah Amanda lalu pergi memasuki mobilnya dan segera meng-gasnya dengan kecepatan tinggi.
Zidny dan CaBe pun mengikuti perintah Amanda. Mereka bertiga masuk ke dalam mobil Zidny lalu pergi.
"Bitch everywhere huh?" Steffi berdiri di samping (Namakamu) seraya menatap kepergian mobil Zidny.
"Tenang aja, kita bakal selalu disamping lo kok." Salsha menepuk pundak (Namakamu).
****
(Namakamu) menatap penampilannya hari ini dari pantulan cermin. Hari ini ia menguncir rambutnya menjadi ekor kuda. Dengan beberapa helai rambut yang tidak terikat. Tak lupa dengan jaket hitam The Queen dan sepatu nike berwarna hitam.
Hari ini Iqbaal akan menjemputnya. Sebenarnya (Namakamu) tak pernah melakukan hal ini pada pada mantan-mantannya terdahulu, termasuk Ari. Namun di depan Iqbaal (Namakamu) ingin terlihat sangat cantik dan menawan. Mungkin kedatangan Amanda yang ternyata adalah pacar Iqbaal yang berselingkuh dengan Ayahnya sendiri, membuat (Namakamu) sangat takut akan kehilangan Iqbaal. Meskipun Iqbaal sudah berjanji tidak akan meninggalkannya, hal itu tidak membuat perasaan was-was (Namakamu) hilang begitu saja.
(Namakamu) segera berlari menuruni tangga lalu keluar rumah. Semua keluarganya sedang tidak ada di rumah. Mamah dan Papahnya memiliki acara bisnis, sedangkan kakaknya Bily sedang menginap dirumah temannya.
(Namakamu) melihat ke arah jalan, mencari-cari motor ninja hitam milik Iqbaal. Namun hasilnya nihil. Tidak ada motor ninja. Yang ada hanya beberapa mobil yang terparkir didepan rumahnya masing-masing.
'brum..'
(Namakamu) segera melihat ke arah mobil sport berwarna merah yang berhenti tepat di depan rumahnya. Atap mobil tersebut mulai terbuka, menampilkan sosok lelaki dengan seragam yang sama dan kaca mata hitam yang bertengger di hidungnya. Dua kancing teratas baju lelaki tersebut tidak dipasang memperlihatkan sedikit dada bidangnya.
(Namakamu) tersenyum lalu dengan segera menghampiri mobil tersebut. "Tumben kak pake mobil." (Namakamu) masuk lalu duduk di samping lelaki tersebut.
"Lagi pengen aja kok, lagian gue gak rela liat lo pake rok pendek naik motor."
(Namakamu) memutar bola matanya malas. "Gue juga gak rela ya liat kak Iqbaal pake baju kancingnya kayak gitu. Mau tepe tepe?" tanya (Namakamu) sinis.
Lelaki itu tersenyum. Iqbaal, ya. Siapa lagi kalau bukan Iqbaal?
Lelaki yang akhir-akhir ini membuat hidupnya penuh warna, tantangan juga kejutan.
(Namakamu) segera meraih kancing Iqbaal lalu memasangkannya. Menarik sedikit baju Iqbaal untuk memperdekat jarak di antara mereka berdua agar lebih mudah memasangkannya.
(Namakamu) menepuk-nepuk baju Iqbaal seraya tersenyum puas. "Kalo gini kan gue tenang." gumam (Namakamu) yang masih menatap ke depan dada Iqbaal.
Iqbaal terkekeh lalu mengecup puncak kepala (Namakamu). "Anything for you." ucap Iqbaal sebelum akhirnya menancap gas untuk segera pergi ke sekolah.
****
"(NAMAKAMU)!"
(Namakamu) segera menutup ke dua kupingnya. Ia baru saja turun di parkiran bersama Iqbaal dan Salsha dengan suara 'emas' nya itu datang begitu saja, di ikuti Steffi dan Wirda di belakangnya.