Salsha berjalan terengah-engah menuju (Namakamu), Iqbaal dan Steffi yang sedang berada dikelas X MIA 2.
"Lo hhh..." Salsha mengambil nafasnya dulu untuk melanjutkan ucapannya yang terpotong. "... harus liat ke kelas Amanda." lanjut Salsha.
(Namakamu), Iqbaal dan Steffi hanya memasang wajah kebingungan seraya menatap Salsha.
"Cepetan!" perintah Salsha seraya menghentakan kakinya lalu pergi duluan.
****
X MIA 5 kini tampak sangat ramai daripada yang biasanya. Sebenarnya (Namakamu) juga masih belum mengerti apa yang terjadi dengan kelas Amanda.
Salsha berteriak kencang memerintah yang menghalangi akses masuknya untuk menyingkir. Dan dengan sekali teriakan mereka semua memberi jalan pada The Queen dan Iqbaal.
"KATANYA LO MAU BANTUIN GUE?!"
(Namakamu) mulai mendengar samar-samar apa yang terjadi hingga akhirnya terdengar jelas dan ia dapat melihatnya dengan mata kepalanya sendiri.
Zidny dan Amanda yang berkondisi kacau. Caca dan Bella pun ada tepat di belakang Zidny, namun kondisi mereka berdua biasa saja. Berbeda dengan Zidny, ketua mereka. Zidny kini bermata sembab, wajah dan hidungnya memerah, rambutnya acak-acakan, kancing pertama seragamnya hampir terlepas.
"GUE EMANG BANTU LO!" Amanda yang tidak kalah mengenaskannya dengan penampilan Zidny berteriak membalas ucapan Zidny. "GUE BANTU LO BUAT BATTLE OR SOMETHING NGELAWAN THE QUEEN." lanjut teriak Amanda.
Tangan Zidny terangkat lalu menunjuk tepat ke wajah Amanda. "TAPI GUE GAK MINTA LO BUAT IKUT REBUT IQBAAL!" Zidny menatap Amanda kini dengan mata nya yang berkaca-kaca dan memerah.
(Namakamu) segera menggenggam lengan Iqbaal dengan kuat. Iqbaal tersenyum menatap wajah (Namakamu) yang berubah seperti khawatir. Iqbaal menarik lengan (Namakamu) hingga tubuh (Namakamu) jatuh tepat kedalam pelukannya.
Mata (Namakamu) terbelalak kaget. Namun tak lama (Namakamu) mulai membalas pelukan Iqbaal.
Iqbaal pun ikut mempererat pelukannya. "Lo jangan khawatir, gue gak bakal berpaling dari lo." bisik Iqbaal lembut tepat di telinga (Namakamu).
"LO TUH GAK TAU APA APA!!!" Amanda menepis jari Zidny yang menunjuk wajahnya dengan marah. "JAUH SEBELUM LO KENAL IQBAAL, GUE UDAH KENAL LEBIH DULU." kini wajah Amanda menengok ke samping menatap (Namakamu). "GUE. UDAH . KENAL. DULUAN." Amanda mempertegas setiap katanya seraya menatap (Namakamu) sejenak lalu memalingkan wajahnya lagi ke arah Zidny.
(Namakamu) mempererat pelukannya. Membuat Iqbaal menghela nafas lalu mengusap-usap punggung (Namakamu).
Iqbaal melepaskan pelukannya lalu menarik lengan (Namakamu). Membawanya pergi entah kemana.
****
Taman belakang sekolah. (Namakamu) sudah dapat menebak dari jalan yang mereka lewati. Dan benar saja Iqbaal mengajaknya ke salah satu bangku taman belakang sekolah.
Iqbaal berhenti di salah satu bangku lalu mendudukan tubuh (Namakamu) di bangku tersebut. Iqbaal sendiri kini duduk disamping (Namakamu).
Iqbaal memegang lembut wajah (Namakamu) lalu membelokannya untuk menatap wajahnya.
Wajah (Namakamu) menunduk tidak mau menatap Iqbaal. "Gue gak tau." (Namakamu) mulai berbicara dengan posisi kepala yang masih menunduk. "Gue gak tau kenapa gue jadi lemah waktu Amanda bilang bakal rebut lo. Gue gak ngerti." lanjut (Namakamu) lagi.
"Hey... liat mata gue." Iqbaal memegang dagu (Namakamu) lalu mengangkat wajahnya.
Mata (Namakamu) yang kini berkaca-kaca menatap mata Iqbaal yang tampak tenang.
"Kenapa heum..." tanya Iqbaal lembut.
"Gue," (Namakamu) menggantungkan ucapannya. "kepikiran ucapan Amanda yang tadi." (Namakamu) kembali menunduk.
Iqbaal mengusap rambut (Namakamu) lalu memegang kedua pipi (Namakamu) dan kembali mengangkat wajahnya. "Lo tau?" tanya Iqbaal.
"Amanda emang yang pertama kenal, tapi hati gue yang sekarang buat lo. Dan gue percaya kalo lo yang terakhir." ucap Iqbaal kembali.
Tak lama Iqbaal memajukan wajahnya lalu menempelkan bibirnya dengan bibir (Namakamu). Hanya menempel, tanpa gerakan lain.
Iqbaal menjauhkan kepalanya. "Lo percaya?" tanya Iqbaal.
(Namakamu) mengangguk walau sedikit ragu.
Tanpa mereka sadari, kegiatan mereka tadi membuat seseorang yang memperhatikan sedari tadi mengepalkan lengannya. Tekad orang itu menjadi semakin kuat setelah melihat kejadian tadi.
Orang itu mengambil rokok dari sakunya lalu membuang bungkusnya. Membakar puntung rokok tersebut dan kemudian menghirupnya.
Asap rokok tersebut mengepul saat ia menghembuskan nafas. "Ini gak boleh terjadi." ucapnya lalu pergi begitu saja.
****
(Namakamu) melemparkan tasnya lalu meloncat dan jatuh tepat diatas tubuh Iqbaal. Wajah (Namakamu) memerah saat melihat wajah Iqbaal yang hanya beberapa centi. (Namakamu) segera berdiri lalu menepuk-nepuk roknya untuk membersihkan sedikit debu.
Sedangkan Iqbaal sendiri segera berdiri lalu melakukan hal yang sama seperti (Namakamu).
Ini masih jam pelajaran ketiga, namun Iqbaal mengajaknya untuk bolos dan (Namakamu) menyetujuinya. Mobil Iqbaal sengaja Iqbaal tinggalkan disekolah agar mempermudah aksi bolosnya, ia hanya tinggal menyuruh supirnya untuk mengambil mobilnya pulang sekolah nanti.
Iqbaal segera memungut tas (Namakamu) lalu meraih lengan (Namakamu) dan mengajaknya berlari.
"Mau kemana dulu kak?" tanya (Namakamu).
"Toilet umum, lo bilang tadi lo bawa ganti kan?"
"Hmmm..."
****
Iqbaal dan (Namakamu) telah berganti baju. Dan kini mereka berada di salah satu halte bus yang nantinya akan di lewati oleh bus gratis yang disediakan pemerintah kota Jakarta untuk keliling ke beberapa tempat di Jakarta.
"Mau ngapain sih kak?"
"Tour cinta buat lo."
****
Tamatin di part 20 aja ya? btw sorry pendek:3
@srmwlnd