(Namakamu) mengusap-usap perutnya yang sudah kenyang. "Kak balik yuk," ajak (Namakamu).
"Masih jam 11, masih waktu sekolah. Entar lo dimarahin orang tua lo." jelas Iqbaal seraya menatap jam tangannya.
"Terus kemana? gue bosen disini." (Namakamu) menggembungkan pipinya.
"Ke apartemen gue mau? lo bisa nonton atau apa kek terserah lo." tawar Iqbaal.
(Namakamu) berfikir sejenak lalu mengangguk ragu. "Boleh deh." ucap (Namakamu) akhirnya.
****
Iqbaal menghentikan motornya disamping halte bus. "Kita neduh dulu gimana? hujan nya makin besar." ucap Iqbaal dengan agak keras.
"Kenapa harus takut sama hujan?" (Namakamu) tersenyum.
"Lo yakin mau basah-basahan?" tanya Iqbaal memastikan.
"Why not?"
Iqbaal segera menyalakan motornya kembali lalu menancap gas. "Kalo dingin, peluk gue." ucap Iqbaal.
(Namakamu) kembali tersenyum lalu memeluk Iqbaal. Merasakan hangatnya tubuh Iqbaal yang menjalar ketubuhnya.
****
'Titt...'
Pintu apartemen Iqbaal terbuka. Iqbaal dan (Namakamu) segera masuk dengan keadaan mereka yang basah kuyup.
Iqbaal langsung membuka seragamnya. Memperlihatkan perut kotak-kotak yang ia miliki. Apalagi kini keadaan perutnya itu basah karena air hujan.
'Glek'
(Namakamu) meneguk salivanya. Sudah berapa lama ia tidak menyentuh perut itu.
Iqbaal berlalu menuju kamarnya lalu mengambil baju ganti untuknya sendiri. "Jangan diliatin terus," Iqbaal mengusap lembut wajah (Namakamu).
(Namakamu) mengerucutkan bibirnya. "Kan udah lama gue gak liat abs lo, masa gak boleh sih. Kalo gitu gue liat abs kak Aldi aja deh." (Namakamu) memalingkan wajahnya ke samping.
Iqbaal memegang wajah (Namakamu) lalu menghadapkannya dengan wajahnya sendiri. Wajah Iqbaal mendekat ke arah wajah (Namakamu). "Lo boleh pegang sepuasnya setelah lo ganti baju." ucap Iqbaal lalu memundurkan wajahnya.
(Namakamu) termangu. Ia masih dapat mencium bau mint dari mulut Iqbaal.
"Udah cepet ganti baju kalo mau pegang." ucap Iqbaal lalu terkekeh. "Lo pilih aja baju yang ada di lemari, terus langsung ganti dikamar gue. Gue ganti dikamar sebelah." ucap Iqbaal lagi. Iqbaal mengacak-acak rambut (Namakamu) lalu pergi ke kamar sebelah.
(Namakamu) menggigit bibir bawahnya lalu berlari kecil menuju kamar Iqbaal. "Ganti baju terus pegang abs kak Iqbaal yuhuuu..." (Namakamu) segera menutup dan mengunci pintu kamar Iqbaal.
Bau parfum milik Iqbaal langsung tercium oleh hidungnya. (Namakamu) segera membuka lemari milik Iqbaal. (Namakamu) mengambil sebuah kemeja putih yang sepertinya sangat kebesaran ditubuhnya. Dengan segera (Namakamu) mengganti bajunya.
Setelah selesai (Namakamu) segera berjalan mengambil sisir yang terletak di atas sebuah meja. Menyisir lalu menyemprotkan sedikit parfum Iqbaal ke baju yang ia pakai. Hmm, ia sangat suka wangi parfum Iqbaal. Sangat maskulin.
'Cklek'
(Namakamu) segera membuka pintu lalu berlari ke depan pintu kamar.
'Cklek'
Iqbaal mengernyit menatap (Namakamu) yang sedang tercengir lebar di hadapannya. Iqbaal terkekeh lalu mengacak acak rambut (Namakamu). "Kita bikin pasta dulu? habis kehujanan kan enaknya makan." ucap Iqbaal lalu merangkul (Namakamu) mengajaknya ke dapur.
(Namakamu) berjalan dengan pipi yang menggembung, membuat image bad girl nya kini turun dimata Iqbaal. (Namakamu) sama seperti gadis lainnya.
Iqbaal melepaskan rangkulannya lalu membuka bajunya. "Liat gue masak sambil gini bikin lo seneng?" tanya Iqbaal.
(Namakamu) melotot lalu mengangguk-anggukan kepalanya dengan cepat, membuat Iqbaal mendengus seketika. (Namakamu) hanya memberikan cengirannya.
"Oke, lo duduk manis disini liatin gue masak." perintah Iqbaal.
(Namakamu) menurut lalu duduk di salah satu kursi yang ada di pantry. Mata (Namakamu) memperhatikan Iqbaal yang mulai sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Sesekali Iqbaal mengelap keringatnya yang keluar dari dahi. Tapi yang membuat tangan (Namakamu) menjadi gatal adalah eight pack Iqbaal yang kini mulai ikut berkeringat. Oh ayolah cepat selesaikan agar (Namakamu) dapat memegang perut yang menggoda itu.
Iqbaal melirik (Namakamu) yang sedang fokus menatap perutnya. Semenarik itukah perutnya? bahkan lebih menarik daripada wajah Iqbaal heum?
'Cause baby now we've got bad blood..'
Iqbaal melirik (Namakamu) yang kini berdecak kesal lalu mengambil hpnya.
'Hallo'
'Ah elo Sals, ganggu aja sih!'
'Oh, tadi gue bolos'
'Heum, sama kak Iqbaal. Udah ya, lo ganggu gue lagi enaena tau. Ok bye.'
Iqbaal akhirnya berjalan mendekati (Namakamu). Tepatnya dibelakang (Namakamu). Dan saat (Namakamu) berbalik, (Namakamu) terlonjak kaget karena kehadiran Iqbaal yang berada tepat di belakangnya.
"Yaampun kak Iqbaal! ngagetin aja." ucap (Namakamu) lalu memukul pelan dada Iqbaal.
Iqbaal tersenyum lalu mengambil hp (Namakamu). Tak lama lagu yang akhir akhir ini menjadi kesukaan mereka mengalun. Apalagi kalau bukan GD x Taeyang-Good Boy.
"Mau lakuin tradisi kita?" goda Iqbaal seraya menaik turunkan alisnya. Tradisi?
(Namakamu) tersenyum miring lalu mengusap dada Iqbaal hingga turun ke eight pack miliknya. "Let's start." ucap (Namakamu).
(Namakamu) mulai meliuk-liukan tubuhnya membuat Iqbaal yang disampingnya ikut menari. "I really wanna touch your eight pack." ungkap (Namakamu) seraya masih menari.
"Just touch, cause i'm yours."
Kini Iqbaal dan (Namakamu) mulai melakukan gerakan sakral mereka. (Namakamu) mulai mengalunkan lengannya pada leher Iqbaal dan Iqbaal mulai memegang pinggang (Namakamu). Ke dua nya menari ke kanan dan ke kiri.
"I'am a good boy." Iqbaal ikut menyanyi lalu menari.
(Namakamu) kembali menyentuh eight pack milik Iqbaal. Ahhh tangannya serasa menjadi lemas.
"Just touch me like you do." bisik Iqbaal tepat ditelinga (Namakamu).
Bolehkah (Namakamu) pingsan seperti Raissa?
****
GESREK MASIH DALAM BATASAN:3
salam enaena!