{11}

2.1K 159 3
                                    

I For You
============================
♡ HAPPY READING ♡

***

"cinta itu indah. Bila bagimu tidak, mungkin kamu salah memilih pasangan."-Dilan 1990

***

"Jalankan apa yang memang sudah menjadi jalanmu"

Mungkin kalian pernah mendengar kata-kata itu. Maupun itu dari guru,teman ataupun orang tua. Memang sebenarnya itu yang harus kita lakukan, tapi masalahnya ini adalah urusan hati. Urusan hati yang sangat susah sekali dijalankan. Urusan hati yang sangat menjadi masalah untuk remaja sekarang. pernyataan diatas sama seperti kita harus bersyukur dengan apa yang sudah kita terima.

Tapi untuk masalah Alina sekarang. Bukannya ia tidak bersyukur, akan tetapi untuk menjalankan semuanya terasa amat sulit. Dimas bahkan percaya dengan omong kosong Vita yang benar-benar membuat dadanya sesak.

Andai saja orang tua Alina masih ada. Pasti sekarang, ia akan bercerita pada orang tuanya. Terutama ibunya. Alina ingin sekali berbagi keluh kesahnya pada ibunya. Alina dulu sangat banyak sekali bercerita pada ibunya tentang kesehariannya. Entah itu bermain, belajar, atau apapun. Tapi semuanya sudah masa lalu. Masa lalu yang kalau diingat kembali membuat kita seakan akan jatuh kedalam masa lalu itu.

Alina membasuh wajahnya yang sembab akibat menangis. Apa yang barusan terjadi masih sangat membekas dihatinya. Hinaan,bentakan, dan tamparan dari Dimas masih sangat membekas dihatinya. Dia tidak habis pikir Dimas akan melakukan itu padanya. Sahabat yang ia cintai dari dulu sekarang membuat Alina sangat membenci Dimas.

Banyak orang yang mengatakan kalau sedang jatuh cinta itu akan membuat orang itu bahagia,semangat atau hal positif lainnya. Tapi, kenapa yang dialami Alina jauh berbeda sekali dengan ekspetasi? Dia tidak merasakan bahagia akan cinta itu. Entah karena apa. Walau terkadang pernah merasakan, itupun hanya secuil saja.

Lupakan saja dia dan tinggalkan semuanya.

Kalau kamu masih sangat mencintainya jangan memaksakan untuk melupakannya.

Huft. Alina benci ini Perang antara logika dan hatinya pasti akan terjadi. Disatu sisi dia ingin mengikuti kata logikanya untuk melupakan. Tapi disisi lain ia tidak bisa. Karena seorang perempuan lebih memakai hatinya ketimbang logika. Beda dengan laki-laki yang mendahulukan logika daripada Hati.

Sejujurnya rasa cinta Alina lebih besar daripada rasa bencinya terhadap Dimas. Tapi, ia harus melupakan Dimas mulai sekarang. Ia tidak akan pernah melupakan kejadian yang terjadi barusan.

"Shit!" Umpat Alina saat membasuh pipinya terlalu lama. Sakit bekas tamparan Dimas masih sangat terasa.

Tak terasa air matanya kembali menetes. Mengingat Dimas lebih percaya pada kekasihnya Vita yang baru menyandang status itu beberapa hari daripada Alina sahabatnya. Ia masih tak percaya akan kejadian itu. Katakanlah Alina lebay, tapi memang itu yang ia rasakan sekarang.

Vita.

Ya! Vita. Murid baru yang dulu sangat baik dan ramah padanya. Dulu, saat baru bertemu dia berpikir bahwa Vita bisa dijadikan teman yang baik. Tapi, ternyata pemikirannya salah. Penilaian dirinya terhadap Vita salah besar. Akan tetapi ia masih bingung, siapa orang yang mengatakan seperti itu ke Vita? Mengatakan bahwa Alina menyuruh Vita memutuskan hubungannya dengan Dimas.

Apa dia pernah berbuat salah? Tapi rasanya tidak mungkin, mengingat dia dengan Vita baru kenal beberapa bulan ini. Dan darimana kalau Alina mencintai Dimas? Apa Karin atau mungkin Fadil? Rasanya tidak mungkin. Mereka tidak akan membocorkan rahasia Alina.

I For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang