I For You
===========================♡ HAPPY READING ♡
***
Hari ini sama seperti hari hari biasanya. Tidak ada suara yang membuat suasana dirumah ini ramai. Mungkin hanya terdengar suara televisi yang menyala, itupun kalau dinyalakan. Tapi, sang pemilik rumah menyukai suasana yang seperti ini.
Alina daritadi hanya berguling guling diatas kasurnya sambil mencari posisi pw untuk membaca novel. Sambil menunggu tante Wita datang. Lebih baik, ia memanfaatkan waktunya untuk membaca novel. Sesekali ia menggaris bawahi kata-kata yang menurutnya bagus atau pas dengan apa yang Alina rasakan sekarang.
Sebenarnya, cerita novel ini sudah pernah dibacanya di wattpad. Tapi, saat ia melihatnya lagi ternyata cerita ini akan dibukukan oleh sang penulis. Alhasil Alina membelinya.Banyak dari novel yang Alina punya semuanya berasal dari cerita di wattpad. Namun, ada beberapa buku yang dihadiahkan oleh temannya.
Alina menutup novelnya sambil menghela nafasnya. Dia mengambil buku diarynya. Dia mulai mengambil pena dan menulis dilembaran kertas itu. ini memang merupakan salah satu kebiasaan Alina sejak SMP. Dia sangat suka menulis. Tapi, cita-cita yang Alina inginkan adalah Dokter. Aneh memang, tapi itulah kenyataannya. Dari dulu, dia sangat ingin sekali menjadi seorang dokter. Baginya menjadi seorang dokter adalah salah satu kebanggaan tersendiri baginya. Karena dia bisa menyembuhkan banyak orang sakit.
Alina melirik jam dinding dikamarnya. Masih jam 4 sore, pikirnya. Ia sedang menunggu Tante Wita yang katanya akan berkunjung kerumahnya. Alina menatap sendu kearah jendela kamarnya. Tante Wita dan om Surya adalah keluarga yang satu satunya ia punya. Dia bersyukur karena masih ada Tante Wita dan om Surya yang menemaninya. Entalah, kalau mereka tidak ada. Mungkin Alina sudah menjadi sebatang kara.
Dengan semangat Alina mengambil handuknya dan segera membersihkan dirinya. Dan bersiap-siap karena tante dam om nya akan datang sebentar lagi.
****
"Alina kangen banget sama kalian," ucap Alina tulus yang sedang berpelukan dengan om dan tantenya.
Wita hanya tersenyum melihat keponakannya ini, begitu juga dengan Surya. Baginya Alina sudah seperti anak kandung mereka sendiri. Wita terkadang sedih melihat dirinya yang sudah menikah selama 7 tahun, belum juga dikaruniai seorang anak. Tapi, Wita tidak ingin mempermasalahkan itu lagi, karena dirinya yakin suatu saat pasti akan diberikan yang terbaik.
"Kita juga kangen banget sama kamu Lin," balas Wita sambil mencium pucuk kepala Alina.
Alina melepas pelukannya. Dan tetap tersenyum ke arah mereka.
"Tunggu deh," kata Surya tiba-tiba.
"Kenapa om?" Alina mengernyitkan dahinya bingung.
"Kok kamu nggak tinggi-tinggi ya,Lin," Ucapan Surya membuat Wita juga tertawa. Alina hanya mengendus sebal mendengarnya. Selalu aja. Pikirnya.
Apa ia sangat kecil? Sampai-sampai orang yang melihatnya mengatakan demikian.
"Bener juga tuh," celetuk Wita yang mendapat kekehan dari suaminya.
"Apa aku sekecil itu? Menurutku aku sama seperti perempuan-perempuan tinggi yang lain," Kata Alina tidak terima.
Wita dan Surya hanya terkekeh mendengar ucapan keponakannya ini. Alina tetaplah Alina yang dulu. Tidak pernah berubah, walaupun mereka hampir tidak pernah menjenguk Alina kerumahnya.
"Ayo masuk, udah mau malem nihh," ucap Wita mengajak masuk dan mendapat anggukan oleh semuanya.
Alina mempersilahkan tante dan omnya untuk duduk. Alina pergi kedapur untuk menyiapkan minuman dan makan malam. Sebenarnya makanan sudah Alina siapkan dari tadi siang. Tapi, karena sudah dingin jadi ia panaskan kembali makananya.
Alina memasak sayur soup, tumis udang, dan masih banyak lagi. Untuk minuman juga tidak terlalu ribet. Hanya air putih dan orange juice. Alina memang sudah diajarkan masak dulu oleh mamanya. Dia selalu melihat ataupun membantu mamanya saat memasak. Walaupun umurnya masih terbilang kecil. Tapi, untuk soal memasak Alina sangat suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
I For You
Teen Fiction"Sampai kapan lo peka sama perasaan gue?"-Alina "Gue nggak pernah mau mencintai sahabat sendiri."-Dimas "Gue cinta sama lo melebihi cinta yang pernah ada." - Ricky ........................................................................ Hidup itu pi...