{13}

2.2K 151 0
                                    

I For You
===========================
♡ HAPPY READING ♡

****

Alina merasa dirinya terlalu labil. Terkadang dia mengatakan bahwa dirinya begitu benci dengan Dimas. Tapi, pada kenyataannya ia masih mencintai sahabatnya Dimas.

Oh! Jangan lupakan sesuatu. Dimas sekarang adalah mantan sahabat. Ya, mantan sahabat Alina. Tadi aja saat Karin mengucapkan kata Dimas, Alina merasa kesal mendengarnya. Entah karena apa, yang pasti dia membenci Dimas.

Walau masih tetap cinta juga.

Ck!

Alina berjalan menuju kantin. Sebelum jam pelajaran masuk, ia ingin membeli roti dulu. Perutnya sangat lapar saat ini. Saat Alina sudah sampai dikantin, pandangannya bertemu dengan Dimas. Sekarang ini, Dimas sedang menatapnya. Mereka bertatapan. Alina merasa bahwa tatapan Dimas sekarang adalah tatapan kebencian sekaligus entahlah. Tatapannya tidak bisa dimengerti.

Jangan lupakan manusia ular yang disebelahnya. Ya, Vita. Siapa lagi kalau bukan dia. Alina jengah lama-lama melihat mereka.

Emmm.... mungkin bisa dibilang cemburu.

Tidak.

Iya.

Tidak.

Lupakan.

Alina segera meninggalkan kantin dan balik ke kelasnya. Tetapi saat baru ingin meninggalkan kantin, Alina dikejutkan dengan tepukan di pundaknya.

Alina menoleh dengan horornya dan ternyata yang menepuknya, Ricky.

Alina menoleh dengan horornya dan ternyata yang menepuknya, Ricky

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"RICKYY SIALANNN!!! LO IT----hmmfttt,"

Ricky segera membekap mulut Alina sebelum mulut merconnya ini tambah berisik.

"Ihhhhhhh....... tangan lo bauuu!! Abis ngapain loo??!" Alina segera menjauhkan tangan Ricky yang membekap mulutnya.

"Lo mau tau gue abis ngapain?" Tanya Ricky dan mendapat anggukan cepat dari Alina.

"Yakin? Mau tau aja apa mau tau bulet?"

"Bodo ah!" Ucap Alina kesal dan langsung meninggalkan kantin.

Ricky terkekeh melihat ekspresi Alina yang begitu menggemaskan. Ahhh! Rasanya ia tidak salah mencintai Alina. Ricky yakin pasti Alina akan berbalik mencintainya. Walaupun dia harus terima kenyataan bahwa Alina masih mencintai Dimas.

Ricky mencintai Alina tetapi Alina mencintai Dimas, Dimas mencintai Vita.

Sungguh ironis.

Ricky dikagetkan dengan adanya Dimas disampingnya. Dia mengernyit, mengapa wajah Dimas sedingin ini. Biasanya wajah Dimas tidak pernah seperti ini.

"Kita perlu bicara," ucap Dimas dingin.

"Bicara apaan?" Tanya Ricky yang masih bingung dengan sikap Dimas saat ini.

I For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang