Hari ini, aku menunggu chris di saung yang biasanya tempat kita menyelotehkan segalanya. Aku bersabar menunggu dia yang belum datang. Menyebalkan, itulah kata yang mewarisi perasaanku untuknya. Tidak biasanya dia seperti ini. Padahal dia tahu kalo aku akan kesini. Mengapa dia tak datang? Mungkin dia akan terlambat.Pikirku.
Oh, tidak. Dia benar-benar tak datang. Untuk pertama kalinya aku tidak menyukai tempat ini karenanya. Huh, aku butuh kamu chris, ada yang ingin aku katakan tentang perasaanku. Tapi kenapa kamu malah mengecewakan. "Baiklah, lebih baik ku datangi saja" saran dari otak ku itu langsung membuatku berlari cepat ke rumahnya.~~
*tingnong* ku pencet bel itu dan berharap chris yang membukanya.
*krrrrrk* "Hai nak rein, ada apa?Nyari chris ya?Duhilah" berdirilah sosok ibu muda yang dipoles make-up dengan tampilan yang modisz.
"Hm iya tan. Chrisnya ada?" tanyaku tersipu malu sambil melongo-longo ke dalam.
"Ada rein, masuk aja kedalam" Tante Maira mempersilahkan aku untuk masuk dan aku langsung ke kamar chris yang ada di atas.
"Chris, chris?" ku ketuk pintu kamarnya. Namun tidak ada balasan dari dalam. Dan itu membuat aku penasaran. Langsung saja aku masuk dan melihat sosok laki-laki sedang tertidur miring kearah jendela.
"Woy chris, gue nunggu lo di saung tapi lo gak nongol. Gue udah lumutan dan berjamur tau. Jadi, lo harus ngelakuin satu hal, oke?" suaraku muncul dari lawan balik arah tidurnya namun tidak disahut olehnya.
"Chris?" ku tepuk pundaknya seraya ingin melihat matanya. Nampaknya chris demam, dia sakit dan badannya benar-benar panas.
"Chris lo sakit.Chris?Ayo ke dokter"pintaku penuh kekhawatiran. Aku membujuknya untuk bisa pergi berobat, tetapi dia tidak mau bahkan dia bilang untuk jangan beri tahu kepada Tante Maira. Dia hanya menggenggam tanganku kuat-kuat dengan sebelah tangannya
"Jangan kemana-mana rein, jaga gue sampai kita bisa main lagi, please" aku hanya bisa menganggukan kepala dan segera mencari kain kecil yang dibasahi dengan air dingin. Ketika aku di bawah untuk mencarinya, tidak nampakpun seorang Tante Maira. Aku lupa, dia selalu sibuk dengan geng arisannya. Setelah kudapatkan, aku kembali ke atas dan membalutnya diatas kening chris. Dia tetap saja meremas tangan kiriku. Aku tak bisa melepasnya, karna ibu yang dibutuhkannya pergi untuk hal yang tidak lebih penting dari anaknya.
"Chris?Kapan lo bisa main lagi sama gue?Gak biasanya lo sakit begini, ayodong lo lawan rasa sakit lo. Gurme kangen, gue janji deh bakal ngelakuin apapun buat gue. Please, sembuh" celotehku sambil menatap wajahnya.
Sepertinya chris tidur. Mungkin lebih baik aku pulang agar ia bisa istirahat lebih tenang, tapi ternyata tangannya meremasku kuat-kuat sampai aku tak bisa melepasnya. Aku lihat wajahnya yang mengeram kesakitan, mukanya yang pucat, dan warna bibirnya yang tak semerah biasanya. Aku benar-benar kasian padanya. Ibunya yang ia butuhkan bahkan tidak ada. Ayahnya sangat sibuk bekerja dalam berbisnis, Tante Maira pun sama mungkin hanya bisa menghabiskan uangnya saja meskipun aku tahu bahwa mereka sama-sama baik. Chris memang selalu terlihat bahagia, dan tak pernah berkeluh kesal tentang orangtua-nya. Makanya aku sempat iri dengannya. Tapi sekarang aku tahu bahwa hati chris seperti dedaunan yang mudah jatuh dikala angin menerpanya. Di sisi lain, dia tegar seperti pohon yang tetap kokoh meski badai pun menerjangnya. Sekarang aku memahaminu chris. Aku tahu bahwa kamu menjalani hidup yang sedemikian rupa rumitnya. Apapun yang terjadi, aku harap kita bisa saling menguatkan, dan berpegangan.~~
"Rein?" matanya membuka sedikit. Membuatku lebih lega. Aku langsung mendekatkan wajahku pada pandangannya.
"Ini udah malem, lo disini ya. Temenin gue. Gue takut" chris menarik tanganku kedadanya. Jantung aku berdegup kencang.
"Tapi chris.." belum melanjutkan bicara dia makin menggenggam tanganku yang sudah ada di dadanya.
"Please rein, lo tega? gue janji ini yang terakhir kalinya lo liat gue sakit" mukanya memelas sehingga aku meng-iyakannya.>> Annyeong Haseyo!! Untuk the first, aku menulis cerita. Memang berantakan, tidak kreatif tapi aku akan belajar dari cerita-cerita yang kalian bikin. Tapi engga copast ko;) sorry if i'am typo. Cause "I'AM NOTHING, ALLAH EVERYTHING" see you for next the my stories. Alhamdulillahi jaza kumullahu khoiro. Assalamu'alaikum:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me If You Really Love Me
RomanceI love him, i wanna him. With him, i love my life. And i can't breath without him cause he is oxygen.