Aku sampai di rumah nenek. Keadaannya masih seperti biasa, banyak tanaman-tanaman hias di halaman. Juga koleksi sepeda antik milik kakek.
"Neneeek" aku memeluknya yang sedang memotong rumput-rumput pendek
"Ehhh cucuku" dia menciumku.
Berlarutlah pada pembahasan-pembahasan yang lain. Ini seperti reunian lama, haha
Untuk beberapa tahun, aku akan tinggal disini. Yap, jauh dari chris. Belum lagi aku pergi tanpa mengabarinya ketika dia sakit. Pasti dia kecewa, mungkin sangat. Kalaupun bukan karna urusan ibu pun aku tak mau kesini untuk waktu yang lama. Aku punya chris disana. Seharusnya dia menitipkanku di rumah Tante Maira saja, bukan disini huh. Apalagi pindah sekolah, itu lebih membuatku sebal.
"Besok kamu langsung sekolah ya, udah diurus sama ibumu. Kamu tinggal jalanin aja" ujar kakekku
Aku kaget, baru juga sampai. Sudah diberi kabar yang tak enak segala pula. Minggu oh minggu.
Malemnya, aku mempersiapkan untuk memulai sekolah baruku lagi. Entah aku akan bertemu dengan siapa-_- Bagaimana jika tidak ada yang mau bersahabat denganku? Apa aku akan di bully? Oh my god, chris!
~~
*teeeeeeeeeeet* suara bel sekolah bunyi. Suaranya pun tak sama seperti bel sekolahku dulu. Asing di telingaku.
Aku duduk di kursi yang sudah guru arahkan, teman-teman menatap tajam ke arahku. Seolah-olah aku adalah daging yang siap di terkamnya. Aku terjebak, dan mereka benar-benar menerkamku, mencekikku, menggigitku, bahkan mencakarku.
"Tidaaaaaaak!" aku berteriak. Teman-teman di kelas mentertawaiku. Ternyata itu halusinasiku saja.
Bel istirahat bunyi.
Aku bingung akan mengajak siapa untuk ke kantin, aku belum sempat berkenalan dengan mereka. Baiklah, lebih baik sendiri saja.
Tempat duduk penuh, suara berisik, orang-orang ramai, banyak yang berlarian, selfie, bahkan pacaran.
Tiba-tiba ada yang memanggilku.
"Anak baru! Hei rein" suara itu. Aku melongo ke segala arah, ternyata perempuan berambut panjang yang benar-benar feminim itu yang memanggilku. Dia, Jessie.
"Heeh iya" sahutku gugup. Jessie menyuruhku duduk di depannya. Kami makan bergerombol 4 orang. Aku, jessie, Didi, lala.
Kami tertawa sangat cekikikan, ini seperti hal yang chris lakukan untukku. Membuatku tertawa dan bahagia.
"Iya gua liat tuh cewe anunya robek, ewh gua geli coeg" lawakan cowo berkacamata dan gembul itu membuat kita sakit perut. Didi, didi..
Semenjak saat itu kita dekat, sangat dekat. Kami juga melakukan ritual kecantikan mingguan. Didipun juga hadir.
"Oke, kita tacap-tacap dulu girls, yeaaaaaayh" suara lala yang cempreng itu membuat telingaku sakit.
Ketika dijalan, ada seorang kaka senior yang cool katanya.
"Gila, gila, gila, itu cowo bener deh manisnya. Padahal Gapake pemanis, anjer. Kalah gua kalah" didi menggeleng-gelengkan kepalanya memuji kagum.
"Iya di, lo bener. Emang bener deh rangga diciptain buat gue doang" pedenya lala membuat kita tertawa geli.
"Oh namanya rangga" gumam hatiku
>>Annyeong Haseyo!!! Di part ini emang ada tokoh-tokoh tambahan. Bacanya pelan-pelan ya, biar tau karakter setiap tokohnya. Okaaaah?Oke! See u for the next my stories u,u Alhamdulillahi jaza kumullahu khoiro::) assalamu'alaikum;;)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me If You Really Love Me
Storie d'amoreI love him, i wanna him. With him, i love my life. And i can't breath without him cause he is oxygen.