Kamipun tiba di spa kecantikan. Aku, lala, jessie satu ruangan yang sama. Bagaimana dengan didi? Haha dia menunggu di luar untuk lihat yang cantik-cantik. Dasar, badak semok!
~~
Selesai, kami ke tempat makan karna perut sudah demo. Di resto, seperti kebanyakan umumnya kami bincang-bincang ala ala emak arisan.
"Tadi gua liat rangga lagi, tapi dia sama cewe" didi membuka topik pembicaraannya. Mata-nya melotot memutar kearah kami secara bergiliran
"Masa sih? Elo salah liat kali di. Mata lu kan gitu" ucap jessie tak percaya
"Yeh kampret, gua jg ada ini nih! Mata gua kan 4" tunjuk didi ke kacamatanya
"Biarin dong, wajar aja cowo jalan sama cewe. Tapi kalo cowonya yang kaya didi terus ngajakin jalan cewe, lo pada harus heran. Dan wajib gak percaya" celetukku membuat didi geram
"Yaudah kalo gak percaya. Pokonya jangan cemburu kalo lo pada liat mereka langsung!" didi kesal, dan terus makan.
Setelah perut terisi, kami pun langsung pulang. Lelahnya~
"Stop!Stop!Stop! Coba lo pada tengok kesana!" lala mengagetkan kita ber-tiga
"Itu rangga kan? Eh beneran gak itu rangga? Kok bawa gandengan ya?" telunjuk jessie menempel pada keningnya.
"Iya ya? Mamaaaaaaa!!!!Rangga selingkuh" teriakan lala membuat kita semua malu dengan sikapnya.
"Bener yah kata didi"
"Kan gua udah bilang ge, lu pade kaga caya" didi menimpali
"Ko kalian kaget? Udah sih biasa aja. Tuh cewe emang pacarnya kali! Mungkin" tanyaku heran
"Gak mungkin" lala, jessie kompak.
"Apanya? Hellow!!" gayanya didi membuat mereka cengo kearahnya
"Logikanya gini, dia emang cowo. Ganteng, manis, tajir, dan gak ada kekurangannya sih. Tapi bayangin, dia dingin, cuek, gak romantis, dan gak pernah pacaran, terus tiba-tiba punya pacar? Sedangkan lo tau kan si zara ratu kecantikan sekolah kita aja di tolak mentah-mentah sama dia.Dan dia gapunya alesan dong buat nolak zara, secara zara juga tajir men. barang-barangnya branded, dan bener-bener jadi primadona. Lo yang jadi cowo juga bakal nerima zara kan kalo dia ngejar-ngejar lo, di?" jessie mulai berfikir, dan mengarah ke didi
"Gak bakalan gua buang tuh kesempatan" ujar didi
"Hust udah, ini mau pulang atau ke tempat parkir, masuk mobil, duduk, ngeliat orang pacaran terus ngomongin dari belakang? Di, jalan!" akhirnya kami semua sampai di rumah, meskipun sepanjang jalan lala cemberut, jessie yang tampak berfikir keras, dan didi yang terlalu fokus ke depan.
~~
"Kok gue mikirin rangga ya? Aduh, ini kenapa! Bodo lah,Bobo aja udah!" pikiranku sedikit ngaco. Dan langsung saja ku rebahkan badanku di kasur, zzzzz
Aku terbangun di gelapnya malam, karna tidurku tidak nyenyak. Berharap bukan pikiranku tadi yang menyebabkannya.
"Oiya, tugas!" aku teringat kalau pak gara memberi tugas untuk membuat karya tulis. Apapun bentuknya, yang penting kreatif, katanya.
Aku memulai dengan pensil yang ku tulis tipis-tipis."Sahabat" ku mulai dengan kata tsb
"Ingatkah kamu padaku, sahabat? Kita Yang berjuang sama-sama. melewati panas teriknya matahari, badainya hujan, dan perihnya kehidupan. Memang tidak ada yang bisa kita banggakan, sebab kita bukan apa-apa. Bahkan semut kecilpun berani menginjakkan kita. Kita juga tidak tahu kita ini siapa? Sebab jati diri masih minta dicari. Kamu memang jauh, akupun tak bisa melihat sedihmu, bahagiamu, juga kecewamu. Tapi ternyata, kamu ini terlalu dekat. Bukan di hati, juga bukan di pikiran. Namun, kamu itu diri aku sebagai keutuhan sebuah kebahagiaan di hidup aku. Kamu memang tak pernah menjanjikan kebahagiaan. Tapi kamu selalu mau berjuang ketika kita sama-sama sedang susah, dan banyak masalah. Itu sudah membuatku lebih hidup dan mau mewarnainya." kalimat itu mewakili perasaanku kepada chris, yap sahabat terbaik.
>>Annyeong Haseyo, yuk comment sama ini ceritanya. Gausah vote deh, mending kritik biar jadi asupan yang bakal memuaskan kedepannya. Btw, author lagi kangen seseorang, wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me If You Really Love Me
RomanceI love him, i wanna him. With him, i love my life. And i can't breath without him cause he is oxygen.