Tugas ini akan di presentasikan kedepan, berharap bukan aku yang pertama di tunjuk. Pasti aku akan malu. Bukan karna the first, tapi yaa teman-teman baru dengan wajah yang masih asing. Itu membuatku makin gerogi. Biasanya jika ada tugas seperti ini, chris membantuku. Sebelum presentasi, aku maju di depan chris dan dia berkomentar, kala juga dia memuji. Tapi chris sudah tidak disini, dan aku benar-benar kangen dengannya.
"Ayoo, selanjutnya kamu Rein" aku kaget tiba-tiba namaku dipanggil. Tetap bersyukur karna bukan aku yang pertama.
~~
"Bagus" pak guru memujiku, semua berkat chris.
~~
"Rein, karya lo buat siapa?Kayanya dalem banget. Mata lo berkaca-kaca pas baca. Buat someone yang kaya martabak ya?Cie-cie. Ngaku lo, ngaku!" kata-kata lala membuatku bingung harus jawab apa.
"Rein ih, lo mah diem. Gue kan nanya"
"Ahh, ngga kok. Lagi mikir aja mau ngomong apa lagi" pandanganku tetap fokus kedepan.
"Kok bingung sih? Udah cerita aja. Kan gue juga pengen dengerin cerita lo"
"Hehe maap ya la, gak bisa" aku menolak
"Payah lo rein, tinggal lo inget-inget cerita lo, terus lo bilang deh ceritanya kayak gimana. Ayodong, kepo nih" lala mencolek-colek badanku.
"Lain kali ya la, hari ini gabisa"
"Janji ya? Yaudah yuk, masuk kelas. Ntar keburu bel" lala menggandengku
"Oke"
Kamipun mengikuti pelajaran selanjutnya, sampai bel pulangpun berbunyi
"Rein,Rein,Rein, liat deh rangga manis ya? Pengen deh bisa deket sama dia" lala menunjuk ke arah rangga yang sedang di lapangan basket.
"Heeh, iya ya. Pasti kok lo dapet kaya rangga, lo kan juga cantik la. Coba aja usaha biar lo bisa deket sama dia" saranku membuat lala mengangguk
"Iya iya, hm tapi gimana ya?" lala nampak mencari ide
"Entah" aku bingung
"Ahah, lo kan pinter ngerangkai kata rein"
"Hah terus?" tanyaku sinis
"Lo bantuin gue ya? Plisss ntar gue bakal jajanin lo tiap hari, atau nggak gue bakal beliin komik-komik yang paling lo suka. Ya? Rein kan pinter, cantik, imutz, top banget deh pokoknya" rayuannya lala mulai tercetus
"Nggak usah la. Daripada gitu, mending lo yang usaha. Gue gamau ikut-ikutan ya la. Lo aja deh" aku menolak
"Ah rein. Lo mah gitu. Gue pengen bahagia rein. Cuma ini jalan satu-satunya. Emangnya lo pengen gue nangis darah, terus gue jadi kurus banget. Kalo gue mati, emang lo mau gue gentayangin tiap hari? Plis rein" bujuknya lala
"Hm iyadeh, serem ah liat lo mati. lo idup aja udah nakutin banyak orang, hehe" akhirnya aku setuju sama tawarannya lala. Meskipun ada rasa tidak enak di hati. Tapi ikhlas aja deh, hitung-hitung pahala.
Setelah perbincangan lama antara aku&lala di jalanan, sampailah kami di rumah masing-masing.
"Nek, aku masuk kamar dulu ya?" ujarku
"Iya, makanan udah siap. Harus habis seperti biasa ya?" katanya.
Baru juga aku masuk kamar, hpku sudah berisik saja. Rupanya dari lala
"Rein, jangan lupa ya sama hal yang tadi"
"Btw, gue belum punya ide. Kasih saran dong"
"Rein, gue dag dig dug. Gue bakal ngapain ya kalo nanti gue sama dia pacaran? Menurut lu rein?" pesannya."Hadeuh, lala nggak sabaran banget ya. Gue aja belum istirahat, lo udah ganggu. Ntar lagi ya la chattannya. Gue bener-bener cape. Huh dasar emakku unyu, lup lup deh" aku membalasnya.
~~
Author lagi cape gara-gara ikut tryout, soal TO pecahin rekor nih readers. 100soal dengan waktu 120menit. Hadeuh, sakit mata, leher juga pegel hehe. Jangan lupa komentar ya, tolong banget nih. Maap ya kalo typo, hehe makanya yuk koment aja. Saranghae, lup lup buat readers. Salam buat keluarga yah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me If You Really Love Me
RomanceI love him, i wanna him. With him, i love my life. And i can't breath without him cause he is oxygen.