Irrational Situation

3.3K 505 35
                                    

**3rd Person PoV**

"Tanaka-san mengatakan bahwa segala persiapan keperluan pesta ulang tahun nona (Y/N) bulan depan telah beres dan besok sudah akan sampai ke rumah ini bersama Tanaka-san dan Snake."

Ciel tampak terkejut oleh perkataan Sebastian barusan. Bagaimana tidak, Tanaka yang berada di kota ketika kemunculan tiba-tiba (Y/N) bisa mengetahui tentang keberadaan (Y/N). Padahal tidak ada yang mengabarinya tentang itu sama sekali. Bahkan menyebut-nyebut tentang pesta ulang tahun yang tidak pernah mereka bahas sebelumnya.

"Wah, Ciel. Ternyata hubungan kalian tidak seasing perkiraanku. Kau bahkan telah merencanakan pesta untuknya. Padahal kemarin kau bilang tidak mengenali nona ini," ujar Lau.

"Aku tidak berbohong, Lau. Aku pun tak mengerti keadaan saat ini."

Ciel kini mengalihkan pandangannya pada (Y/N) yang masih asik menyantap sarapannya seakan tak peduli dengan situasi ganjil saat ini. Ciel bahkan meragukan gadis itu menyimak perkataan Sebastian tadi. Ciel sedikit kesal melihat sikap masa bodohnya, ditambah cara makannya yang semakin lama semakin berantakan itu.

Sebastian yang mengerti pikiran sang tuan tersenyum simpul. Meski begitu, diam-diam butler multi-talenta tersebut merasa sedikit terhibur ketika melihat tuannya sedang kesal seperti itu.

"Sepertinya banyak misteri di balik kehadiran nona (Y/N). Apa yang akan anda lakukan, bocchan?"

Ciel bersandar pada sandaran kursinya sambik menopang dagu, memikirkan tindakan apa yang sebaiknya ia lakukan pada situasi ini.

"Kita ikuti saja alirannya. Kita tidak bisa bertindak sembrono dan membuatku terlihat seperti orang bodoh. Sebastian, ini perintah. Cari tau semua informasi yang dapat menjelaskan situasi saat ini. Sementara itu..."

Klentang! Prang!

(Y/N) yang sejak tadi asik makan sendiri tanpa sengaja menjatuhkan garfu dan menyenggol gelas hingga jatuh dan pecah. Manik ungu gelap gadis itu menatap nanar akibat dari perbuatannya. Dengan perasaan bersalah, ia melirik Ciel dan Sebastian dengan mata memelas.

"Maaf."

"Hhh. Untuk berjaga-jaga, kita siapkan saja semuanya."

*****

"(Y/N)-san, kau tidak perlu repot-repot membantu mencuci. Aku bisa melakukannya sendiri," cegah Meyrin.

"Tidak apa, Meyrin. Anggap saja ini ucapan terima kasihku atas baju-baju yang kau pinjamkan." (Y/N) tetap melanjutkan kucekan cuciannya.

"Tapi..."

"Lagi pula, aku yakin aku cukup membantu di sini. Tadi saja kau hampir memasukkan sebungkus utuh detejen tadi."

"Ah... Itu... Aku hanya tidak sengaja tersandung tadi."

"Sudahlah. Biarkan aku membantumu. Lagipula aku sedang senggang sampai siang nanti."

"Siang nanti?"

"Hn. Aku pun tidak tau ada apa, tapi Cie... eh, Earl memintaku menemuinya di ruang kerja setelah makan siang nanti."

"Ngomong-ngomong, (Y/N)-san. Apa kau benar-benar bukan berasal dari dunia ini?"

"Eh? Iya. Kenapa?"

"Jangan-jangan (Y/N)-san itu... ha... han..." Meyrin tanpak gugup dan ketakutan melihat (Y/N).

(Y/N) dapat mengerti maksud Meyrin. Pikiran jahil pun mengusik otak nakal gadis bersurau hitam itu.

"Oh, aku tak menyangka bisa ketahuan secepat ini. Ya, aku adalah hantu." Manik (Y/N) berkilat suram menatap Meyrin yang semakin ketakutan. Bahkan gadis pelayan berkacamata itu sampai berkeringat dingin.

My LOVEndon in 2D World (Sebastian X Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang