Panic

3.4K 471 38
                                    

**Sebastian PoV**

Tuan muda baru saja selesai dengan segala urusan ukur-mengukur ukuran tubuh kecilnya itu. Aku cukup kesulitan menahan tawa melihat wajah kesal dan risihnya ketika Madam Red dan Nona Hopkins bergantian menyuruhnya ini dan itu. Wajah lesu tuan muda ketika mengenakan kembali pakaiannya membuatku tersenyum kecil. Sambil mengancingkan kemejanya, aku pun menggoda tuan kecilku itu.

"Anda telah bertambah besar, tuan muda."

Wajah imut anak laki-laki itu mengeras karena tau maksud dari perkataanku tadi. Ukuran tubuhnya tidaklah berubah dari ukuran sebelumnya. Tatapannya yang menatap kesal seakan berkata agar aku tak bicara lagi. Sebagai butler, aku hanya bisa mematuhi perintah tuanku itu.

"Hn? Di mana (Y/N)? Aku tak bisa menemukannya di mana pun?" tiba-tiba Madam Red bersuara menanyakan keberadaan (Y/N).

Benar juga. Aku tak mendengar (Y/N) bersuara sedikitpun ketika tuan muda diukur. Padahal (Y/N) yang kutahu selalu tak bisa diam dan tenang. Kini hanya tinggal tumpukan gaun-gaun yang Madam Red pilihkan untuknya tadi di samping kursi tunggu. Karena aku memang tak bisa merasakan hawa manusia dari diri (Y/N), aku tak bisa menyadari kepergiannya.

Mengetahui (Y/N) pergi entah kemana menimbulkan sedikit perasaan aneh menggelitik di dasar perutku. Perasaan yang aneh rasanya kurasakan sebagai sesosok iblis, yaitu rasa gelisah yang asing untukku.

"Ciel? Bagaimana ini? Bagaimana kalau (Y/N) pergi keluar dan tersesat? Dia belum mengetahui London, kan?" Nada kecemasan terdengar kental pada suara Madan Red. Wajah berbingkai surai merah itu mengkerut khawatir.

"Sebastian, apa kau bisa melacak keberadaannya?" bisik tuan muda.

Meski tampak tenang, aku juga dapat merasakan kepanikan dalam suara angkuhnya yang suka memerintah itu.

"Maaf, tuan. Aku tak bisa melacak keberadaannya."

"Ciel?" Madam Red tampak semakin khawatir.

"Wanita merepotkan itu! Ayo kita cari!"

Selama 15 menit kami menelusuri tiap gang di sekitar toko bersama. Bahkan Nona Hopkins menyuruh karyawannya untuk jaga toko dan agar bisa ikut mencari. Sayangnya usaha kami sia-sia tanpa hasil.

"Earl, lebih baik kita berpencar. Sepertinya Lady (Y/N) sudah pergi cukup jauh. Akan memakan banyak waktu jika kita terus bersama." Nona Hopkins memberikan saran.

"Benar juga. Baiklah, kita akan berpencar."

"Ciel, aku akan pergi bersamamu. 30 menit lagi kita berkumpul di toko Hopkins." Madam Red yang tak ingin keponakannya sendiri menambahkan.

Akhirnya kami berpencar tiga arah, mencari dengan skala yang lebih jauh. Aku bisa menyerahkan tuanku dalam pengawasan Madam Red karena bahaya mengincarnya, aku pasti bisa segera tau. Prioritas saat ini adalah menemukan (Y/N) yang entah pergi kemana.

Hujan deras mengguyur kota London membuatku semakin ingin segera menemukan gadis itu. Aku berusaha melacak hawa iblis yang melekat pada diri (Y/N). Perlu sedikit usaha karena hawa itu tersamarkan oleh aura busuk kota London yang banyak terdapat penjahat berkedok bangsawan hidup di sana. Setelah beberapa meter menelusuri jalanan kota London, akhirnya aku dapat merasakan hawa yang kucari. Seketika itu juga aku mengikuti asal datangnya hawa itu dengan kecepatan penuh.

My LOVEndon in 2D World (Sebastian X Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang