Sosok wanita bersurai merah tampak gusar di tempatnya menunggu. Bukan sekali atau dua kali ia mengelilingi tiap sudut ruangan. Senyum yang biasanya selalu menghiasi wajah cantiknya berganti dengan raut gelisah. Sesekali terdengar gumaman resah dari bibir berpoles merahnya. Ya, wanita Barnett itu tengah gelisah akibat sang keponakan, Ciel, melarangnya menemui (Y/N). Terlebih Ciel menyuruhnya untuk tetap di ruang permainan sampai ia kembali ke ruangan itu.
Di lain sisi ruangan, sosok pria dengan setelan putih tak lepas menetapkan tatapannya ke arah sang wanita merah tersebut. Meski tak terlalu ketara, terlihat kegusaran dari raut wajahnya yang menunggu sesuatu dari wanita yang sejak tadi diperhatikannya. Tepat 45 menit yang lalu, sang pemilik rumah memintanya untuk menunggu di ruangan ini bersama Madam Red lalu pergi begitu saja bersama wanita berperawakan kaku yang ia ketahui sebagai Marchioness Francis.
"Kenapa mereka lama sekali? Memangnya apa yang mereka bicarakan sampai aku tidak boleh mendengarkannya? Dasar Phantomhive! Lalu kenapa pula aku tidak boleh bertemu (Y/N)? Aku ini seorang dokter. Seharusnya aku merawat (Y/N) saat ini kalau memang kondisinya sedang tidak baik. Ugh!" keluh Madam Red merutuk perintah Ciel.
Mephisto, si pria putih yang sejak tadi memperhatiannya tidak memberikan tanggapan sama sekali. Seakan berdiri diam di sudut ruangan sambil menyilangkan tangannya adalah tugas negara yang tidak boleh ia lalaikan. Meski diam, pupilnya tak lepas memperhatikan Madam Red. Sesungguhnya, sosok yang biasa terlihat cengengesan itu sangatlah jarang menampakkan sisi seriusnya seperti saat ini.
"Eh? Bukannya itu Francis? Dia sudah pulang?" ujar Madam Red tiba-tiba saat ia melihat keluar jendela.
Seakan tidak sabar lagi menunggu, Madam Red segera bergegas melangkahkan kakinya hendak keluar ruangan. Namun terhenti karena saat itu juga sosok angkuh sang pemilik rumah muncul dari pintu yang terbuka.
"Ciel, aku tidak paham kenapa kau melarangku merawat (Y/N). Setidaknya biarkan aku melihat keadaannya sekarang. Aku juga sangat mengkhawatirkannya," cecar Madam Red tak membuang waktu.
"(Y/N) baik-baik saja. Sebastian sudah menanganinya dengan baik. Saat ini yang ia perlukan hanya istirahat yang cukup dan tenang tanpa gangguan," jawab Ciel tanpa ragu.
Madam Red tanpa tidak puas dengan jawaban si kecil bermata biru gelap itu. Dari raut wajahnya, terlihat ia siap untuk merengek memohon kepada keponakannya jika saja Ciel tidak langsung melanjutkan kalimatnya.
"Aku sudah meminta Tanaka untuk menyiapkan keretamu, Aunty Anna. Pulanglah sebelum hari terlanjur gelap. Kembalilah saat......"
"No! I won't go before I see (Y/N). Jika aku tidak bisa menemuinya hari ini, aku akan menginap di sini malam ini. Berada lebih dekat dengannya membuatku lebih tenang," potong Madam Red tak kalah keras kepalanya.
Ciel hanya bisa menghela nafas dan menggeleng pasrah, "Baiklah jika itu maumu. Aku akan meminta Tanaka untuk menyiapkan kamar."
Ciel pun kembali pergi meninggalkan Madam Red dan Mephisto yang sejak tadi tak bersuara. Madam Red yang mungkin sudah sedikit tenang membawa dirinya duduk ke sofa marun yang terbuat dari beludru. Saat hendak menyandarkan kepalanya, saat itulah manik merah indahnya menyadari sosok Mephisto yang sejak tadi berbagi ruang dengannya.
"Owh. I'm sorry, Sir Faust. Aku tidak bermaksud untuk mengacuhkanmu," ujar Madam Red tak nyaman.
Mephisto tidak memberi tanggapan. Dalam diam ia beranjak dari posisinya mendekati Madam Red. Tatap matanya yang tetap lekat kepada Madam Red membuat Madam Red merasa sedikit tidak nyaman. Terlebih saat Mephisto hanya menyisakan jarak 30 sentimeter dari hadapannya. Wajah yang berbingkai surai ungu itu kini semakin lekat menatap Madam Red. Dengan tangan kanan mengelus janggut lancipnya, Mephisto akhirnya bersuara pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My LOVEndon in 2D World (Sebastian X Reader)
Fanfic"Karena bandul pemberian nenek tak dikenal itu, aku terdampar ke dalam dunia yang selama ini ku tau sebagai dunia dua dimensi. Sosok yang biasa kulihat ditiap lembar manga favoritku kini bergerak hidup di depan mataku. Bahkan DIA, sang tokoh favorit...