Pagi di Kediaman Phantomhive

3.9K 520 95
                                    

**Sebastian PoV**

Hari seorang butler dimulai lebih awal dari yang lainya. Bahkan ketika hari masih gelap pun, seorang butler telah bersiap untuk sibuk dengan segala tugasnya.

"Baiklah. Mari kita mulai."

Aku berjalan membelah lorong sepi mansion kediaman Phantomhive. Mansion tempatku bekerja lebih dari dua tahun ini untuk melayani seorang tuan kecil yang egois dan keras kepala. Yah, bagi seorang iblis sepertiku, waktu selama itu hanyalah sekejab untukku. Tak ada salahnya juga menikmati permainan ini sejenak.

Suara berirama hak sepatuku menggema bagai musik di lorong gelap menuju dapur. Namun langkahku berhenti ketika melihat bayangan dengan gerakan mencurigakan tak jauh di depanku. Sosok itu bergerak hampir tanpa suara. Jika saja bukan karena pendengaran iblisku, sosok itu sudah bisa dibilang tak mengeluarkan suara sama sekali.

"Siapa?" tanyaku pada sosok mencurigakan itu.

"Sebastian-san?" makhluk itu merespon dengan menyebut nama pemberian tuanku. Terdengar kelegaan pada suaranya.

Suara ini...

Sosok itu berjalan mendekatiku sehingga yang tadinya hanya berupa bayangan kini berwujud jelas di depanku.

Benar juga. Kemarin kami kedatangan tamu tak diundang.

"Sebastian. Syukurlah aku menemukanmu. Ku pikir aku akan tersesat di lorong mansion ini seumur hidupku." ujar gadis yang mengaku bernama (Y/N) begitu sampai di depanku.

"Apa yang anda lakukan di sini, nona?" seperti biasa, sebagai seorang pelayan, aku harus bersikap sopan kepada tamu.

"Aku sedang mencari ruangan Meyrin. Tapi begitu keluar kamar, aku malah tersesat. Ya ampun, seberapa besar sih mansion ini? Lorongnya panjang-panjang dan gelap. Aku bahkan tak bisa kembali lagi ke kamar."

Aku dapat melihat peluh pada pipi mulus gadis itu. Padahal udara subuh begitu dingin. Melihatnya yang berpeluh itu membuatku menyadari usaha kerasnya untuk lolos dari situasinya tadi.

Ah, manusia memang menarik. Pikirku ketika menyeringai sebentar.

"Ada urusan apa nona pagi-pagi begini ke kamar pelayan kami?"

Tampak wajah gadis itu merona. Jelas sekali ia gugup saat ini. Tapi apa yang membuatnya gugup?

"Eee... aa... e to... aa... ada yang ingin ku tanyakan padanya."

Gadis berambut hitam itu tampak menyembunyikan sesuatu. Tapi aku tak merasakan niat buruk darinya sehingga aku membiarkannya begitu saja.

"Saya tak tau sepenting apa urusan anda. Tapi tidak pantas rasanya seorang lady berkeliaran di rumah orang lain seperti tadi. Padahal anda bisa menunggu ketika pagi menyingsing dan Meyrin mendatangi ruangan anda. Pekerjaan seorang pelayan sangatlah banyak pada saat-saat seperti ini, nona."

Sepertinya kata-kataku sedikit menakutinya. Terlihat dari raut wajahnya yang seperti hamster yang terpojokkan itu. Ku akui wajah gadis ini terlucu ketika seperti itu. Matanya yang sedikit membelalak menatapku dan bibir yang sedikit mengkerut. Serta tangannya yang terangkat setinggi dada seakan mempertahankan diri. Aku pun hanya tersenyum simpul melihatnya.

"Bukan berarti aku akan mengganggunya. Aku malah ingin membantu pekerjaan Meyrin." jawab (Y/N).

"Nona, sudah tugas kami untuk menyelesaikan setiap pekerjaan yang di tanggungkan kepada kami. Tentu tidak sopan jika kami membiarkan seorang lady membantu kami."

"Ayolah. Aku bukan seorang lady terhormat. Berhenti memanggilku begitu, Sebastian-san. Lagi pula, Ciel telah mengizinkanku tinggal sementara di sini sampai aku bisa kembali ke duniaku. Setidaknya aku ingin membantu sedikit agar tidak hanya menjadi penumpang gratisan di sini."

My LOVEndon in 2D World (Sebastian X Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang