♧ five ♧ - last -

317 17 0
                                    

"Kenapa ni wey?? Apasal ni..??" Soal Myungsoo bingung melihat reaksi Hani... Hani membuka bonet belakang dan mengeluarkan penyodok serta botol air kosong.


"Aku dah tahu punca sebenar kenapa benda ni semua berlaku sekarang ni... Sebelum rumah ini dibina adaa seorang wanita mati kena bunuh dan mayatnya ditanam dekat hutan itu..."Balas Hani... Myungsoo tampak terkejut dengan jawapan Hani... Hani membuka tangki minyak dan mengisi minyak kedalam botol tersebut...


"Jadi apa yang kau nak buat sekarang ni?" Soal Myungsoo... Hani mengalihkan pandangannya ke arah Myungsoo sekilas...


"Aku nak gali balik kubur tu dan..... bakar tulangnya..." Jelas Hani... Myungsoo ternyata terkejut...


Mereka berjalan beriringan menuju ke hutan belakang dengan berpandukan lampu suluh... Sambil itu pandangan dihalakan ke serata tempat... Bimbang jika menjadi serangan gila Krystal yang kerasukan... Tiba di kawasan belakang rumah Hani dan Myungsoo terperanjat... Mayat Krystal yang berlumuran darah terbaring dengan lidah terjulur panjang... Matanya terbeliak terbuntang... Perutnya dirobek... Mereka menghampiri mayat Krystal...


"Hani... Aku tengok mayat dia dah macam lama mati... Darahnya pun mengering dan...... badan mayat pun dah lama sejuk mengeras..."Ujar Myungsoo sambil memeriksa fizikal Krystal... Hani sedikit tergamam melihat rakan baiknya yang mati dalam keadaan yang sangat mengerikan...


"Kalau Krystal dah lama mati, siapa yang duduk dengan kita sepanjang di rumah tadi??" Soal Hani sambil memandang wajah Myungsoo yang tampak kosong... Tiba-tiba jeritan wanita nyaring kedengaran memecahkan kehenian malam... Myungsoo dan Hani mengilas ke serata arah... Kemudian mereka bangun lantas meninggalkn mayat Krystal...


"Cepat Hani! Kita dah tak ada masa..."Ujar Myungsoo sambil berlari pantas... Hani menurut di belakang... Mereka bergerak jauh masuk kedalam hutan...


"Kita berhenti disini..."Arah Hani sebaik mereka tiba disatu kawasan yang ditumbuhi semak samun... Hani berkira-kira sendiri sambil melihat tanah disekitarnya itu... Myungsoo mengerutkan keningnya... Hani membenamkan mata penyodok ketanah lantas memulakan penggalian... Firasatnya yakin bahawa wanita itu telah ditanam di situ... Myungsoo juga turut membantu dengan mengais tanah-tanah tersebut menggunakan tangan...


Beberapa minit menggali, mata penyodok terbenam ke satu benda yang keras... Myungsoo dan Hani saling berpandangan... Myungsoo mencapai penyodok dari tangan Hani, lants tanah tersebut dikorek dan digali... Tidak lama kemudian mata mereka terancap ke satu arah... Ternyata benar firasat Hani tentang kubur wanita tersebut... Tulang-tulang yang agak kehitaman berselerakan didalam kawasan yang digali tersebut...


"Myungsoo kau tuangkan petrol cepat!" Arah Hani... Myungsoo tidak menyahut sebaliknya hanya menundukkn wajahnya... Botol yang terletak dikakinya langsung tidak disentuh... Hani memandang Myungsoo dengan hairan...


"Myungsoo cepatlah!!" Arah Hani separuh menjerit... Myungsoo mengangkat mukanya... Hani terpolong melihat wajah Myungsoo... Matanya putih terbelalak... Mukanya pucat kehitaman dan lidahnya panjang terjelir-jelir seperti seekor anjing... Mata Myungsoo tajam menerkam sambil menyeringai kepada Hani...


"Myungsoo..."


"Siapa Myungsoo??? Aku Hyuna!!! Jangan kau berani membakar kubur aku!!!"Jerit Myungsoo... Suara paraunya bercmpur dengan suara wanita bergema-gema di seluruh hutan tersebut... Dia menderam dan memperkemaskan genggaman penyodok di tangannya dan berjalan mendekati Hani... Hani menggeletar ketakutan... Belum pernah seumur hidup dia berasa takut sebegitu...


"Kenapa kau bunuh penghuni rumah itu??"Soal Hani memberanikan diri meskipun gelojak hati hanya Tuhan sahaja yang tahu...


Myungsoo tertawa garau...


"Aku tidak suka rumah itu dihuni sesiapa... Rumah itu menjadi kediaman aku sekarang... Aku benci melihat kebahagiaan manusia lain!! Sebab tu aku bunuh semua penghuni rumah itu..."Balas Myungsoo dengan menekan sedikit suaranya di hujung ayat... Hani berundur ke belakang setapak dua...


Myungsoo menerpa lantas menghayunkan penyodok tersebut kearah Hani... Mujur Hani sempat mengelak... Dengan kekuatan yang tinggal, Hani berlari sekuat hati menyelamatkan dirinya... Myungsoo mengejar dengan deraman yang begitu mengerunkan...


"Mana kau nak lari? Aku akan kejar kau sampai dapat!!!"Jerit Myungsoo sekuat hati... Langkah kaki dihayun laju sambil tangannya tidak lepas memegang penyodok... Hani mula kepenatan... Tiada jalan lagi dihadapannya untuk dituju... Myungsoo masih mengejarnya... Hani mengambil keputusan untuk menyorok dibelakang rimbunan pohon...


"Hani... Hani... " Panggil Myunsoo... Hani termengah-mengah menahan nafas... Mulutnya ditekup dengan tangan... Debaran terasa begitu menujah dada... Myungsoo pula melayangkan penyodoknya keserata arah... Myungsoo menderam dan menjerit... Kadang-kadang dia ketawa, menangis dan kemudian mengilai... Anjing bersahutan melolong lanjut... Bulan mula mengambang dan memuntahkan sedikit sinaran cahayanya...


"Hani!!! Keluar sayang!! Keluar!!" Jerit Myungsoo... Hani melihat dari bilahan daun... Tiba-tiba mata Myungsoo tertacap kepadanya.. .Jantung Hani terasa terhenti... Dia segera menyembunyikan diri... Derap kaki Myungsoo semakin jelas kedengaran... Hani menekup mulutnya... Nafasnya turun naik sehingga menimbulkan esakan seperti tangisan... Sungguh benar dia berasa takut... Bayangan ajal seakan menari dengan rentak yang menakutkan...


Myungsoo berderam sambil mendekati Hani... Dia menerpa ke kawasan persembunyian Hani tetapi Hani tidak kelihatan... Myungsoo berderam marah...


Tiba-tiba satu hayunan kayu hinggap dimukanya sehingga menyebabkan Myungsoo berpaling tetapi tidak menjatuhkannya... Hani mencampakkan kayu tersebut ketanah dan melarikan diri... Myungsoo menjerit dan mengejar Hani selaju mungkin...


Hani berlari dengan esak tangis yang bercampur baur... Myungsoo pula mengejar dibelakang dengan begitu rakus sekali... Hani berhenti di kubur digali tadi... Nafasnya termengah-mengah... Lantas botol yang berisi petrol dicapai lalu dicurahkan keatas tulang tersebut sehingga habis... Hani meraba-raba poketnya lalu pemetik api dikeluarkan... Tidak semena-mena badannya ditolak kuat sehingga terpelanting jatuh... Pemetik api terpelanting jauh...


"Kali ni kau tak kan terlepas dari aku!!! Aku akan pastikan kau mati..." Jerit Myungsoo. Matanya terbelalak putih melihat Hani... Hani mengesot kebelakang... Tangannya tersentuh pemetik api yang terjatuh tadi. Myungsoo semakin menghampiri bersama tangannya tergenggam kemas penyodok... Hani berulang kali cuba menghidupkan api tetapi tidak berjaya... Myungsoo mengangkat penyodok ditanggannya setinggi mungkin... Tatkala itu, pemetik api bernyala...


"Myungsoo..... Aku tahu kau dengar..... Lawan Myungsoo... Lawannnnn..."Jerit Hani yang cuba menyedarkan Myungsoo... Tidak tahu sama ada Myungsoo dengar atau pun tidak tetapi tiba-tiba Myungsoo melemparkan penyodok dan memegang kepalanya sambil menjerit...


"Lawan.... Kau boleh Myungsoo...." Hani memberi kata-kata semangat apabila apa yang dilakukannya tadi berhasil... Tiba-tiba Myungsoo rebah ke tanah... Terlihat dengan jelas jelmaan seorang perempuan yang memakai jubah putih dengan rambut mengerbang terawang-awang...


"Kau tak kan boleh bunuh aku.. Selagi belum sampai masanya"Ujar Hani lantas mencampakkan pemetik api tersebut jauh apabila dia lihat Myungsoo sudah tidak lagi kerasukan... Pemetik api tersebut jatuh tepat kedalam kubur dan terus membakar dengan marak... Jelmaan perempuan itu menjerit dengan nyaring... Dia terbang sepantas mungkin dan terjun kedalam kubur tersebut... Lantas api yang marak tersebut mmbakar jelmaan itu... Jelmaan itu menjerit-jerit dan mngilai kesakitan... Hani berjalan mendekati kubur tersebut... Jelmaan itu meronta-ronta kesakitan... Hani memejamkan matanya dengan lelehan airmata. Dia tidak sanggup melihatnya...Tatkala itu satu bayangan hitam yang menyerupai wajah keluar dari kubur tersebut melayang dan menghilang bersma asap yang berkepul-kepul... Suara menderam kedengaran bergema di seluruh kawasan tersebut dan kemudian bertukar sepi...


Hani menoleh dan mendapatkan tubuh Myungsoo yang masih tidak bergerak terbaring. Hani cuba menggerakkan Myungsoo...


"Myungsoo... Myungsoo... Myungsoo..."Panggilan itu diselang seli dengan gerakkan dipipi Myungsoo... Namun tiada reaksi dari Myungsoo... Hani mula menangis dan memeluk tubuh Myungsoo yang tidak bergerak...


"Myungsoo......."


"Bisinglah........."Satu suara kedengaran... Membuatkan Hani terhenti, dia melepaskan pelukan dan memandang wajah Myungsoo... Myungsoo memberi senyuman manis apabila mata mereka bertentang... Hani kembali menyambung tangisnya membuatkan Myungsoo gelabah...


"Kenapa kau nangis aku okey kan..."


"Jangan lah buat macam tu aku takut..."


"Alo lo lo... Okey... okey..."Myungsoo memeluk tubuh Hani... Hani turut membalas pelukan itu sambil tangisan yang masih teresak-esak... Hmm.. apa agaknya hubungan mereka berdua... Nak kata kekasih tak pernah pula diistiharkan... Hanya dia orang saja yang tahu...!!


Hani melepaskan keluhan... Semua telah berakhir... Dia dan Myungsoo telah kehilangan rakan-rakan dan mereka sendiri hampir menemui ajal... Hani dan Myungsoo berjalan keluar dari hutan. Langkah disusun satu persatu.

. . . . . . . . . . . . . .


Mayat-mayat yang bergelimpangan telah dibawa keluar oleh pihak polis dan forensik... Kawasan tersebut menjdi tumpuan penduduk tempatan... Hani dan Myungsoo pula telah ditahan untuk soal siasat... Segalanya sudah berakhir... Tiada apa yang tinggal kecuali penyesalan yang tiada kesudahan... Misteri yang menyelubungi rumah bernombor 13 itu telah terungkai... Yang pasti tiada lagi kematian mengerikan berlaku di rumah tersebut... Segalanya telah tamat.....

THE END.....

House No.13 [C]Where stories live. Discover now