Part 17 - Bimbang

377 40 14
                                    

"Euunnggg..."

Perlahan mata Jaemi terbuka. Wajahnya terlihat linglung ketika di hadapannya Seokjin dan seorang ahjusshi tengah memandangnya khawatir.

"A-ada apa denganku?" Tanya Jaemi sambil berusaha bangkit dari posisinya. Matanya mengedar memperhatikan sebuah rumah kuno yang menampungnya.

"Kau pingsan dan Shin ahjusshi inilah yang membantuku membawamu," Jawab Seokjin, "Apa kau sudah lebih baik?"

Jaemi mengangguk, "Ah.. Ahjusshi, jeongmal gamsahamnida. Maaf merepotkan Anda." Ucap Jaemi pada pria paruh baya yang duduk di samping Seokjin.

Pria yang dipanggil Shin ahjusshi itu tersenyum seraya menganggukan kepalanya, "Seokjin sudah bercerita bahwa kedatanganmu kemari untuk mencari Ayah kandungmu. Benarkah itu?"

Jaemi mengangguk, "Aku baru mengetahuinya jika selama ini aku dirawat oleh ayah angkatku, Ahjushhi.." lirih Jaemi.

"Aku turut bersedih, Nak.." ujar Shin ahjusshi bersimpati seraya mengusap kepala Jaemin, "Aku bisa membantumu jika kau perlu."

Jaemi membulatkan matanya tak percaya. Sungguh baik pria tua ini ! Seokjin juga nampak terkejut karena tawaran itu sangat membantu Jaemi.

"Jeongmal gamsahamnida ! Aku benar-benar merepotkan Anda !" Seru Jaemi.

"Boleh kuminta alamatnya?"

Jaemi mengangguk dan mengeluarkan secarik kertas dari saku celananya dan menyodorkan kepada Shin ahjusshi.

"Pa-Park Bokyung? Ja-jadi.. kau Jaemi anak Park Bokyung?" Wajah terkejut Shin ahjusshi sontak membuat Jaemi dan Seokjin juga ikut heran.

"A-anda mengenalku?"

Shin ahjusshi mengangguk, "Bokyung adalah sahabatku. Dia sudah kuanggap sebagai saudaraku sendiri. Dia sering bercerita tentang kerinduannya padamu. Dia menceritakan semuanya, tanpa kecuali. Dan... aku tak menyangka harapannya terwujud..."

"Harapan?"

"Ya. Dia pernah mengatakan permohonannya padaku, jika suatu saat nanti ia ingin sekali melihat putrinya yang sudah dewasa. Walaupun hanya sekali..."

Hati Jaemi berdesir. Membuat matanya tanpa izin mengalirkan sebutir bulir bening yang datang dari sebuah tanya di benaknya.

Jika pria itu merindukannya, lalu untuk apa meninggalkannya?

"Bisakah aku bertemu dengannya sekarang?" Tanya Jaemi.

"Apa tidak sebaiknya besok saja? Ini sudah malam, Jaemi-ya.." saran Seokjin.

"Seokjin benar. Ini sudah malam, kau juga baru sadar dari pingsanmu. Aku rasa kau butuh istirahat yang lebih banyak." Sahut Shin ahjusshi, "Apa kau tidak mau mendengar kenapa ayahmu menitipkanmu pada Bang Sihyuk?"

Dengan wajah sendu Jaemi menggeleng, "Aku ingin dengar langsung dari mulutnya." Jawab Jaemi kemudian berjalan keluar rumah.

Jeju benar-benar sangat indah. Hawa dingin menusuk tulangnya walaupun ia sudah mengenakan jaket. Entah kenapa ia merasa tentram di tempat ini.

"Kau bisa sakit, Jaemi-ya..." ujar Seokjin yang kini sudah berdiri di samping Jaemi.

"Seokjin-ah, aku takut..." gumam Jaemi. Seokjin menoleh padanya dan melemparkan tatapan heran, "Bagaimana jika memang dia tak menginginkanku?"

"Jangan bodoh... tidak mungkin dia tidak menginginkanmu. Buktinya dia merindukanmu, benar begitu?" Ujar Seokjin menenangkan.

Jaemi tersenyum tipis, kemudian kembali memandang hamparan rumput yang tertutup langit malam, "Gomawo, Seokjin-ah... selama ini tidak pernah ada orang yang peduli padaku. Termasuk Appa-eh maksudku, Bang sajangnim.. aku tidak tahu kenapa kau mau melakukan perjalanan ini. Aku..."

We Are Family [BTS FANFICTION]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang