9

42 0 0
                                    

"Kau?!" Teriak dion.

"Kevin kan?" Ucapnya lagi

Heh? Ini membuatku bertanya-tanya. Tadi dia kelihatannya marah sekali, kenapa sekarang secerah langit. Sungguh! Aku tak mengerti anak laki-laki seperti mereka!

"Wow... Dion ya?" Ucapnya, lalu mereka beradu jotos, bersalaman dan berpelukan. Aish.... Aku tidak tahu kalau anak laki-laki bisa seberlebihan itu layaknya anak perempuan. Dasar laki-laki aneh!

"Berhubung kamu sudah mendapat teman, kurasa aku tak perlu menemanimu mencari kelasmu. Permisi, aku akan ke kelas." Ucapku seraya berjalan menjauh.

"Hei! Kan aku bilang jangan terlalu sopan terhadapku, pake aku kamu aja." Teriak kevin yang membuatku membalikkan tubuhku.

"Iya, sorry deh. Bye! Aku balik ke kelas dulu." Ucapku.

"Oke, anak-anak hari ini kita kedatangan murid baru, kalian akan berteman baik dengannya. Silahkan masuk." Ucap bu nina. Guru Bahasa Indonesia.

"Hai... namaku Kevin Reynaldi, kalian panggil gue Kevin aja, aku pindah kesini karena ayahku yang ada urusan pekerjaan. Semoga kalian mau jadi temanku, thanks." Jelas Kevin, yang disambut meriah ileh teman-teman satu kelas

"Ada pertanyaan?" Tanya bu nina.

"Berarti ada dua reynaldi dong di kelas ini?" Kata salah satu murid laki-laki di kelas kami.

"Iya gimana kalo kita kasih julukan double reynaldi?" Ucap salah satu dari murid perempuan yang matanya berbinar-binar menatap dion dan kevin bergantian. Entah apa yang sedang diimajinasikannya.

Dan entah hanya perasaanku atau apa? Tapi aku melihat baik kevin ataupun Dion keduanya menunduk dan tersenyum pahit.

"Emangnya papa kamu kerja apa?" Tanya sinta, temannya annethia. Seketika itu ia berusaha menetralkan wajahnya dengan senyuman.

"Papa aku dokter yang ditugaskan kesini." Ucapnya sambil tersenyum.

"Kamu, duduk di sebelahnya dion." Ucap guru itu

"Baik bu." Ucap kevin tersenyum senang, lalu ia pun duduk di tempat duduk sebelah dion.

Dia duduk di sebelah tempat dudukku dengan stefanny, sungguh sebuah... kebetulan! "Hai! Sepertinya kita memiliki ikatan batin ya?" Ucapnya padaku.

Tapi jika kuperhatikan, dari tadi wajah dion di tekuk, apa yang terjadi padanya ya? Tapi bukan urusanku sih.

"Kevin, nih buku latihanmu." Ucapku

"Iya, thanks. Tapi kenapa kamu manggil aku kevin sih dev?" Ucapnya.

Terus gue harus panggil apa? Monyet gitu? Aish... Tunggu sebentar! Dia baru saja memanggilku apa? Dev? Yang panggil aku dengan nama itu kan cuman rey, mungkin aku salah dengar.

"Dev?" Ucapnya menyadarkanku.

Aku tidak salah dengar! Tapi belum tentu dia itu rey kan? Mungkin aja dia orang yang berpikiran sama dengan rey dengan mengubah nama orang. Lihat saja dia berbeda sekali dengan rey, dia itu terlalu keren untuk dibandingkan dengan rey. Maaf rey! Bukan maksudku menghinamu. Hehehe....

"Kenapa kamu panggil aku dev?" Tanyaku memastikan.

"Kamu lupa sama aku dev? Ini aku." Ucapnya

"Gue rey! Dulu kita satu SMP, masa lo lupa sih sama gue?." lanjutnya.

"Jadi kamu bener-bener rey?!" Ucapku tak percaya.

Ku pandang penampilannya dari bawah ke atas, dia berbeda sekali! Ya ampun bagaimana mungkin aku bisa percaya bahwa dia itu rey! Dia pasti berbohong!

You Are My FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang