11

21 0 0
                                    

Aku cukup lega karna ternyata ia tak mengetahuinya tapi yang baru saja ia katakan adalah isi dari hatiku, kenapa bisa sama? Apa karna kami memiliki cinta bertepuk sebelah tangan yang sama? Aku benar-benar kesal dengan pria itu!

Baru beberapa saat yang lalu dion pergi tiba-tiba aku dikagetkan oleh rey, ia mengajakku ke kelas.

"Baiklah anak-anak, hari ini pelajaran ibu cukup sampai disini, ingat PR untuk membuat lagu kalian masing-masing." Ucap bu indah yang merupakan guru seni. "Dan lagi lagu kalian ini akan ditampilkan di acara ulang tahun sekolah satu bulan lagi, dan kalian boleh pilih tim masing-masing tapi harus laki-laki dan perempuan karna kalau kalian sama temen kalian sendiri lagunya ga akan selesai. Buat tim kalian dan kasih ke ibu daftarnya dalam 3 hari!"

"Stef, lo pasangan sama siapa?" Tanyaku karna masih belum tahu akan berpasangan dengan siapa.

"Sama riko! Soalnya dia bisa gitar." Jawabnya yang sudah mendapat pasangannya.

"Aduh! Gue sama siapa ya?" Tanyaku yang bingung akan bergabung dengan siapa.

"Tenang aja masih ada dua hari kok, lo bisa cari pasangan lo nanti." Ucapnya menenangkan aku.

Keesokan harinya aku masih mencari orang yang dapat kujadikan pasanganku, tapi aku kehabisan akal siapa yang bisa ku jadikan pasangan.

"Lo sama rey aja atau ga dion." Saran stefanny padaku.

Aku tidak akan mau ketemu dion lagi, lagipula ia pasti sudah mendapat pasangannya, dia kan anak populer. Aku akan minta pada rey saja!

"Rey.... lo mau ga jadi tim gue?" Tanyaku.

"Sorry ra, gue udah diajakkin duluan ama dessy." Ucapnya, aku hanya tertunduk lesu mendengar perkataannya.

Harapan terakhir! Dion! Ini mau tidak mau tapi HARUS!

"Dion! Lo udah daftar belom?" Tanyaku

"Oh soal itu, gue udah daftar dari kemaren." Ucapnya, apa ku bilang dia itu anak populer.

Ini adalah hari terakhir, dan aku masih belum mendapat pasangan, aku sudah pasrah akan mendapat hukuman apa dari guru itu.

"Baiklah anak-anak sepertinya kalian semua telah mendapat pasangan. Kalian mulailah membuat lagu." Ucap bu guru.

"Tapi bu saya belum mendapat pasangan." Ucapku

"Clara ya..." ucapnya sambil mengecek daftar pasangan murid di buku catatannya, "kamu kan udah daftar sama dion." What?! Lalu akupun menatap dion yang hanya tertawa tidak jelas.

Aku masih kesal dengan kejadian yang tadi hingga ponselku bergetar. Akupun mengangkatnya.

"Halo..." ucapku

"......"

"Masih ingat indo? Mau balik sini?" Ucapku yang kesal karna tak pernah mendapat kabar darinya.

"...."

"Aku ada pentas bulan depan di sekolahku." Ucapku memberitahunya, berharap agar ia datang.

"....."

"Terserah, aku sih ga perduli datang atau ga, aku cuman kasih tau aja." Ucapku, pura-pura tak perduli.

"...."

"Bye."

"....."

"Love you too."

Setelah kumatikan teleponnya tiba-tiba saja aku dikagetkan oleh kedatangan seseorang,
"Siapa barusan?" Tanyanya

"Kau? Kau mendebgar pembicaraanku? Nggak sopan banget sih!" Ucapku karena kesal dia mendengarkan semua pembicaraanku.

Lalu aku pun pergi meninggalkannya, terlihat sekali wajahnya yang kesal karena balasanku. Entahlah aku juga tak tahu apakah karena balasanku atau karena sesuatu yang lain.

Baru beberapa aku melangkah tiba-tiba saja aku teringat sesuatu yang harus ku katakan padanya Lalu aku pun berbalik dan bertanya padanya "Kapan kita mau latihan bikin lagu kita nggak punya waktu, waktu kita hanya sebulan dan kau tau kan kalau aku tidka suka buang-buang waktu jadi kapan kita latihan?"

Mendengar kata-kataku Ia pun terkejut awalnya Ia seperti kaget, mendengar kata-kataku, lalu ia pun menjawab "Nanti pulang sekolah juga boleh aku kosong kok."

"Oke nanti kita ketemu pulang sekolah kita ketemuan di...." Ucapku terpotong olehnya.

"Rumahmu saja aku kan tau rumahmu di mana lagian kita nggak punya tempat yang lebih bagus daripada di rumah kamu, kamu punya gitar kan? Kamu juga punya halaman yang bagus buat latihan dan aku yakin kamu pasti akan menciptakan lagu yang bagus." Ucapnya memujiku.

"Ya udah it's okay." Ucapku.
.......

" Jadi kita mau bikin lagu?" Tanyaku.

"Lagu yang sesuai sama suasana hati kamu aja." Sarannya.

"Suasana hati?" Tanyaku bingung.

"Iya, suasana hati. Kata orang kalau kita bikin lagu sesuai sama suasana hati kita lagunya tuh akan bagus. Jadi aku mau tanya, kamu lagi galau atau bahagia, pertama kita bikin tema lagunya dulu, kamu mau tema yang bahagia atau yang galau, aku ikut kamu aja karena semua yang kamu rasain aku juga rasain itu kalau kamu bahagia aku juga bahagia kalau lo sedih gue juga bakal sedih jadi kamu pengen kamu selalu bahagia karena kamu tau kan perasaan gue ke kamu gimana?"

Aku terdiam sejenak mendengar semua perkataan itu. Maafkan aku Dion tapi untuk saat ini aku tidak bisa menerima perasaanmu. Bagaimana mungkin aku menerima perasaan orang lain? Sedangkan hatiku belum sepenuhnya melupakan orang yang aku cintai. Setelah beberapa lama aku terlarut dalam pemikiranku akhirnya aku tersadar, aku harus memberikannya kepastian.

"Kayaknya kamu tau banget ya tentang cara bikin lagu. Mungkin kamu punya saran?" Ucapku seraya tersenyum.

"Ya kan aku udah bilang semuanya, aku ikut aja." ucapnya membalas perkataanku.

"Oke oke aku pikirin dulu perasaan ya lagu yang mencerminkan perasaan kamu dan perasaan aku lagu yang bisa bikin kita terlarut saat kita nyanyi lagu itu lagu yang akan membuat semua orang tersentuh ketika mendengar nya lagu yang gimana ya? Kamu lagi ngerasain apa?" Tanyaku.

Setelah aku memikirkan berbagai cara akhirnya aku tahu aku harus mengetahui dulu bagaimana perasaannya saat ini baru aku bisa membuat lagu yang sesuai dengannya juga denganku Lalu aku pun bertanya padanya tapi Jawabannya malah membuat situasi semakin sulit.

"Kamu tau perasaan aku saat ini." Jawabnya, SUMPAH! Dion orang yang terlalu serius dan itu justru membuatku merasa canggung. Tapi entah mengapa semua perkataannya itu membuat aku merasa dicintai...... dan.... itu membuatku nyaman, sungguh aku masih belum bisa mengatakan Aku Mencintainya karena aku belum merasa pasti dengan hatiku.

Malam harinya aku tak bisa tidur memikirkan lagu yang akan ku buat lagu apa yang mencerminkan perasaanku saat ini dan juga perasaan Dion. Apakah cinta bertepuk sebelah tangan?

You Are My FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang