7

43 4 0
                                    

"Clara!" Panggil suara yang sangat ku hafal. Tanteku

"Eng... iya tante." Ucapku masih dengan mata terpejam, aku membuka mataku perlahan, mencoba untuk menyesuaikan intensitas cahaya yang masuk ke mataku melalui jendela kamarku.

"Kamu belom makan dari kemaren malam kan?" Tanya tante perhatian.

"Kemaren?" Gumamku, rasanya tak mungkin aku melewatkan jam makan malam, lalu aku mencoba mengingat kejadian kemarin. Aish.... aku baru ingat, aku tertidur di punggung dion kemarin. Sekarang aku tidak tau apa yang harus aku lakukan jika bertemu dengannya. Huh....

"Udah... sekarang kamu sarapan dulu, nanti kamu ke tukang urut sama kak andre ya?." Ucap tante

"Baiklah tante." Balasku dengan senyuman.

Hari ini aku tidak pergi ke sekolah karena kakiku masih sakit, aku pun pergi ke tukang urut seperti yang tante katakan tadi padaku.

Sesampainya di sana ternyata banyak juga pasiennya.

"Hai nak, ada masalah apa?" Tanya seorang wanita paruh baya yang menghampiri kami. Kurasa wanita ini yang merupakan tukang urutnya, karena ia menanyakan masalah satu-persatu pasiennya.

"Ini... kaki sepupu saya terkilir bu." Ucap kak andre.

"Maaf ya, mungkin akan lama karena banyak pasien." Kata wanita itu lagi

"Iya, gapapa kok bu." Ucap tante lina

Aku tak tau harus berkata apa, jadi kuputuskan untuk tersenyum saja pada mereka. Aku harus menunggu deh, huft....

Tiba-tiba wanita itu dihampiri oleh seorang lelaki tampan yang terlihat masih muda, entah apa yang mereka bicarakan, laki-laki itu menghampiriku.

"Sakit di bagian mana?" Ucapnya.

"Ah.. ini pergelangan kaki aku keseleo." Ucapku

"Pergelangan kaki?" Ucapnya memastikan

"Sini biar kulihat." Lanjutnya, tanpa menunggu balasanku, ia sudah memegang pergelangan kakiku dan entah apa yang ia lakukan tiba-tiba kakiku rasanya sakit sekali. Karena refleks, aku pun memukul kepalanya

"Au..." teriaknya

"Sorry, ga sengaja." Ucapku dengan nada penuh penyesalan.

"Itu paling besok udah ga masalah kok." Ucapnya mengabaikan permintaan maafku.

Aku mengernyitkan dahiku tanda tak mengerti.

"Kakimu." Ucapnya yang sepertinya mengerti kebodohan ini.

"Ah iya. Terima kasih." Ucapku yang masih tidak mengerti dengan situasi yang terjadi saat ini, ia hanya membalasku dengan senyum yang.... manis.

***

Keesokan harinya aku pun masuk sekolah lagi, dan disambut hangat oleh fanny, agress dan richard. Tetapi ada apa dengan orang yang selalu muncul itu, dia tak terlihat dimana pun, ya sudahlah. Peduli apa aku padanya!

Sesampainya dikelas, aku duduk di kursiku, walaupun bel telah berbunyi tapi aku tak juga melihatnya di manapun. Apa yang terjadi?

Ketika pulang sekolah aku melihatnya dengan seorang perempuan yang terlihat sangat manis sedang tertawa bersama. Pantas saja ia tak terlihat seharian ini, aku pun pulang

Kenapa aku bisa lupa, dia itu kan playboy, aku bodoh karena tersentuh oleh perlakuannya padaku kemarin.

Sesampainya di rumah, aku segera mandi karena tak tahan dengan tubuhku yang lengket dan berkeringat ini, tak lupa aku mencuci rambutku. Beberapa saat setelah aku keluar dari kamar mandi, aku mendengar bel berbunyi, di rumah hanya ada aku sendiri, karena kak andre ikut ekstra kulikuler basket, oleh karena itu aku yang harus membuka pintunya.

You Are My FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang