17

9 0 0
                                    

Vote dulu sebelum baca boleh kali ya :D



Sebuah mobil tampak berhenti di sebuah rumah yang sangat mewah, mobil itu adalah mobil yang ku tumpangi untuk ke rumah papa.

Kakak yang pertama turun dari mobil itu langsung disambar cahaya dari kamera Paparazzi. Kemudian ia mengulurkan tangannya padaku untuk turun dari mobil, otomatis semua kamera itu juga mengarah padaku.

Aku mengenakan gaun putih selutut tak berlengan, dengan rambut yang terurai dan juga memakai high heels 10 senti yang diberikan Kakak padaku. Lalu kami pun berjalan memasuki rumah itu, rumah itu berisi orang-orang berkelas dengan berbalut pakaian yang harganya puluhan bahkan ratusan juta dari berbagai designer terkenal. Ini pertama  kali bagiku untuk pergi ke acara seperti ini setelah Sekian lamanya.

"Hai Steve, udah lama ya, gak main ke acara seperti ini?" Tanya wanita itu.

"Kak." Ucapku memotong pembicaraan wanita itu dan jelas saja wanita itu kesal padaku. Ia pun menggandeng tanganku dan menarikku ke lantai dua di mana papa dan keluarga barunya berkumpul. Papa pun menyadari kehadiranku dan langsung memelukku.

"Udah berapa tahun papa nggak pernah lihat kamu, Kenapa sih kamu nggak mau ketemu sama papa? papa salah apa?" Ucapnya.

"Papa nggak salah apa-apa aku hanya butuh waktu pa, dan lagi pa, it only one year."

"Dan kamu sudah memutuskan?" Tanyanya.

"Aku sudah putuskan." Ucapku.

Mungkin akan sakit, bukan karena aku tidak bisa menerima keluarga baru papa, hanya saja aku tidak mau menerima mereka. Aku tidak mau ada yang menggantikan kehadiran mama di hidupku, tapi aku sadar prilaku yang aku buat juga membuat papa menderita, aku tidak mau membuat papa menderita karenaku, awalnya ketika aku mendengar bahwa ia akan menikah aku sangat terluka karna ia telah mengkhianati mama padahal saat itu baru 2 tahun lamanya mama meninggal, maka dari itu saat pernikahannya berlangsung, aku pun pergi meninggalkan pesta itu, saat itu ia tak sadar bahwa aku pergi. 

Saat itu aku masih terlalu muda dan emosional aku tidak bisa melihat situasi dengan benar, yang aku lihat saat itu adalah papa jahat, papa orang  jahat yang mengkhianati mama dan meninggalkannya, tapi sekarang aku sadar papa tidaklah salah, semua memanglah takdir, takdir bahwa mama sudah tidak di sisi kami lagi. Dan cinta selalu berubah.

Aku pun kembali ke rumah yang sudah lama tak ku tinggali mengenang masa lalu saat kami berempat masih bersama.

***

"Papa tau selama ini kamu tinggal sama tante kamu. Papa memberikan kamu cukup waktu. Papa senang akhirnya kamu mau menerima semua situasinya." Ucapnya, aku pun hanya tersenyum menanggapinya. lalu ia pun mengenalkan aku pada salah satu temannya.

"Woah... kamu sudah dewasa ya? Om sudah lama tidak melihatmu. Sekarang kamu sangat cantik Clara." Pujinya di akhir kalimat.

"Iya om, makasih." Ucapku.

Aku pun mengambil minuman dan ingin meminumnya dan ada yang menepuk pundakku dari belakang, sontak aku pun berbalik. It's Rey.

"Kau membuatku terkejut!" Seruku.

"It's fine, tumben kamu ikut acara beginian." Ucapnya.

"Mulai saat ini aku akan teruh hadir dalam acara seperti ini." Balasku.

"Ngomong-ngomong, Dion juga ke sini loh! Kamuk gak ketemu dia?" Ucapnya.

"Eh? Itu Dion!" Seru Rey. Sontak aku pun berbalik dan kulihat ia sedang mengobrol dengan seorang wanita. Jadi ini yang dia bilang suka padaku padahal ia jalan dengan wanita lain, menyebalkan! Tapi kenapa aku kesal ya?

"Cie cemburu." Ucap Rey yang memperhatikan gerak-gerikku daritadi.

"Siapa?" Balasku.

"Kamu lah! Siapa lagi? Kamu udah mulai sadar?" Ucapnya.

"Apaan sih?" Kesalku dengan ketidak-jelasannya, aku pun pergi meninggalkannya. Menyebalkan sekali saat aku  melihat kedekatannya dengan wanita lain, apa aku benar-benar telah menaruh hati padanya? aku belum bisa memastikannya yang jelas untuk saat ini aku akan mencoba untukmemperbaiki kondisi keluargaku dulu.

######

Mulai dari sekarang aku, kakak, ayah dan istrinya yang baru pun tinggal bersama. sampai sekarang aku tak pernah melihat wajah "Istri" baru ayah, bukan bermaksud apa aku hanya belum  bisa menerimanya, saat ayah baru mengatakan akan menikah aku hanya tertunduk sedih, walau saat itu ada wanita itu di sisinya aku tak melihat wajahnya karena tenggelam dalam piikiranku sendiri, walau aku hanya diam tapi ayah tidak menyadari keterdiamanku, akhirnya saat hari pernikahan aku pun pergi diam-diam.

Makan malam akan segera dimulai, pada acara kali ini, ini lah pertama kalinya kami akan belajar saling mengenal dan menerima diri kami masing-masing.

Setelah merias diri aku pun berangkat dijemput kakakku tercinta, tak lama setelah ia membukakan pintu untukku, ia pun memacukan mobilnya ke restoran yang sudah di reservasi oleh ayah untuk pertemuan keluarga kami, begitu sampai aku pun turun dari mobil dan menggandeng tangan kakakku, baru beberapa langkah ku ambil aku sangat terkejut melihat teman sekelasku disana aku pun mencoba untuk mengacuhkan mereka dan tentu saja gagal karena mereka terus melihat ke arahku.

"Itu Steve kan? OMG OMG OMG aku tidak sedang bermimpi kan? Kipas! Aku perlu kipas." Ucapnya sambil mengipas diri dan di dikipas oleh temannya.

"Foto foto foto, trus nanti kita sebar di grup."

Dan beruntungnya aku punya kakak pengalih perhatian, walau kejadian tadi membuatku kaget tapi  ada kejadian yang lebih membuatku kaget. Tak seperti kagetnya tadi kali ini aku lebih kaget dari sebelumnya

Degh

Aku melihat Dion dia sedang-


You Are My FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang