28

11 1 0
                                    

Semua dimulai ketika Dion mendapat panggilan dari seseorang yang mengatakan bahwa Clara sedang berkencan dengan tunangannya, Dion yang tidak senang mendengar kabar itu pun langsung menghampiri lokasi, ia dapat melihat Clara sedang duduk di salah satu kursi di Restoran bintang 5 ini, Dion tiba tepat ketika ia melihat Clara berdiri dari kursinya dan menghilag di balik tembok, ia menebak bahwa lelaki yang duduk di kursi itu adalah tunangan Clara.

"Aldi?!" Ucapnya kaget setelah melihat mantan sahabatnya itu.

"Bagaimana mungkin kau adalah tunangan Clara?"

"Semua mungkin saja terjadi,  karena aku dipandang lebih pantas bersanding dengannya dibanding denganmu. "

Tenangkan dirimu Dion ini semua masih awal, selama hati Clara ada aku, maka Aldi tidak akan memiliki kesempatan untuk memasuki hatinya ataupun menikahinya, karena Ayah Clara sendiri menginginkan kebahagiaan anaknya.  Tak perduli dengan kekonyolan pertunangan ini. Batinnya menengakan dirinya sendiri.

Dion memandang Aldi sinis,  awal mula ia bisa berpisah dengan Clara ketika di bangku SMA adalah karena si berengsek yang berdiri di depannya, memang orang terdekatlah yang mampu membuatmu paling tersakiti.

Awalnya ia kira pembicaraannya dengan aldi saat itu bukanlah hal yang di sengaja mengingat kemunculan Clara yang tiba-tiba,  namun saat ia pikir lagi, semua menjadi masuk akal ketika aldi menaruh perasaan yang sama pada Clara.

Ia ingin menyingkirkanku dari Clara. 

Aku tidak akan pernah membiarkan rasa yang pernah kau berikan sia-sia begitu saja.

"Lalu apa kau pikir begitu ia melupakanku ia akan memilihmu?  Harusnya kau sadar lebih dari siapapun, bahwa kau di pandang sama denganku,  sama-sama membohonginya.  Kau tidak berbeda denganku. Bedanya hanyalah Calvin adalah kakakmu!" Tegas Dion. 

" Biar kuberitahu, aku tidak perduli! Selama Clara memilihku, aku akan melakukan apapun!"

"KEVIN BRENGSEK!!!" hantaman tinju mendarat di wajah Kevin.

"Kau sudah tidak memanggilku Aldi lagi?" Ujarnya sinis sambil mengusap bibirnya.

________________________________________________________________________

Clara yang sedang di kamar mandi menatap cermin dan berpikir keras apakah ia sanggup jika menikah dengan orang yang tidak ia sukai, tidakkah ia egois, dengan menyakiti perasaan orang lain, bahkan ketika ia masih memiliki rasa pada mantan kekasihnya?

Ingatannya kembali kepada beberapa hari yang lalu sebelum ia bertemu Dion,  gadis yang tak pernah menyukainya sedari SMA menghampirinya yang sedang duduk restoran Jepang yang ia singgahi bersama sahabat-sahabatnya, sempat terjadi adu mulut antara annethia yang tak senang melihat musuh bebuyutannya kembali ke Tanah Air, ia adalah Annethia.

"Wha! Cewek culun tiba-tiba jadi Cinderella ya? lelaki tua mana yang menginginkanmu menjadi simpanannya huh?" Annethia berucap setelah melihat penampilan Clara, karna semua barang yang menempel di tubuh Clara adalah barang-Barang Branded

"Woah! Penyihir ini tak pernah berubah sedikitpun, kau-" Stefanny ingin menjambaknya, namun ditahan oleh Clara

"Kenapa memangnya? Kau ingin di jadikan simpanan? Aku bisa mengenalkanmu pada lelaki berumur itu?" Sinisnya sambil menunjuk pada lelaki sekitar 50 tahun yang sedari tadi memandang annethia karna pakaiannya yang terbuka.

"Kulihat daritadi ia memandangimu terus." Bisiknya.

"KAU!" Hampir annethia menampar Clara namun ditahan olehnya.

"Dengar baik-baik, aku punya batas kesabaran yang lebih terbatas dibanding saat kita SMA dulu, aku lebih temperamen sekarang, jika kau tidak menjaga sopan santunmu, kupastikan besok keluargamu akan mengemis dipinggir jalan, atau aku akan membuatmu mencium kakiku." Clara menghempas tangan annethia kasar dengan senyum sinisnya.

"Kau kira mudah bagimu untuk menjatuhkanku, kau tahu Dion kan? Sekarang aku calon istrinya dan aku mengandung anaknya, jika kau ingin menghancurkan aku, kau pikirkan dua kali apakah kau bisa melangkahinya?"

Mendengar kalimat ini tentu saja tidak ada yang percaya pada perkataan wanita gila itu, namun entah mengapa Annethia terdengar sangat meyakinkan dan tidak berbohong, bahkan dari pandangan matanya Clara tidak menemukan kebohongan disana, saat itu Clara masih berkeyakinan bahwa Annethia bukanlah tipe wanita yang akan dikencani Dion. 

"Ayo pergi! Tidak usah mendengar perkataan wanita gila ini." Agres menarik Clara pergi diikuti oleh Stefanny.

Saat Clara keluar dari Toilet, ia mendengar suara annethia sedang berbicara di telepon.

"Tenanglah pa! Percayalah padaku, cepat atau lambat aku akan menikah dengan Dion, mau bagaimanapun ia mengelak, kenyataannya bayi dikandunganku ini adalah anaknya. Aku tidak perduli jika ia tidak mau bertanggung jawab, aku bisa membawa masalah ini ke media."

"Papa tidak mau tahu, lebih baik lagi kalau kamu bisa menikahi lelaki itu secepatnya."  ujar lelaki disebrang telepon dan mematikan teleponnya.

Annethia menunjukkan senyum senangnya dan meninggalkan tempat itu, Clara keluar dari tempat persembunyiannya dengan ekspresi yang sangat terpukul, "Jadi ia tidak berbohong, it's all true." ucapnya dengan suara bergetar.

Apa yang aku harapkan?  Hubungan kami sudah berakhir sejak bertahun-tahun yang lalu, walaupun ia menyakitiku, walaupun ia tidak mencintaiku, mengapa perasaan ini masih bertahan? Mengapa perasaan ini masih bertahan dan terus mengrogotiku? Batinnya menahan tangis.

Clara tersadar ketika ada yang membuka pintu toilet, ia pun keluar dan ingin segera pulang, namun ia melihat ada keramaian di dalam retoran, menyadari bahwa Kevin dan Dion bertengkar, ia lalu menghampiri dan melerai kedua pria itu.

"Kalian gila! Ini tempat umum!" Bentak Clara lalu meninggalkan kerumunan orang itu.

Dion mengejar Clara, sedangkan Kevin membayar bill dan ikut security.

"Rara! Boleh aku tahu apa yang membuat kamu seperti sekarang ini?

"..."

"Ra! Jawab aku!" Ucap Dion memegang pundak Clara

"Kamu harusnya lebih tau dari aku!"

"..."

"Kamu punya anak Dion yang bahkan belum lahir, dan kamu berdiri di sini! Dihadapan aku! dan mencoba membujukku untuk kembali sama kamu disaat hati kamu bahkan sudah tidak padaku lagi. Masuk akal ga?"

"Kamu jangan dengerin omong kosong orang lain ra! Aku tidak pernah melakukan hal yang kamu tuduhkan kepadaku. Pasti Wanita ular itu bicara yang aneh-aneh padamu, itu tidak benar ra!"

"Benar atau tidak hanya kamu, dia dan tuhan yang tahu, aku hanya orang luar! Tidak pantas ikut campur urusanmu." Ucap Clara mencoba menepis tangan Dion

"Karena masalahnya sudah seperti ini, OKAY! Aku akan membuktikan semuanya ke kamu, dan kalau sampai hal yang kamu tuduhkan ke aku itu semua salah, kamu harus mempertanggungjawabkan kesalahan kamu." Dion mengeratkan cengkramannya di bahu Clara.

"Dion! Mau kamu apa sih?"

"Kalau sampai kamu salah, kamu nikah sama aku! Tidak perduli kamu mau atau tidak bahkan Kevin sekalipun tidak akan bisa menghalangi aku!"

"Terserah!" Ucap Clara kesal menampis tangan Dion.

Clara meninggalkan Dion di restoran malam itu.

You Are My FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang