19

6 0 0
                                    

siapa pria ini?

Aku masih bertanya-tanya dalam pelukannya, mengapa ia memelukku? Apa yang salah dengannya, aku tak mengerti denganpria ini, lalu air mataku pun berhenti mengalir, setelah suara Dion menjauh ia pun melepaskan pelukannya dariku, dan dapat dengan jelas ku lihat wajahnya itu. Aku tak pernah melihat wajahnya, namun ia juga nampak tak asing bagiku,"Terima kasih." Ucapku padanya.

"It's okay, no problem." Balasnya.

Apa yang harus kulakukan? Suasananya menjadi canggung sekali. "Kalau begitu, gue balik ke kelas dulu ya, dah." Ucapku mengakhiri pembicaraan kami. lalu secepat kilat meninggalkan dia.
________________________________________________________________________________

Aku sudah tidak bisa menghindarinya lagi, saat ini aku sedang terjebak berdua dengan Dion, dia yang biasanya bersikap seperti bocah, namun kali ini wajahnya berubah serius, "Kamu kenapa sih ra? Kamu menghindariku, kamu kira aku tidak tahu?" Ucapnya memecahkan suasana hening. Aku hanya menatap kedua manik matanya dalam,"Jangan bilang kamu tidak kenapa-kenapa ra, aku tahu ada sesuatu kan?" Ucapnya lagi.

Suasana hening mulai menyelimuti, saat aku menjawab pertanyaannya, "Tidak ada apa-apa, bukannya apa-apa, hanya saja kau sudah memiliki kekasih, Tidak baik rasanya jika kau dekat dengan gadis lain selain pacarmu." Ucap ku memalingkan tatapan dri kedua manik matanya itu, tersirat kekecewaan dalam kata-kataku.

"Jadi?" Ucapnya dengan nada yang lembut..? "Yah.... aku tidak ingin di katai cewek murahan atau sejenisnya yang mendekati pacar orang lain, kau tahu aku, aku benci ada yang gosippin aku, walau aku ga masalah, tapi aku tidak suka." Ucapku.

"Hei..... kamu itu Clara Daviedward, satu-satunya wanita yang aku suka, aku tidak punya wanita lain yang mengisi hatiku selain kamu." Ucapnya meyakinkanku. Dari matanya aku dapat melihat ketulusan, tidak seperti saat pertama kali ia menyatakan perasaannya padaku dan entah mengapa setelah mendengarnya ada sedikit kelegaan di hatiku.

"And do you know? You looked sad when you said I'm her boyfriend. Apa ini artinya kamu punya perasaan yang sama kepadaku?" Lanjutnya, lalu ia meletakkan satu tangannya di pipiku dan yang lain di pundakku, mengarahkan wajahku padanya sehingga tatapan kami bertemu.

Ya! Aku menyukaimu, aku tidak tahu kapan aku menyadarinya, entah sejak aku melihatmu dengan gadis lain atau ketika kamu selalu memberi perhatian padaku, tapi kali ini dengan pasti aku tahu kepada siapa aku memberikan hatiku. Batinku

Itu ada di lo, Dion.

Wajahnya pun perlahan mendekat kearahku, oh..... my god, this is gonna be my first kiss for real. And bel pun berbunyi menyadarkan kami berdua, "kayaknya udah masuk deh Dion." dan kami berdua pun menjadi salah tingkah sendiri,, "ah... iya, udah masuk, ayo ke kelas." ucapnya sambil menggaruk tengkuknya.

Huft.... untung aja bel bunyi, gak khilaf kan gue. Batinku

*****

"Jadi mulai sekarang kamu jadi pacar aku ya?" ucapnya, aku hanya tersenyum membalas pernyataannya itu.

"eh, kamu senyum barusan, berarti jawabannya iya ya?" Ucapnya kegirangan seperti bocah, lalu ia pun meraih tanganku dan menggandengnya, lalu aku pun melepasnya, walau sudah resmi berpacaran namun jantungku masih suka berdebar kencang tidak karuan sediap ia dekat denganku.

Tiba-tiba saja ia mengambil topi ku dan membawanya pergi, lalu aku pun mengejarnya, walau aku sudah berhasil mengejarnya tapi rasanya percuma saja karena ia terlalu tinggi, sehingga aku tak bisa meraih topiku. Dan tiba-tiba saja wanita itu muncul lagi, wanita yang selalu mengejar-ngejar Dion, ia menggandeng tangan Dion begitu saja dan menganggap bahwa aku tak ada disini.

Dion melepaskan tangan gadis yang melingkar di lengannya dan menggandeng tanganku,"Dia, pacarku." ungkapnya, aku merasa sangat spesial saat kata-kata itu keluar dari mulutnya. "ngomong-ngomong, makasih ya,karena kau sering dekat-dekat denganku, wanita ini jadi sadar perasaannya untukku. Bukannya kau bilang akan menyerah kalau aku sudah punya pacar, di tambah wanita di sebelahku ini adalah wanita yang aku sukai." Ucapya lalu menatapku yang sedari tadi di sebelahnya. "So, give up."  Pacar? Sepertinya belum ada kejelasan tentang status pacar di sini.

"Tapi Dion, aku-" Ucapnya, namun Dion menarikku pergi sebelum wanita itu enyelesaikan kata-katanya.

Entah bagaimana ceritanya, kabar tentang kami berpacaran cepat sekali menyebar, dari kelas sampai ke seluruh sekolah, aku merasa heran sekali. "Ra!" panggil salah satu teman sekelasku, Stefani, aku pun melambaikan tanganku padanya.

"Ra, cerita deh, Bagaimana dai menyatakan cinta padamu? kapan kejadiannya? kok kamu terima dia setelah sekian lama dia ngejar-ngejar kamu?" tanyanya bertubi-tubi padaku, "wait..... sebenarnya aku bingung deh stef, emang kemaren kita tuh baikan, tapi aku juga belom bilag iya ke dia dan agi tentang status juga belom jelas menurut aku, masalahnya adadlah hari ini semua oraang bilang kalau aku sama Dion itu pacaran. bingung deh stef." Ungkapku pada stefani.

"Ya elah ra, kamu tidak usah bingung kali, secara Dion kamu kan populer di sekolah sama gengnya juga,dan banyak yang tau gara-gara ini." Stefani pun menunjukkan instagramnya Dion padaku.

"oh my-" aku tak dapat berkata-kata lagi, ia mengunggah fotoku dengannya di restoran kemarin malam, bahkan aku tidak tahu jika ia sedang mengambil gambar denganku saat itu, ia mengunggahnya denga caption 'akhirnya setelah perjuangan yang begitu lama, wanita yang aku suka ternyata udah  aku  tidak menolak aku sebagai kandidat pacarnya, bagiku ini adalah hal terindah di dunia setelah aku di lahirkan, karena perasaan yang baru pertama aku rasakan ini sangatlah luarbiasa~~~' ungkapnya dengan banyak emoticon love di sana.

sebenarnya ini bukanlah hal yang biasa bagi semua orang dengan topik hari ini, bahkan hingga tertempel di mading dengan topik 'Dion! cowok terpopuler seantero sekolah jadian dengan cewek cupu dari kelasnya' belon juga jadian aku bisa mendengar bisikan-bisikan tukang gosip di belakangku.

"Pake jampi-jampi tuh pasti, mana mungkin dion mau sama yang modelnya kayak gitu." ada tukang gosip.

"DION!!!! Kenapa kamu lebih milih wanita seperti dia, dibanding gue yang jauh lebih cantik." ada yang histeris.

"MATI SAJA CEWEK CUPU!" ada juga tukang buli yang histeris dan masih banyak ekspresi dari kekagetan murid-murid tentang berita hari ini.

dan ketika aku membalikkan badanku, bruk... aku menabarak seseorang lagi

You Are My FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang