Langit menggelap. Awan abu menutupi sinar matahari sore yang berangsur redup meneduhkan suasana. Sore ini pennghuni hutan tak ribut sedikit pun, bahkan desiran angin terasa asing. Pepohonan pun lebih memilih untuk tidak menggemerisikkan dedaunannya. Hari ini, sore ini, alam seperti ikut berduka. Semua menunduk memanjatkan doa.
Tubuh yang terbaring kaku di atas ranjang periksa Paman Park itu benar-benar sudah tak ada harapan. Sejak tadi Paman Park memeriksa dan berusaha mendapatkan sebuah keajaiban, namun hasilnya nihil. Semuanya hanya dapat memandang wajah Rin yang terlihat damai dengan bibir mengatup. Ketercuali Bibi dan Jimin. Bibi benar-benar tak bisa menatap raga itu, melirik pun enggan. Padahal dia baru mengenal Rin, tapi kenapa rasanya sulit sekali menahan kesedihan ini layaknya kehilangan seseorang yang amat sangat berharga. Dan Jimin..dia hanya berdiri menyandarkan punggungnya di depan ruangan Paman dengan rasa sesal, kesal, dan benci.
V membantu Paman menenangkan Bibi, sedangkan Jungkook menatap Jhope yang tak kunjung beranjak dari sisi ranjang Rin. Jhope benar-benar terlihat sangat sedih dan marah. Bila saja dia lebih cepat memasuki kamar Rin. Bila saja dia dapat lebih ketat menjaga Rin. Bila saja dia lebih sigap mengetahui keberadaan mereka.
"YAK LEPASKAN AKU BRENGSEK!!"
Seruan itu membuat Jungkook, V, Paman, dan Bibi menoleh. Mendongakkan kepala Jimin dan mengalih fokuskan lirikkan Jhope. V dan Jungkook beranjak membuka pintu dan mendapati tubuh yang terjatuh tepat di depan mereka akibat dorongan kasar. Yang terdorong maupun yang didorong terlihat terengah-engah seperti telah berkelahi sengit. Dan vampire satu lagi hanya mampu menghela nafas tak habis pikir.
"Kim? Suga? Jin?" Paman dan Bibi membuat Jungkook dan V menyingkir. Kim yang melihat kedua pasang kaki itu mendekat, segera bangkit dan membersihkan dirinya, lalu memalingkan pandangan agar tak menatap orang-orang di depannya sama seperti yang dilakukkan Jin. Suga? Dialah yang terlihat sangat terluka diantara dua lainnya. "Kami bersalah.."
Paman menatap lekat kedua mata sipit Suga yang berair. Mendengar penjelasan atas pengakuan kesembronoan mereka. Bagi Kim, mereka tentu tak bersalah.
"Kami-"
"Kami tak bersalah. Apalagi aku. Bila Rin mati, salahkan saja Jimin. Karena dia yang-" Kim tak mampu menyelesaikan kalimatnya karena Jimin yang berlari dan menjatuhkan dirinya. Jimin mencengkram kerah baju Kim. Emosinya kembali memuncak.
"KAU-"
"APA?! Kau masih bisa mengelak setelah membuat Saeun pergi untuk selamanya?" Kim menggenggam kuat pergelangan Jimin. "Apa kau pikir itu hal sepele yang mudah dilupakan? Apa kau pikir semudah membalikkan tangan aku melepasmu bebas? Jawab aku, apa aku salah membalas semuanya padamu, hah?!"
Suga, Jin, V, dan Jungkook memisahkan mereka berdua. Ketika semuanya jelas, semakin membuat rasa benci mengental diantara mereka.
"Apa perlu membalas dendam dengan membunuh manusia tak bersalah?" Jhope membuat Kim menoleh dan menatapnya sinis. "Apa kau sadar, kau akan disidang akibat perbuatanmu ini? Tak hanya kau, tapi kalian berdua yang terlibat, juga..kau Jim."
Semua diam tak tau harus berbicara apa dan mungkin memang tak mau. Lagian apalagi yang mau disangkal dan dibela? Semua tak kan menghidupkan Rin kembali. Disaat itu juga Kim berbalik berlari pergi memasuki hutan dengan Jin yang mengejarnya.
Jhope langsung meminta Paman untuk membawa Rin ke rumah sakit tempat paman bekerja. Paman pun mengangguk dan menyiapkan mobil, Bibi mengambil jaket dan memasuki mobil. V dan Jungkook membawa Jimin masuk ke rumah, Jhope yang akan kembali ke ruangan Paman Park ditahan oleh Suga. "Kalau boleh, aku ingin melihatnya."
Tanpa mengiyakan dan tanpa mengtidakkan Jhope hanya menyambung langkahnya.
Kali ini tidak hanya Jhope yang terkejut, namun Suga juga. Kali ini Suga tak merencanakan apapun atas apa yang baru saja terjadi. Dan kali ini adalah kedua kalinya Jhope kehilangan sosok Rin di tempat.
Tak mungkin.
Red Hair—Selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Hair
FanfictionJangan mencoba untuk mendekatiku. Bila aku mulai tertarik padamu, bencanalah bagimu. Karena ketika aku memerah, aku bukanlah lagi sosok yang kau kenal. Tapi kenapa? Setelah kau mengetahui semuanya, kau tak kunjung menjauh. [Terinspirasi dari Harry P...