PART 11

6.1K 742 147
                                    

Tapi kenapa? Kau tak menjauh setelah mengetahui semua itu.

Sudah tiga hari lelaki itu menemani perempuan yang terbaring di ranjang rumah sakit. Perempuan itu masih sangat terbaring lemah, bahkan matanya masih enggan terbuka. Kulitnya yang awalnya sangat pucat, berangsur berwarna. Selang infus membuat pergelangannya mungkin pegal. Darah orang lain memasuki tubuhnya yang saat dilarikan ke rumah sakit sudah banyak kekurangan darah.

"Rin?" lelaki itu mendekat ketika melihat jemari Rin yang bergerak. Membuatnya segera menelepon Bibi Park. Dia pun memanggil Paman Park yang memang seorang dokter di rumah sakit itu yang menangani Rin.

Rin yang membuka matanya perlahan itu menatap ke sekeliling ruangan bernuansa putih. Dia melihat tangannya yang ditusuk jarum infusan. Dia memegang lehernya yang diperban.Tentu dia mengingat jelas kejadian malam itu yang membuatnya berakhir disini. Malam dimana dia berteriak kesakitan mengharapkan bantuan. Jimin benar-benar dirundungi nafsu, membuatnya seakan tak ingin berhenti menghisap Rin. Rin sudah semakin lemah, dia sudah mulai pusing. Darahnya berangsur berkurang. Entah apa yang Jimin pikirkan. Bila saja Bibi Park, Jhope, V, dan Jungkook tak segera melacak keberadaan Jimin, mungkin saja Rin sudah tak bernyawa.

DUUAAKH!. Tubuh Jimin terhempas begitu saja oleh Jungkook yang dengan cepat menibannya, menyingkirkannya dari atas tubuh Rin yang sangat lemah.

"MENYINGKIRLAH!!" Jimin yang memberontak ditahan oleh Jungkook dan V dengan susah payah karena kekuatannya yang lebih dari biasanya.

Disisi itu Bibi Park dan Jhope segera membawa Rin ke rumah sakit dimana suaminya bekerja.Berharap Rin yang menggerakkan tubuh saja sudah tak bisa masih bertahan.

"Hei Rin, bagaimana? Sudah baikan?" tanya Paman Park padanya. Membuatnya tersenyum dan mengangguk.

"Aku harap energimu cepat terkumpul Rin" usap Bibi Park dibahu Rin.

"Apa itu masih sakit?" tanya Jungkook menunjuk ke leher Rin yang diperban berhasil mendapati getokkan dari V dan Jhope.

"Kau ini! Jangan bahas itu" sinis V dengan berdecik.

"Tak apa" jawab Rin terkekeh. "Ini hanya masih terasa ngilu saja. "Ah iya, apa Jimin tak ikut?"

Semua mata saling memandang, membuat Rin menunggu jawaban. Jungkook hanya menggeleng bersama V. Jhope memilih untuk diam bersama Paman Park. Dan Bibi Park lah yang angkat bicara bila Jimin tak pulang ke rumahnya sejak kejadian itu. Mereka sama sekali belum melihat batang hidungnya. Dicari pun, Jimin menghindar. Entah dimana.

Hari ini mereka kembali pulang dan bila Rin sudah semakin membaik, besok diijinkan untuk pulang. Dan Rin diserahkan pada Jhope kembali.

Hari-hari di rumah sakit membuat Rin sungguh bosan. Dia hanya tidur, membaca buku, mendengarkan musik, membalas pesan teman-temannya yang menanyakan bagaimana keadaannya, makan buah-buahan, menonton, mendengarkan cerita Jhope, membicarakan apapun dengannya. Ya begitulah. Sungguh sangat bosan.

Hingga matahari berganti menjadi bulan. Rin benar-benar menghabiskan waktunya di kamar. Untuk ke taman rumah sakit pun Jhope larang. Menyebalkan.

"Rin, aku ke Paman Park dulu yah" ijin Jhope lalu menutup pintu kamar Rin pelan.

Rin berniat memejamkan matanya sebentar, namun angin masuk begitu saja membuatnya kedinginan tak nyaman. Jendelanya entah sejak kapan terbuka. Dia bangkit terduduk saat mendapati lelaki itu berada di depan ranjangnya.

"Jimin.." ucap Rin tanpa sedikit pun ada ketakutan dalam nadanya. "Kau kemana saja? Keluargamu mencarimu. Kau-"

Tangkupan tangan Jimin pada pipi kanannya yang terjadi dengan sangat tiba-tiba membuatnya terkejut, namun tak menghindar. Hening. Tak ada satu pun yang berbicara. Mereka hanya saling menatap lekat. Hingga Jimin melirik leher Rin. Dia langsung menurunkan tangannya dan berbalik bergegas pergi, tapi tangan Rin menahannya. Jimin menepisnya cepat sebelum sesuatu yang tak diinginkan terjadi lagi. Dia pergi lewat jendela meninggalkan Rin yang kebingungan.

Red HairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang