Happy Reading
Seorang pemuda tengah mengendarai mobilnya, sesampainya ditujuan dia turun lalu berdiam diri di depan gerbang yang menjulang tinggi, dadanya bergedup cepat keringat membasahinya, perasaanya tidak karuan. Dia menekan bel, lalu beberapa saat kemudian pintu gerbang itu terbuka. Pria itu menaiki mobilnya lagi lalu membawa masuk mobil itu kedalam kediaman dibalik pagar itu.
Saat turun dari mobilnya dia disambut dengan tatapan tajam seorang pria yang erdiri di depan pintu sambil melipat kedua tangannya, dia mendekati pria itu lalu memberikan salam dengan sedikit menundukan kepalanya.
"Selamat malam Sasori - san"
"Selamat malam Sa.Su.Ke - kun, kau pasti ingin bertemu Sakura"
"Iya apa dia ad-"
"Dia tidak ada sebaiknya kau pulangAKH!" ucap Sasori dengan nada kesakitan di akhir kalimat karena menerima cubitan dari orang disebelahnya.
"Aniki!"
"Sakura sakit tau"
"Silakan masuk Sasuke - kun" ucap Sakura mengabaikan Sasori dan Sasuke masuk kedalam kediaman Haruno itu, sedangkan Sasori mengikuti mereka di belakang.
Sasuke duduk dengan Sakura yang duduk disampingnya, tiba - tiba saja Sasori duduk diantara mereka - ditengah, memisahkan mereka. Sasuke menatap Sasori ngeri sedangkan Sakura menatapnya jengkel, kakaknya itu memasang wajah seramnya dengan mata yang mengintimidasi Sasuke.
"Ara Sasuke - kun selamat datang"
Sasuke berdiri dari duduknya lalu memberikan salam kepada ibu Sakura. "Selamat malam, maafkan saya datang malam ini" ucapnya gugup.
"Tidak usah dipikirkan" Ibu Sakura - Mebuki, menaruh nampan teh diatas meja. "Sasori sedang apa kau disini, sebaiknya kamu memberikan mereka ruang!" lanjutnya lalu menarik tangan Sasori.
"T-tapi"
"Sudah ayo!"
Sekarang tinggal menyisakan emreka berdua, Sakura dan Saduke, keduannya nampak canggung, Sasuke hanya menyesap secangkir teh yg sudah di sediakan begitu juga dengan Sakura.
"Anu..." ucap mereka bersamaan, dan mereka terdiam, Sasuke mengutuk dirinya sendiri, harusnya dia tidak bersikap seperti remaja labil, itulah pikirannya.
"Sasuke - kun"
"Y-ya?"
"Mau keluar, maksudku ke halaman rumahku?"
"Hmm" Sasuke mengangguk lalu mereka berjalan meninggalkan ruangan menuju halaman yang dibicarakan.
Sesampainya disana, mereka masih saja saling diam, keduanya benar - benar canggung, padahal mereka sering meributkan hal - hal yang tidak penting, mereka benar - benar seperti remaja.
"Sakura"
"Ya?"
Sasuke menarik nafas panjang lalu. "Yukimaru itu temanku waktu itu dia tiba - tiba saja datang sebenarnya aku sedang bersama Naruto dia pergi ke toilet lalu Yukimaru datang aku benar - benar tidak mempunyai hubungan spesial dengannya dia hanya teman saja Sakura aku hanya suka padamu hanya kamu karena itu maafkan aku aku mohon Sakura" ucap Sasuke, lebih tepatnya cerita, dia berbicara dengan cepat tidak ada jeda dalam kalimat, Sakura hanya tertawa lalu diakhiri dengan pipinya yang merah merona.
"Phhff, Sasuke - kun" Sakura masih menahan tawa.
"Kenapa kamu tertawa?" ucap Sasuke cemberut, Sakura menggeleng lalu tersenyum hangat kepadanya.
"Iie maafkan aku, tapi terimakasih karena sudah berkata jujur"
"Huh?"
"Sebelum kamu kesini, Hinata mengirim pesan, katanya si bodoh Sasuke akan datang kerumah"
"Si bodoh?, perempuan itu!"
"Terimakasih Sasuke - kun, ada satu hal juga yang ingin aku beritahu kepadamu" Sakura memberikan handphone, Sasuke mengambilnya lalu membaca spam email dari handphone Sakura. Sasuke bergidig ngeri, dia menghela nafas kasar.
"Tenang saja Sakura, aku akan mencari tahu siapa ini"
"Sebaiknya diamkan saja"
"Huh?"
"Tidak penting meladeni hal ini, benar - benar kekanak - kanakan, nanti juga dia pasti akan lelah sendiri"
Sasuke mendekat lalu menarik tubuh Sakura dan memeluknya erat dan Sakura membalas pelukannya dengan erat, menyandarkan kepalanya di dada bidang Sasuke, jantung mereka sama - sama berdetak dengan kencang, bahkan Sakura dapat mendengar suara itu.
"Benar juga, kau hanya perlu percaya padaku, aku janji akan selalu bersamamu Sakura"
"Terimakasih Sasuke - kun"
Waktupun berlalu, pagi menyambut mereka yang masih nyaman tidur didalam pelukan selimut. Hinata bengun dari tidurnya bergegas menyiapakan diri, pagi ini dia sedikit bersemangat, karena semalam Naturo mengirim pesan akan menjemput dan berangkat ke kampus bersama - sama.
Hinata turun dari dari kamarnya, berlari menuruni tangga, tepat di pintu keluar, ayahnya Hiashi menghalangi jalannya dengan wajah yang mengintimidasi dan kedua tangan yang dilipat didada.
"O-otousan?"
"Apa maksudnya semua ini Hinata" Hiashi memberikan beberapa lembar kertas, lebih tepatnya polaroid, Hinata terkejut, jadi selama ini ayahnya memata - matainya. "Apa hubungan mu itu dengan laki - laki itu?" lanjutnya dan HInata hanya menghela nafas kasar.
"Seperti yang otousan lihat"
"Kau tau harus apa bukan?, kau tidak bisa menentang ku!"
"Aku mengerti" Hinata membuang foto itu sembarang, lalu berjalan melewati ayahnya.
Hinata keluar dari kediamannya dan menemukan Naruto yang duduk di motornya sambil memainkan handhpone nya, Hinata menghampirinya lalu menepuk pundak Naruto pelan, Naruto menoleh dan terseyum kepadanya.
"Oh Hinata, selamat pagi"
"Selamat pagi Naruto - kun, maaf membuatmu menunggu"
"Sudah ayo kita berangkat" Naruto menyerahkan helm nya dan Hinata naik ke motornya lalu memeluk Naruto dari belakang.
Sesampainya dikampus mereka menunggu kelas dengan berdiam diri ditaman, Hinata hanya terdiam sedangkan Naruto mengoceh seperti biasa, sesekali Hinata terseyum dan membalas ocehannya itu.
Hinata bingung apa yang harus dia katakan kepada Naruto, Hinata tidak ingin berpisah dengannya, bagi Hinata Naruto membuat perubahan besar kepadanya, dia tidak lagi selalu murung, bagaimana dia bisa meninggalkan pria yang sangat dicintainya itu.
"Naruto - kun"
"Ada apa Hinata?"
"Ayo ikut denganku ke china!" ucap Hinata sedikit meninggikan suaranya. "Aku tidak bisa meninggalkan mu" lanjutnya.
Naruto terseyum lembut lalu meraih tanggan Hinata, mengenggam tangan itu erat, Hinata menundukan kepalanya, mempererat genggaman tangan Naruto.
"Aku juga" Hinata mendongkrakkan kepalanya menatap wajah Naruto yang terseyum lembut kepadanya. "Aku juga tidak ingin meninggalkan mu, aku ingin bersikap egois, tapi ini semua demi kebaikan mu Hinata, kau harus menuruti perkataan ayahmu, aku sangat ingin mengatakan ini kepadamu"
Naruto menarik nafasnya. "Tetaplah disini Hinata, disampingku jangan pergi kumohon!" menarik Hinata kedalam pelukannya, mempererat pelukan ditubuh mungil itu menenggelamkan kepalanya ke leher Hinata. "Tapi aku tidak bisa" lanjutnya meskipun sangat berat mengatakannya.
"Naruto - kun maafkan aku"
"Kenapa kau minta maaf Hinata?" Naruto melepaskan pelukannya menatap Hinata dan Hinata hanya mengelengkan kepalanya. "Aku akan menunggumu Hinata, aku janji" Hinata terseyum lalu mencium pipi Naruto cepat.
"Terimakasih"
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HEART IS BEATING
FanfictionChapter completed ------------------------------- Kenapa jantungku selalu berdebar-debar saat kau berada didekat ku Naruto - kun? - Hyuga Hinata - Tetaplah disini Hinata, disampingku jangan pergi kumohon! - Uzumaki Naruto -