Chapter 10
Seohyun yang sekarang berpenampilan berbeda dan tampak begitu seksi tersenyum puas,
"Dan kurasa aku pantas mendapatkannya, mengingat berbulan-bulan aku menyamar di kantor itu, berusaha menjadi sahabat dekat Ryeowook."
"Kau memang mengerjakan tugasmu dengan baik." Tentu saja Kyuhyun juga menyadap seluruh pembicaraan Seohyun dengan Ryeowook, mengetahui bagaimana Seohyun berhasil menempatkan dirinya sebagai sahabat baik yang paling dipercaya oleh Ryeowook, tempat perempuan itu menumpahkan segalanya. Hal itu membantu Kyuhyun untuk mengetahui kondisi hati Ryeowook dan juga perasaan Ryeowook yang terdalam.
"Dan kau menempatkan Ryeowook di kamarmu." Seohyun menatap tidak suka ke arah pintu itu, mengulang kembali komentarnya karena merasa sangat terganggu dengan kenyataan yang ada di depannya.
Kamar Kyuhyun adalah ruang pribadi yang tidak boleh dimasuki siapapun, tetapi Kyuhyun malahan menempatkan Ryeowook di kamarnya.... seharusnya Seohyun yang berhak memasuki kamar itu! Tidur di atas ranjang Kyuhyun, menghirup aroma khasnya dan menikmati pelukannya!
Kyuhyun menatap perubahan ekspresi Seohyun dengan tatapan mata menilai, kemudian memutuskan untuk menghempaskan perasaan perempuan itu, sebelum angan Seohyun mulai melambung dan membahayakan mereka semua.
"Tempatnya memang ada di situ, Seohyun." Gumamnya penuh arti, membuat wajah Seohyun pucat pasi.
Tetapi dengan segera perempuan itu menutupi perasaannya, tersenyum manis seolah-olah tidak mendengarkan kalimat Kyuhyun barusan, dia menggayutkan dirinya di lengan Kyuhyun dengan manja dan bergumam menggoda,
"Aku ingin makan malam yang enak malam ini."
***
Richard membawa nampan berat itu, makan malam Ryeowook, dia melihat Ryeowook masih duduk dengan tegang, di sofa. Dengan tenang pelayan tua itu meletakkan nampan di meja, di depan Ryeowook,
"Anda sama sekali tidak berbaring dan beristirahat."
Ryeowook menoleh dan menatap Rchard, pelayan tua ini memang sepertinya ditugaskan untuk mengawasi dan mengurusinya karena selain para pelayan perempuan yang bertugas membersihkan kamar dan pakaiannya, hanya pelayan tua inilah yang selalu membawakan makanan untuknya. Ryeowook mengawasi lelaki dengan gurat-gurat yang dalam di wajahnya, pertanda usia dan pengalaman hidupnya, lalu menghela napas panjang. Wajah lelaki ini tampak teduh, mengingatkannya kepada ayahnya, hingga mau tak mau ekspresi Ryeowook melembut,
"Bagaimana aku bisa beristirahat kalau aku tidak tahu dan terus menerus cemas akan apa yang akan terjadi pada diriku nantinya?"
Richard berdiri di sana, ragu, dia melirik nampan makanan yang penuh itu dan berpikir bahwa mungkin Ryeowook juga tidak akan mau memakan makanan yang disediakan untuknya.
Nampan-nampan yang kemarin dibawanya keluar, semuanya masih utuh, Ryeowook hanya minum dan tidak menyentuh makanannya, sepertinya mogok makan adalah salah satu bentuk pemberontakan Ryeowook sebagai protes atas perlakuan Kyuhyun kepadanya. Ryeowook harus makan, dia akan membutuhkan segala kekuatan yang bisa diperolehnya nanti.
"Anda harus memakan makanan anda nona Ryeowook, anda akan membutuhkannya." Richard meyuarakan pemikirannya, melihat Ryeowook menghembuskan napas enggan, "Tuan Kyuhyun tidak akan melukai anda selama anda tidak berbuat hal-hal nekat untuk melarikan diri."
"Aku tidak akan bisa melarikan diri dalam penjagaan seketat itu." Ryeowook mencibirkan bibirnya, "Kenapa tuanmu menyekapku seperti ini? Jikalau memang aku adalah kegagalan dalam reputasi membunuhnya, kenapa dia tidak langsung membunuhku saja?"
Richard tercenung mendengar pertanyaan Ryeowook itu. Oh dia sungguh ingin menjawab. Jawaban itu sudah terkumpul di ujung bibirnya, menunggu untuk dimuntahkan. Tetapi tuan Kyuhyun sudah memaksanya untuk bersumpah agar menutup mulutnya sampai waktunya tiba, dan Richard tidak berani melanggar sumpahnya.
"Saya tidak bisa mengatakan apapun, yang pasti saya yakin anda akan baik-baik saja. Tuan Kyuhyun akan memastikan anda baik-baik saja." Setelah mengucapkan kata-kata singkat itu, Richard sedikit membungkukkan tubuhnya untuk berpamitan dan melangkah pergi.
