Two

36.1K 2.9K 82
                                    

Banshee Dugeon

"Vitar, apa yang terjadi denganmu" Vitar merinding saat mendengar suara tuannya. Suaranya terdengar menyeramkan bagai sebuah bisikan ular. Suaranya penuh kejahatan.

"Maafkan Hamba, My Lord" Vitar menunduk gemetar, tangannya ia tekan diatas dada kirinya sebagai bentuk penghormatan. Semua luka ditubuhnya sudah sembuh, hanya saja robekan dan noda darah di bajunya tidak hilang.

"Ceritakan apa yang terjadi" Tuannya berdeham, samar- samar ia bisa mendengar suara gesekan baju Tuannya saat merubah posisi duduknya. Ia tidak berani menatap tuannya, tidak ada yang berani kecuali Liberty. Wanita itu, wanita yang sedang duduk di singgasana disebelah tuannya. Wanita yang sangat memesona. Bisa disebut ia adalah teman seperuangan tuannya.

"hamba, Tyre dan Celix sedang berburu seperti biasanya. Saat itu kami sedang menikmati Elf ketika seorang wanita manusia memergoki kami. Kami hendak menghabisinya seperti biasa, namun ia melawan. Tyre dan Celix gugur ditangannya, dan hambapun hampir mati" Vitar bergetar, dalam hati berdoa agar ia tidak di bunuh kerena gagal menyelamatkan saudara- saudaranya dan meninggalkan saksi mata.

"Manusia yang bisa membunuh kaum kita?" kali ini Liberty yang bicara, suaranya sama mengerikan seperti Tuannya.

"benar, My Lady" Vitar terus menunduk, sementara Tuan dan Liberty diam tak bergeming. Seakan sedang memikirkan sesuatu.

"apa yang membuatmu begitu yakin kalau ia kuat dan bukannya kalian yang tidak becus?" Liberty mendengus, suaranya terdengar tajam dan mengintimidasi.

"kami baru saja menghisap darah Elf dan menghisap darah shape shifter beruang sebelumnya. Dia manusia yang sangat kuat, ia bahkan bisa mengangkat Tyre dan Celix, dan tidak mati saat hamba membantingnya" Vitar menggeleng, dan ia bisa merasakan nafas Liberty dan tuannya tertahan di udara, penuh antusiasme.

"bagaimana dengan baunya?" tanya Liberty.

"seratus persen manusia" ucapan Vitar membuat Liberty dan Tuannya tertawa, ia tau ini akan menjadi sesuatu yang mengerikan untuk kehidupan wanita itu. Wanita yang malang,

"buru dia, dan bawa dia kesini hidup- hidup" titah Tuannya.

"Baik, My Lord" Vitar menyeringai, ini akan menjadi sesuatu yang menarik.

********

Camryn pulang babak belur, dan Jack menatapnya ngeri seakan ia membawa mayat kedalam rumah. Jack mengelilingi tubuh Camryn dengan teliti, kemudian meletakan tangan di pundaknya.

"apa yang sudah kau lakukan? Apa kau menghajar seseorang lagi?" Jack mengacak- acak rambutnya dan menelpon seseorang. Camryn terdiam, ia berjalan menuju sofa dan duduk dengan santai.

"Halo, Dave. Kau baik- baik saja?" ekspresi tegang dimata Jack menghilang saat mendengar balasan Dave dibalik telpon. Demi Tuhan! Jack mengira ia menghajar Dave lagi?

"kali ini siapa yang kau habisi, Cams? Apakah aku harus menelpon pengacara lagi? Atau mengingatkan bagian keamanan untuk mengusir wartawan. Astaga, berhentilah berbuat ulah Cams" Jack mengelap wajahnya, pandangannya terlihat lelah dan kecewa.

"Jack, apakah kau, Dave dan kakekku melakukan percobaan pada manusia lain selain aku?" Camryn tak menjawab pertanyaan Jack, pikirannya fokus ke tiga laki- laki yang tadi ia lawan. Mereka sangat berbeda dari lawan- lawan Camryn sebelumnya.

"seingatku tidak, apakah ada yang salah?" belum sempat Camryn menjawab, darah segar mengaliri hidung Camryn, menuruni bibirnya dan jatuh ke karpet putih dibawahnya. Sial, itu karpet kesayangan kakeknya.

His Soul #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang