Sixteen

11.2K 909 92
                                    

Rambut merah wanita itu berterbangan terkena angin, menutupi sebagian wajahnya yang cantik. Alden tak bisa menahan senyumannya, wanita itu sangat cantik. Dengan tangan gemetar, dan hati berdebar Alden meraih kotak didalam kantongnya dan berlutut didepan wanita itu.

"Victoria, maukah kau menikah denganku?"

Kemudian pemandangan disekitar Alden berubah, Alden berdiri di sebuah ruangan, kemudian ia mendengar suara pintu yang di gedor keras keras. Alden berlari kearah pintu itu dan membukanya. Victoria, mengenakan gaun pengantin yang robek, dan tubuhnya yang babak belur. Nafas Alden tercekat, ia berusaha meraih wanita itu, namun keadaan disekelilingnya berubah lagi.

Didepannya, gadis berambut pirang terbaring diatas kubangan darah yang sangat pekat. Seketika rasa amarah dan sedih menggerogoti jiwa Alden. Alden berlari kearah gadis itu dan meletakan gadis itu kepangkuannya. Gadis itu tampak sangat pucat dan lemah, kehidupan mulai menghilang dari wajahnya. Gadis itu membisikan sesuatu tapi Alden tak bisa mendengarnya, semuanya terasa sangat buram, namun juga nyata. Kemudian gadis itu memejamkan matanya, detak jantungnya menghilang. Alden bisa merasakan bahwa ia sedang berteriak meraung raung, menyebut nama seseorang. Tapi ia tak bisa mendengar suaranya sendiri, ia hanya bisa merasakan rasa sakit yang sungguh luar biasa di dadanya, seakan- akan seluruh tulang di tubuhnya tengah diremukkan secara bersamaan. Tidak, bahkan lebih menyakitkan dari itu.

Dan lagi, semuanya berubah. Ia melihat gadis pirang itu lagi, kali ini ia sedang berlari di pantai. Ia begitu cantik, dan Alden terpesona. Suara tawanya bagai lonceng surga, setiap kedipan matanya bagai ombak yang siap menelannya ia bersumpah ia bisa merasakan jantungnya berdetak, walau sejenak. Ia sangat cantik, dan Alden sangat mencintainya.

Dunia disekitar Alden berputar dengan cepat, kemudian Alden sudah berada ditempat yang berbeda lagi. Lingkungan disekitarnya terlihat sangat asing, dan kuno. Ia tak mengenal tempat ini. Alden mendengar suara senandung wanita yang sangat indah, dan terasa hangat. Alden berjalan dan mengikuti suara itu. Seorang wanita hamil sedang duduk dan bersenandung didepannya, ia terlihat sangat bahagia saat tangannya meraba perutnya yang membesar. Tapi kemudian wanita itu menoleh kearah Alden, dan eskpresi perempuan itu berubah menjadi terror. Membuat bulu kuduk Alden berdiri.

"TOLONG AKU" wanita itu berteriak dengan sangat keras.

***

Alden terbangun dengan keringat membasahi tubuhnya dan kepalanya yang berdenyut- denyut. Untuk sementara Alden bisa mengingat mimpi yang ia alami dengan sangat detail, namun kemudian semuanya menghilang begitu saja. Menyisakan mimpi detail tentang Victoria, namun tidak dengan mimpi gadis pirang dan wanita hamil itu. Alden memijat pilipisnya dan berjalan kearah kamar mandi sambil mengutuk. Sungguh cara yang sangat bagus untuk memulai pagi.

Alden memandang refleksi wajahnya di cermin. Ia terlihat lelah, ia terlihat seperti sebagian dirinya ada yang menghilang? Menghiraukan pemikiran itu, Alden melepas pakaiannya dan membiarkan tubuhnya dibasahi oleh air hangat shower. Pikirannya berjelajah, ia memikirkan kembalinya Victoria.

Ia tak mengerti bagaimana perempuan itu bisa kembali begitu saja, seakan akan tidak ada yang terjadi. Wanita itu membiarkannya hidup dalam rasa bersalah selama ratusan tahun, mengira bahwa wanita itu telah mati namun kemudian wanita itu kembali datang dengan senyuman cemerlang, seakan akan satu satunya kesalahan yang wanita itu lakukan adalah tanpa sengaja bersenggolan dengan Alden.

Alden memejamkan matanya sejenak, seharusnya wanita itu menjadi patah hati terbesarnya. Namun entah mengapa, entah sejak kapan rasa itu tergantikan, tergantikan oleh sesuatu yang tak Alden ketahui. Tapi Alden tak bisa berbohong bahwa ia senang melihat Victoria hidup, dengan sehat dan tanpa cacat sedikitpun.

His Soul #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang