Three

38.2K 2.8K 122
                                    

Camryn memandangan kerumunan didepannya dengan jantung yang berdegup cepat. Ia takut sekali. Entah mengapa ia begitu takut dengan keramaian, sama halnya dengan rasa takutnya terhadap kegelapan dan suara tawa anak kecil. Ia sendiri tidak mengerti kenapa, dan ia harap tidak ada yang tau soal itu. Kelemahan adalah senjata terkuat musuh.

Camryn melirik kearah Jack yang sedang meneguk winenya. Ia sangat bersyukur karena Jack bersedia menemani Camryn. Karena jika tidak, ia bisa saja meringkuk dilantai seperti orang gila saat orang- orang mulai mengerubunginya.

“kau baik- baik saja Cams? Kau terlihat pucat” Jack melirik kearah Camryn sembari tersenyum pada orang- orang yang lewat, yang seharunya menjadi tugas Camryn.

“yah, aku baik- baik saja” Camryn tersenyum pada pria yang sedang berjalan kearahnya dengan langkah sigap. Jared Bennets, seorang Direktur utama dari perusahaan barang elektronik terkenal, Magaenta Company. Diambil dari nama almarhum saudarinya.

“Halo, Lizbeth. Aku tidak menyangka bisa bertemu dengan mu disini” Jared tersenyum kemudian meraih tangan Camryn untuk menciumnnya. Membuat Camryn meringis secara tak sadar dan tubuh Jack menegang.

“Halo, Mr. Bennets. Sudah lama sekali” Camryn tersenyum anggun dan mengambil sampanye dari nampan yang di bawa oleh salah satu pelayan..

“aku kira kakekmu yang akan datang” saat Jared bicara, ia menujukan lesung pipitnya yang begitu indah. Dan sebagai wanita Camryn mengakui ketampanan pria didepannya, ia terlihat seperti model- model celana dalam brand terkenal. Tapi sebagai wanita yang cerdas, Camryn harus mengakui kalau semua itu sia- sia saja. Tidak ada yang pernah membuat Camryn takluk, setampan, sepintar, atau sekaya apapun pria itu. Sempat, ia mengira kalau ia mengidap kelainan seksual, tapi untung saja ia sama sekali tidak tertarik pada wanita maupun hewan.

“yah, dia berhalangan untuk datang. Kalau begitu permisi” Camryn tersenyum singkat dan berjalan melewati Jared, mencari tuan rumah pesta.

“aku tidak menyukai bajingan itu, entah mengapa” Jack berbisik di telinganya, dan Camryn mendengus. Jared adalah bajingan terlicik yang pernah ia kenal, dan Camryn yakin bahwa Jared lah yang sering mengirim mata- mata untuk menghancurkan perusahaannya.

Tapi belum ada sela untuk menghancurkan bajingan itu. Satu kesalahan terlihat, dan Jared akan mandi dengan darahnya sendiri.

“aku tidak tahan, Jack. Aku akan pergi ketoilet untuk beberapa saat” Camryn melepaskan tangan Jack yang mengangguk.

“jangan biarkan Jared mengikutiku keluar” Camryn menepuk pundak Jack dan berjalan keluar dari ruang pesta. Dan sesuai dengan yang ia harapkan, mata Jared mengikuti kepergiannya.

IA BENAR- BENAR RISIH.

Camryn berjalan cepat menuju kamar mandi saat seorang laki- laki menabraknya.

“maafkan aku,” ucap pria itu tanpa membalikan tubuh dan pergi. Camryn merinding, entah mengapa mendengar suara pria itu membuatnya hampir menangis. Pria itu terasa familiar, amat sangat familiar hingga Camryn ingin mengejarnya.

Camryn mengelus lengan yang disenggol pria itu saat seorang pria lagi menabraknya. Ada apa dengan mata mereka sih? Camryn mengumpat saat darah keluar dari kulitnya akibat tak sengaja tergores kukunya.

“sial, maafkan aku nona aku tidak sengaja” ucap pria itu dan menatap Camryn. Kemudian mereka sama- sama membeku, pria itu sangat familiar. Dan saat ia melihat mata pria itu membelalak, Camryn yakin pria itu merasakan hal yang sama.

“sial kau berdarah, maafkan aku” ucap pria itu akhirnya sebelum mengeluarkan band-aid dari kantung celananya.

“maafkan aku, aku sedang terburu- buru. Namaku Galen, beritahu aku saat kau membutuhkan sesuatu” kemudian pria itu pergi.

His Soul #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang