Six

31.8K 2.2K 64
                                    

Dua tahun yang lalu

“Galen, Grace. Ada yang ingin aku katakan padamu” Seera menghampiri Protector dan Servants putranya dengan langkah tenang.

“Me Lady” Galen dan Grace membungkuk.

“aku tidak mengira ingatan Alden akan dihapus lagi,” sebuah jeda panjang dalam ucapan Seera mengundang ketegangan pada Galen dan Grace.

“maafkan saya, Me Lady” Grace kembali membungkuk, merasa paling bertanggung jawab atas dihapusnya ingatan Acenya tentang Camryn.

“sesuatu yang sudah terjadi tidak harus diungkit lagi. Sekarang yang harus di ungkit adalah, bagaimana cara kita menanggapi apa yang telah terjadi” Seera terlihat bagai gunung es yang dingin dan polos, emosi sama sekali tak terbaca dari mata atau nada suaranya.

“kau tau bagaimana Alden kehilangan lima ratus tahun memori hidupnya? aku menghapus ingatan Alden karena sesuatu, sehingga Alden hanya mendapatkan ingatan- ingatan masa kecil yang aku manipulasi. Hal itu menimbulkan kerusakan pada otaknya. Harusnya otaknya tidak tersentuh lagi, tapi ini terjadi.

Aku memohon pada kalian, bukan sebagai mantan Ace- Queen, atau ibu dari seorang Ace. Tapi ibu dari teman yang kalian sayangi. Jangan biarkan Alden mengingat Camryn, otaknya sangat rapuh sekarang. Jika otaknya tertiup sedikit saja, semuanya akan runtuh. Saat itu terjadi, Alden bukanlah siapa yang kalian kenal”

***

Camryn ingat semuanya.

Akhirnya semua pertanyaan yang menari- nari dalam benak Camryn selama tiga tahun belakangan ini terjawab sudah.
Dan sekarang ia tau, sebuah kebahagiaan masa kecil yang kerap kakeknya ceritakan hanyalah kebohongan, masalalunya jauh dari kata bahagia. Sekarang semua traumanya masuk akal, dan asal- usul kebangkitannya dari kematian akhirnya terbongkar.
Tapi ada satu ingatan yang menerpa Camryn begitu dahsyatnya.
Tidak ada seorangpun yang meninginkannya, hingga ia bertemu dengan Alden. Ya, pria yang sejak awal mereka bertemu tidak pernah sekalipun bersikap baik padanya.
Bagaimana bisa, Alden yang ia ingat dengan Alden yang ia kenal saat ini sangatlah berbeda? Apakah ia mengalami halusinasi? Tapi rasa rindu yang selama ini berkecamuk didalam dadanya membuktikan segalanya, Alden itu adalah Alden-nya.

Camryn menitikkan air mata, segala macam kenangan bersama Alden menerpa otaknya, menghangatkan tubuhnya, melegakan dahaganya dan mengenyangkan perutnya yang lapar.

Ia tidak bisa lebih berterima kasih lagi kepada tuhan yang telah mempertemukannya pada Alden, kekasihnya.

Camryn terus terisak saat memori- memori itu terus saja berputar diotaknya. Bagaikan sebuah film yang amat menggetarkan, mengguncang hati Camryn dan meremukannya hingga menjadi abu. Ia ingin menangis tersedu- sedu dan mengiris tangannya, tapi ia juga ingin tertawa terbahak- bahak dan memeluk bahagia semua orang yang ia temui. Camryn menatap lengan kanannya, bekas- bekas luka itu masih ada, mengelus luka itu– Camryn memutar kejadian- kejadian yang menjadi alasan dibalik luka- luka itu.

Tiba- tiba saja pintu terbuka, membuyarkan nostalgia Camryn. Camryn menatap pria berambut gelap yang memasuki kamar yang ia tempati dan tersenyum cerah saat ia mengenali pria itu. semuanya masih sama, mata silver emas pria itu, lesung pipit pria itu, rambut acak- acakan pria itu, dan tubuhnya yang berotot.

“Galen!” Camryn berseru senang dan melompat kepelukan Galen. Ya Tuhan, ia begitu merindukan pria itu, pria yang selalu menjadi sahabatnya dulu.

Camryn tertawa saat ia merasakan tubuh Galen yang menegang dibawah pelukannya, sebelum akhirnya pria itu mendekap Camryn dan membenamkan hidungnya ke leher Camryn.

His Soul #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang