1 - That Building

556 40 3
                                    

Sorot lampu yang panjang menembus gelapnya malam. Menari kesana kesini seakan mengajak semua orang untuk bergabung dengannya.

Seulgi duduk dikursi belajarnya, matanya mengintip ke balik jendela kamar. Matanya yang sipit ikut menari bersama sorot itu. Kedua tangannya menopang kepalanya yang mulai dingin karena terpaan angin malam.

Kling.

Ponselnya berbunyi sekali, dengan segera ia meraih ponselnya.

Matanya yang sipit seketika melebar.

"OMO!"

Seulgi beranjak dari tempat duduknya. Sebelah tangannya yang tidak memegang ponsel otomatis menutup mulutnya yang menganga.

"Yak! Anak itu memang ya. Apa dia tak tahu kalau aku pingin banget pergi kesana? Heol jinjja"

Seulgi menzoom foto yang dikirimkan seorang teman dekatnya, Soojung.

"Aish jinjja, memang aku harus pergi kesana" ucapnya pada diri sendiri.

Gadis itu beranjak dari tempat duduknya dan meraih jaket orange yang tergantung dibalik pintu kamarnya.

Klek! Pintu itu terbuka perlahan, padahal Seulgi belum membukanya. Gadis itu masih sibuk mematutkan dirinya didepan cermin.

"Mau kemana noona?" tanya Wonwoo, adik satu-satunya Seulgi.

"Kenapa bertanya?" Seulgi balas bertanya, ia tidak memperdulikan pertanyaan adiknya.

Wonwoo terdiam. Tubuhnya bersandar pada pintu. Kedua tangannya terlipat didepan dada. Seulgi berbalik agar bisa bertatapan dengan adiknya.

"Kenapa? Tak biasanya kau bertanya" tanya Seulgi lagi.

Ia pergi dari hadapan adiknya dan sibuk memasukkan beberapa barang ke tasnya.

"Hanya bertanya saja" jawab Wonwoo sambil mengamati gerak-gerik kakaknya itu.

"Jinjja? Sepertinya ada yang ingin kau minta dariku"

"Ani"

"Oh baguslah"

Gadis itu kembali melihat pantulannya didepan cermin kemudian berjalan keluar kamar dengan tas dipunggungnya, melewati adiknya yang berperilaku aneh itu.

"Tunggu" ucap Wonwoo sambil menahan lengan kanan Seulgi.

Seulgi melihat tangan adiknya yang mencengkeram lengan kanannya itu kemudian melepaskannya cepat.

"Mwo?"

"Boleh aku pinjam laptop?"

"Aish jinjja. Ani! Pakailah laptopmu sendiri, heol jinjja"

Seulgi memukul pelan kepala adiknya itu.

"Laptopku rusak noona"

"Rusak? Aigoo Wonwoo-ya, baru 6 bulan yang lalu kau membelinya sekarang sudah rusak? Heol..."

"Ayolah noona, aku pinjam ya untuk mengerjakan tugas"

"Tugas? Iya benar tugasmu kan bermain game saja"

"Pinjam ya noona, jebal. Aku akan melakukan apapun yang kau minta"

"Apa pun itu?"

Wonwoo mengangguk.

"Okelah, sekarang temani aku. Kajja!"

Seulgi menarik paksa lengan adiknya itu.

"Yak! Ini mau pergi kemana?"

**

Seulgi berjalan bersebelahan dengan Wonwoo. Kedua tangan mereka tersembunyi dibalik saku celana masing-masing.

Asap putih keluar lewat hidung mereka, membuktikan betapa dinginnya malam itu.

Mata Seulgi menatap langit, mengikuti tarian sorot yang sama dengan apa yang ia lihat dibalik jendela kamarnya tadi.

"Kita mau kemana? Heol dingin sekali" keluh Wonwoo.

"Heol...." Seulgi berhenti melangkah begitupun Wonwoo.

"Kembali lah saja sana kerumah, kau ini laki-laki tapi mengeluh terus"

Gadis itu kembali melangkah, lebih cepat dari sebelumnya. Meninggalkan adiknya yang hanya mematung sambil melihat punggungnya semakin menjauh.

**

Seulgi berhenti pada tempat tujuannya. Senyumnya mengembang, membuat matanya yang sipit terlihat lebih sipit. Suara alunan musik membuat kakinya ingin terus bergerak.

"Tapi kenapa sepi ya? Apa mungkin karena ini hari senin?"

Ia pun melirik jam tangannya, pukul 9 pm.

"Ah mungkin para pengunjung sudah didalam"

Gadis itu menatap lapangan yang sudah didirikan sebuah bangunan. Seulgi menarik nafasnya dalam-dalam lalu dikeluarkannya perlahan

"Oke mari masuk"



TBC
Gimana? Tinggalkan jejak yaa^^

Am I a Human?   ;seulgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang