Seulgi masuk kedalam bangunan itu. Matanya dibukanya lebar-lebar. Kepalanya ikut bergerak agar dapat melihat seluruh isi dari bangunan itu. Akhirnya apa yang ia inginkan terkabul, sudah lama ia ingin masuk kesana.
Gadis itu rupanya tak menyesal masuk kedalam gedung itu. Selain ramai, isinya menakjubkan. Isi gedung itu mirip seperti museum namun lebih 'keanak mudaan'. Senyumnya terus terukir seiring langkahnya.
Seulgi melangkah perlahan, jarak langkahnya tak sejauh saat ia berjalan pergi ketempat itu.
“Woah”
Matanya masih sibuk berjelajah, hingga akhirnya ia menginjak sesuatu dilantai.
Seulgi menunduk lalu berjongkok. Diambilnya sesuatu yang berbentuk persegi panjang itu. Sebuah kertas.
Ia mengamati kertas itu dan mulai melihat serta membaca apa yang tertera didalamnya.
Pencahayaan gedung itu remang-remang, berulangkali gadis itu menyeritkan dahinya, apa lagi kertas itu sudah kusam. Matanya menyipit lagi.
BAM!
Suara dentuman yang diikuti cahaya menyilaukan mengganggu kegiatan Seulgi.
Seulgi melihat kearah cahaya itu.
Matanya makin menyipit dan sebelah telapak tangannya terangkat untuk sedikit mengurangi cahaya yang menyerang matanya.
Tak lama kemudian cahaya itu menghilang, tapi bangunan itu kini dipenuhi oleh sesuatu yang berkelap-kelip.
Seulgi beranjak dari posisinya, ia berdiri, kembali menatap takjub. Kelap kelip itu hinggap ditangannya dan diamatinya sesuatu itu.
Seekor kupu-kupu yang bercahaya, itu yang dipikirkannya.
“Seulgi” panggil seorang gadis dengan suaranya yang lemah.
Dengan segera Seulgi menoleh kesumber suara. Dihadapannya kini berdiri seorang perempuan berpakaian dress pink yang tersenyum kearahnya. Seulgi hanya diam.
“Apa kau mengenalku?” tanya gadis berpakaian dress pink itu.
“Tentu saja tidak” jawab Seulgi mantap, ia keheranan.
“Kau memang benar Seulgi”
“Bagaimana kau tau?”
“Aku mengenalmu”
“Bagaimana bisa?”
“Kau kemana saja? Kami semua mencarimu”
“Mencariku? Ah iya kau harus tau kalau nama Seulgi bukan hanya miliku saja”
“Tapi kau benar Seulgi yang kumaksud”
“Apa kau mabuk?”
“Hanya kami yang bisa melihat kertas itu”
“Kertas ini?”
Seulgi mengangkat kertas yang digenggamnya keudara.
Gadis itu mengangguk.
“Ikut aku, kita tak punya banyak waktu. Kau harus segera bertemu Ratu”
“Ratu?” Seulgi tambah heran.
“Oh ya namaku Hayoung, aku akan memanggilmu eonni karena aku lebih muda darimu”
Hayoung berjalan menuju suara dentuman tadi terdengar.
“Hayoung-ah sebaiknya kau cepat pulang. Kau benar-benar mabuk”
“Kemarilah eonni, kajja”
“Shireo”
Hayoung berbalik, lalu menggandeng tangan Seulgi dan menariknya ketempat suara dentuman tadi terdengar.
Cahaya menyilaukan datang lagi, namun anehnya Seulgi tidak merasa silau. Justru ia melihat pemandangan yang tidak pernah dilihatnya.
Ia melihat awan tepat didepannya dan genangan air yang seperti danau ada dibawahnya.
Diseberang danau itu juga terdapat sebuah tempat yang terlihat seperti sebuah pulau kecil.
Mereka pun menghilang.
**
Wonwoo yang tadi enggan mengikuti kakaknya akhirnya memutuskan untuk mengikuti gadis itu.
Ia berpikir tidak seharusnya ia membiarkan seorang gadis pergi sendirian malam-malam.
Secara tidak lagsung ia tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk menimpa kakaknya.
Wonwoo berhenti didepan gedung dan melihat jejak kaki yang diikutinya itu, yang ia yakini 100% adalah jejak kaki kakaknya. Dengan terpaksa Wonwoo masuk ke gedung itu juga.
Wonwoo melihat kesekeliling. Kemudian ia melangkah masuk. Matanya sibuk mencari kakaknya.
Tiba-tiba matanya terbelalak.
“Noona!” teriak Wonwoo begitu melihat kakaknya berjalan kearah cahaya yang menyilaukan.
Tanpa berpikir panjang, lelaki itu berlari mengejar kakaknya.
Ia pun ikut menghilang.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I a Human? ;seulgi
Fantasy"Jadi sebenarnya aku ini siapa? Apa yang harus kupilih? Sungguh aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang" - Seulgi. --------------------- Happy Reading! Don't forget to tap the ☆ and type comments~♡ --------------------- Copyright © 2016 o...