"Aku tau kalian, aku tidak akan menyakiti kalian" ucap Ratu.
Seulgi dan Wonwoo menoleh kearah Ratu. Pandangan mereka sama-sama bertanya. Dan tentunya rasa takut itu masih hinggap pada mereka.
"Aku setengah manusia, jadi aku tidak akan menyakiti manusia. Apalagi jika aku melukai kalian itu akan membuatku sakit juga" ucap Ratu.
^
"Seulgi-ya, Hayoung-ah jangan berlari terus!" seru Ratu.
"Ratu kejarlah akuu" canda Seulgi.
Suara tawa dua kakak beradik bersama ibunya itu terdengar menenangangkan. Tawa lepas tanpa beban, seakan melambangkan kebahagiaan yang akan terus hadir.
"Ratu! Seulgi-ya, Hayoung-ah! Ayo makan aku sudah lapar" teriak seorang lelaki dari ujung atas tangga.
"Mingyu oppaaa!! Kami dataanggg!!" seru Hayoung ceria.
Ratu, Seulgi, dan Hayoung berlari kecil menaiki tangga, mengejar Mingyu, anak pertama Ratu.
Mingyu menggandeng kedua adiknya, sedangkan Ratu berjalan mendahului.
"Ratu!!" teriak seorang prajurit.
Belum sempat masuk ke dalam istana, mereka semua berhenti dan berbalik."Pasukan musuh menyerang, yang memimpin seorang penyihir" lapor prajurit itu.
"Penyihir? Siapkan semuanya!" perintah Ratu.
Seulgi dan Hayoung bersembunyi dibalik tubuh Mingyu.
"Tenanglah, aku akan melindungi kalian. Kajja kita kedalam" ucap Mingyu.
**
Pasukan musuh menyerang. Suara tembakan, gesekan pedang, pekikkan, seruan bahkan tangisan bercampur hingga terdengar sampai kedalam istana.
Seulgi dan Hayoung masih terlalu kecil, mereka menangis dalam rangkulan Mingyu. Mingyu juga sebenarnya ketakutan, namun bagaimanapun juga ia harus melindungi kedua adiknya.
Kekuatan mereka belum seberapa, mereka masih kecil, mereka belum bisa menggunakan kekuatan mereka.
Brak!
Suara pintu terbuka sangat dipaksakan. Seorang penyihir masuk kedalam, menerobos pintu yang berhasil ia buka itu.
Tawanya menggelegar apalagi saat penyihir itu melihat ketiga anak yang ketakutan bersembunyi didekat pilar istana.
Penyihir itu berjalan mendekat.
Semakin dekat.
Tawanya pun makin keras.
Wajahnya yang menyeramkan makin terlihat jelas, kerutnya juga.
Tangan penyihir itu bergerak perlahan, mengarahkan tongkatnya kearah tiga anak itu.
Dengan segera Mingyu mengajak kedua adiknya itu berlari.
Mereka bertiga berlari sambil menangis, apalagi kedua anak perempuan itu, tangisnya benar-benar pecah. Ratu melihat ketiga anaknya itu. Dengan memberi kode, Ratu meminta Mingyu agar mereka bertiga berlari mengikutinya.
"Berlarilah terus, ikuti Ratu!" seru Mingyu.
Kedua gadis itu berlari namun Mingyu tidak berlari, ia malah berbelok.
Penyihir itu terus mengejar kedua gadis itu tanpa memperdulikan Mingyu.
Ratu berhasil menggandeng kedua putrinya. Mereka terus berlari. Namun tiba-tiba mereka berhenti, mereka bertiga terpojok sekarang.
Seulgi dan Hayoung masih menangis dan langsung bersembunyi dibelakang Ratu. Ratu mencoba menggunakan kekuatannya namun gagal. Ia terlalu lemah untuk menggunakan kekuatannya saat itu.
"Jangan mendekat!" Seru Ratu.
"Apa yang kalian inginkan?" tanya Ratu kemudian.
"Segalanya.......yang kau punya" kata penyihir itu.
"Tidak akan pernah kuberikan!" seru Ratu.
Penyihir itu tertawa.
"Kalau begitu kalian berubah jadi manusia saja karena otomatis kalian akan pergi dari tempat ini hahahahahaha" kata penyihir itu.
Penyihir itu mengayunkan tongkatnya dan.......
BAM!
Suara dentuman tercipta dari tongkat sihir itu. Tawa penyihir itu makin keras, makin nyaring.
"YA!" seru Mingyu.
Penyihir itu mencari asal sumber suara seruan itu.
Penyihir itu menemukannya, suara itu terdengar dari arah depannya. Tawanya puas,
"HAHAHA Babo! Baguslah kau kena sihir itu juga hahahaha" ucap penyihir itu.
"Sampai bertemu lagi" kata penyihir itu lalu ia langsung pergi bersama dengan pasukannya.
Ratu, Mingyu, Seulgi dan Hayoung tergeletak lemas di lantai begitupun rakyatnya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I a Human? ;seulgi
Fantasy"Jadi sebenarnya aku ini siapa? Apa yang harus kupilih? Sungguh aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang" - Seulgi. --------------------- Happy Reading! Don't forget to tap the ☆ and type comments~♡ --------------------- Copyright © 2016 o...