9 - 2nd War

204 15 3
                                    

Pertarungan itu lebih sengit daripada 15 tahun yang lalu. Hayoung menggantikan Ratu menjadi pemimpin pasukan.

Brak! Pintu kerajaan terbobol lagi, sama seperti 15 tahun yang lalu.

"Penyihir itu, penyihir yang sama dengan 15 tahun lalu" bisik Wonwoo pada Seulgi.

"Benarkah? Lalu apa aku benar mempunyai kekuatan? Bagaimana caranya?" Tanya Seulgi pada Wonwoo.

"Entahlah, aku tak mengingat cara untuk menggunakannya" jawab Wonwoo.

"Kita dalam bahaya, penyihir itu pasti tau keberadaan kita" bisik Seulgi. "Apa yang harus kulakukan?" tanya Seulgi terlebih pada dirinya sendiri.

Penyihir itu tertawa. Tawa yang sama. Penyihir itu telah mengetahui persembunyian Seulgi dan Wonwoo.

"Hahaha kalian kembali para manusia utuh?" Tanya penyihir itu.

Seulgi berdiri, berhadapan dengan penyihir itu. Wonwoo memegangi tangan kiri gadis itu "Sebaiknya kita lari saja" bisik Wonwoo.

Seulgi menatap terus kearah penyihir itu. Tidak memperdulikan lelaki yang terus memegangi tangannya.

"Tidak, aku harus menghadapinya" ucap Seulgi yakin.

"Yak! Apa kau gila?" Seru Wonwoo.

"Tidak. Aku bisa mengalahkannya, aku bukan manusia utuh" ucap Seulgi.

Penyihir itu menyeritkan dahinya, kerutannya terlihat lebih jelas. "Hahaha! Apa kau sedang membodohiku? Aku tidak bisa semudah itu kau bohongi!" Seru penyihir itu.

"Aku tigaperempat manusia" ucap Seulgi pelan namun penyihir itu mampu mendengarnya begitupun Wonwoo.

Seulgi melepas paksa genggaman Wonwoo lalu melangkah mendekat ke arah penyihir itu.

"Kau menantangku? Kau pikir aku takut?" Tanya penyihir itu. Seulgi hanya diam. Ia ketakutan namun ia harus menyembunyikannya dari hadapan penyihir itu.

Seulgi dan penyihir itu saling berhadapan di tengah ruangan istana.

"Apa kau yakin? Apa kau yakin berani melawanku? Aku sudah mengatakannya padamu. Aku tigaperempat manusia, aku bisa mengalahkanmu. Hal itu sudah tertulis di buku" ucap Seulgi. Ia berusaha keras mengontrol suaranya agar terdengar santai dan berani. Sebenarnya ia takut. Sangat takut.

"Hahaha! Tau apa kau tentang negeri ini?" Tanya penyihir.
Penyihir itu mengangkat tangannya dan mengayunkan tongkatnya cepat.

"AKH!" Mantra itu tepat mengenai kepala Seulgi. Gadis itu langsung jatuh tersungkur dilantai.

Beberapa orang yang selamat dari pertarungan berbondong-bodong masuk kedalam istana, mengepung penyihir itu namun tidak berani mendekat. Penyihir itu tertawa puas. Ia merasa menang atas Seulgi yang mengaku sebagai tigaperempat manusia, yang mengatakan akan mengalahkan dirinya.

Wonwoo ketakutan. Ia tak mampu melakukan apa-apa. Ia tidak punya kekuatan, ia tak bisa berpikir apapun itu.

"Ahh.. Apa kau renkarnasi dari Mingyu?" tanya penyihir itu. Wonwoo hanya diam, wajahnya ketakutan. "Atau apa kau akan mengaku sebagai tigaperempat manusia juga, Mingyu-ssi?" tanya penyihir itu lagi dengan intonasinya yang licik.

"Mengapa kau diam saja? Kau ingin aku mengucapkan mantra apa?" tanya Penyihir yang kini makin mendekat kearah Wonwoo.

Wonwoo menyeret tubuhnya kebelakang dengan perlahan dilantai. Ia tidak bisa melakukan apapun selain itu.

"Mantra menjadikan hewan peliharaan, mantra menjadikan budak, mantra menjadikan kekasih, atau mantra............"penyihir terdiam, wajahnya berseri.

"Kurasa mantra kematian lebih cocok, benarkan?" ucap Penyihir. Wonwoo terpojok. Penyihir itu pun langsung berhenti mendekat kearah Wonwoo.

Ratu bersama Hayoung berlari masuk ke dalam istana. Tubuh mereka melemah namun mereka harus melihat keadaan Seulgi dan Wonwoo.

Penyihir itu mengangkat tangannya, tongkatnya mengayun perlahan, "Decesathe...."


"DECESATHEMUS!!"


BAM!


Suara dentuman terdengar sangat dahsyat. Cahaya menyilaukan langsung datang. Semua orang terlempar. Cahaya itu membutakan pandangan mereka semua.


TBC but..........dilanjut gak ya?
Vomment😉

Am I a Human?   ;seulgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang