6 - Anxious

176 16 0
                                    

Kyuhyun memutuskan untuk berjalan kearah istana setelah cukup lama ia menunggu Seulgi ditempat yang ia beritahukan kemarin.

“Aku ingin bertemu Seulgi”

“Siapa kau?”

“Kyuhyun dari desa keemasan”

“Tunggulah disini”

Seorang prajurit gerbang masuk kedalam istana sedangkan yang lainnya tetap tinggal.

Tak lama kemudian Seulgi keluar dari gerbang. “Oh Kyuhyun-ssi, ada apa?”

“Mau pergi denganku?”

Seulgi mengangguk namun prajurit menahannya.

“Aku akan kembali saat petang”

**

“Jadi kau ini seorang putri kerajaan?”

“Bukan”

“Lalu apa maksud dari perkataan putri Hayoung kemarin?”

“Ia sudah menganggapku sebagai kakak sendiri sepertinya”

“Bagaimana dengan keluargamu?”

“Sudah lama aku tidak bertemu dengan mereka”

“Kau tidak ingin bertemu dengan mereka?”

“Aku ingin, namun mungkin aku akan menunggu beberapa hari lagi”

Seulgi dan Kyuhyun menghabiskan waktu bersama dengan berburu. Sesekali Kyuhyun mengajari Seulgi bela diri.

Hari-hari sudah berlalu. Setiap hari Seulgi dan Kyuhyun menghabiskan waktu bersama-sama. Tanpa disadaripun mereka sudah merasa nyaman dengan satu sama lain. Benih-benih cinta pun mulai tumbuh.

“Kurasa aku harus segera pulang kerumah”

“Kemana? Kekerajaan? Apa kau sakit?”

“Bukan. Kurasa aku harus kembali ketempat asalku”

“Ketempat asalmu? Dimana? Aku akan mengantarmu”

“Apa kau bisa membantuku untuk kembali?”

“Tentu saja bisa. Katakan saja dimana itu”

“Dunia manusia”

“Manusia?”

Seulgi mengangguk. Kyuhyun sedikit terkejut.

“Jadi kau benar seorang manusia?”

Seulgi mengangguk lagi.

“Bagaimana caranya agar aku bisa kembali?”

“Apa semua orang tahu kau adalah manusia?”

“Tidak. Hanya kau dan mungkin Hayoung? Ak tak begitu yakin Hayoung mengetahuinya”

“Kau dalam bahaya”

“Bahaya? Apa?”

“Jangan katakan kepada siapapun kau adalah seorang manusia”

“Memangnya kenapa? Semua orang disini manusia kan?”

“Bagaimana bisa kau sampai disini?”

“Hayoung yang mengajakku”

“Seulgi-ya kenapa kau baru memberitahukannya padaku?”

“Memangnya kenapa?”

“Tak seharusnya kau berkeliaran.”

Seulgi menyeritkan dahinya. Pandangan matanya bertanya pada lelaki itu.

“Tenang saja Seulgi-ya aku akan melindungimu, maka tetaplah disisiku”

**

Sorot panjang itu masuk menembus jendela kamar Seulgi. Sorot itu mirip seperti sorot yang Seulgi lihat malam itu, namun hanya saja kali ini sorot itu tidak bergerak. Seulgi mengucek matanya kemudian bersiap.

30 menit sudah berlalu semenjak Seulgi bangun. Namun gadis itu masih enggan untuk keluar dari kamarnya. Ia berjalan kearah jendela, tanpa sengaja ia menginjak sebuah buku.

Gadis itu mengambil buku itu. Dibukanya halaman demi halaman tersebut lalu dibacanya. Mata sipitnya terbelalak. Sebelah telapak tangannya otomatis menutupi mulutnya yang menganga.

Tiba-tiba, terdengarlah suara ramai-ramai dari luar. Awalnya Seulgi enggan untuk keluar, namun ia merasa janggal. Akhirnya ia pun memutuskan untuk keluar.

Seulgi berlari kecil ketepi tangga. Matanya menyipit, mencoba melihat seseorang yang sedang dikerubungi dibawah. Ia tidak bisa mendengar jelas apa yang orang-orang itu bicarakan, ia pun juga tidak bisa melihat jelas siapa orang yang dikerubungi tersebut, sehingga ia memutuskan untuk turun dari tangga.

Langkah gadis itu normal. Tangan kirinya memegang pinggiran tangga. Seulgi masih menimbang-nimbang, ia berusaha menebak siapakah orang tersebut.

“Apa yang terjadi?” tanya Seulgi setelah ia melihat Hayoung didepannya.

“Seorang manusia masuk ke negeri kita, laki-laki kali ini” katanya.

“Manusia? Memangnya semua orang disini bukan manusia?” tanya Seulgi.

Jantungnya berdetak kencang, kakinya sedikit gemetar. Rasa cemas nya datang lagi. Kali ini ditemani oleh rasa takutnya.

Hayoung menggeleng. “Lalu?” tanya Seulgi.

“Entahlah aku juga tidak tau, tapi sebenarnya kita masih seperempat manusia dan kita memiliki kekuatan masing-masing. Ada yang bilang kita ini malaikat, peri, bahkan bidadari” kata Hayoung.

“Apa yang akan kalian lakukan terhadap manusia itu?” tanya Seulgi dengan sisa keberaniannya.

“Dibunuh? Tetapi Ratu tidak suka membunuh.” Ucap Hayoung.

Seulgi menelah ludahnya dengan sulit. Tenggorokannya mendadak kering. Suaranya hilang. Badannya lemas. Mungkin wajahnya kini memucat. Seketika itu juga ia teringat pada buku yang ia baca tadi. Buku yang menceritakan cerita yang tak ingin Seulgi tau. Rasanya ia ingin sekali keluar dari tempat itu.

“Apa yang kalian lakukan disini? Bawalah dia kedalam istana. Aku perlu berbicara padanya” kata Ratu.

Ratu melihat Seulgi yang terlihat cemas disamping Hayoung dan dengan segera Ratu mengajaknya Seulgi untuk masuk kedalam bersamanya.

**

Pintu tertutup rapat. Diruangan sebesar itu hanya ada 3 orang. Seulgi terus menunduk, ia berdiri disamping Ratu. Sebenarnya Seulgi enggan namun karena Ratu yang memintanya, ia tidak bisa menolak. Sedangkan lelaki itu bertumpu pada lututnya dan kepalanya menunduk.

“Angkatlah kepala kalian, aku yakin kalian saling mengenal” kata Ratu.

Seulgi dan lelaki itu mengangkat kepalanya. Mata sipit mereka terbuka lebar selebar-lebarnya, apalagi Seulgi. Mulut gadis itu menganga lagi.

“Ya! Apa yang kau lakukan disini?” tanya Seulgi sambil menghampiri lelaki itu yang tak lain adalah adiknya sendiri.

“Babo, aku mengikutimu dari belakang” ucap Wonwoo.

“Yak ini bukan waktunya untuk bercanda. Kita dalam bahaya sekarang. Mereka semua tidak menyukai manusia” bisik Seulgi.

Wonwoo terdiam, wajahnya datar.

"Kenapa kau hanya diam? Kau tidak takut?"

"Apa yang harus kita lakukan?"



TBC

Am I a Human?   ;seulgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang