Namanya hubungan ya, gak semulus kaki meja. Pasti ada aja kesalahpahaman, makanya banyak yang bilang hubungan tepat bukan karena orang yang tepat, tapi bagaimana kita menerimanya tanpa membandingkan dengan orang lain.
--L.T.Lagi pula, kaki meja kan gak mulus mulus amat, iyakan? Iyain aja deh.
--Author
.Natasya's POV.
"Jadi lo abangnya Katya?" Menunjuk Katya dan Andrian yang sudah duduk didepan gue secara bergantian.
Alis Katya berkerut, kayaknha kebiasaan keluarga gue nular ke Katya, "Lo kenal Bang Andri, Nat?".
"Secara tidak sengaja" kata Andrian cuek.
Malvin mengibaskan tangannya kesal, "Hei hei, kami bukan penonton bayaran"
"Dibayar aja nggak"
"Siapa yang barusan ngomong? Siapa? Matre woo"
"Sadar woi" celetuk Andrian, mengambil hape gue seenaknya.
"Hape gue woi"
Ini nih, di chapter sebelumnya gue bilang kan, semua cowok yang gue kenal pasti ganteng, dan tambahkan juga, seenak jidatnya.
Jidatnya aja kagak enak, meh.
Andrian menatap gue sinis, lalu menjulurkan ludah, kayaknya semua sifat gue berpotensi nular ke sekitar, dan gue bangga akan itu, HA,"Lah, gue juga yang beli"
Dan catat, tambahkan lagi, mereka juga songong, semua, camkan itu, mulai dari Reza, Theo, Malvin sampe Andrian, untung bokap gue kagak, cuma agak gesrek aja.
Mata Malvin serasa mau copot, "Ha? Lo yang beli?"
Theo ikutan menyambar, "Ooh gue inget, jadi lo yang nganter Tasya pulang"
Mereka juga pembawa masalah, gak peka, fix.
Kali ini, rahang Reza serasa mau copot, "lo pulang sama dia?" Menekankan kata 'dia' dengan sarkastik.
"Lo pulang sama bang Andri?" Katya pun ikut membeo.
"Bagus, bagus, serbu aja gue terus, civil war belum mulai woi"
Lah, tersangkanya aka Andrian malah tertawa jahil, "ya iyalah, kan gue pacarnya"
Kan udah gue bilang, pada pembawa masalah, dem.
"Ngomong lo ama pantat gue"
Dan pembicaraan jadi tumpang tindih, gue gak tau lagi mana yang nanya, mana yang nyindir, sama mana yang ngajak rusuh, oke, semuanya sama sama buruk.
Gue harus ngelurusin ini, sebelum para Villains rumpi ikutan (Nyokap dan Bokap gue, kalo Tante Franda sama Anna gak mungkin), "denger ya, gue cuma korban tabrak lari Andrian, gak lebih, dan udah selesai, dan lo jangan nambah nambahin ya, Bang"
Andrian nyengir kuda dan mengangkat tangannya membentuk V, peace.
"Oh"
"Untung"
"Yaah, Coba aja ada 'apa apa'"
Reza bergumam kecil, cukup buat gue yang duduk disampingnya denger, "yah, mungkin bakal ada apa apa"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Love
Teen FictionJust like people says, "Patah hati adalah proses menuju kedewasaan. Sering patah hati tidak berarti kita harus putus asa mengejar cinta. Cinta butuh perjuangan. Perjuangan untuk mempertahankan kenyamanan"