"Jadi?"
Natasya menoleh, "Ha? Apaan?"
"Masih banyakkah?"
Terlihat Reza dan Andrian kesulitan membawa barang belanjaan Natasya, bukan, isinya bukan pakaian atau tas branded, melainkan makanan, buku, bahkan mainan dan pajangan unik yang menjadi target shopping Natasya.
"Belum belum, gue belum nemu bean boozled, kata Katya disini ada tokonya."
Sontak kedua lelaki itu membatin, sampe rumah/sekolah gue mutilasi tu anak.
"Capek? Yodah balik sono, belanjaannya biar gue taroh di mobil, lagian gue ga ada nyuruh kalian buat temenin gue kan."
"Lah kan gue yang ngajak lo kemarin, Nat. Ni curut aja yang maksa ikut."
"Gue bukan curut," balas Reza sengit.
Natasya menepuk jidatnya, "Oiya kan lo yang ngajak gue, lupa lupa."
"Terus, dalam rangka apa lo ngajak gue?"
"Gaada sih, niatnya mau kencan aja. Eeh si curut ini ngikut."
"Sekali lagi, gue bukan curut," perkataan Reza tidak diindahkan oleh Andrian.
.
Natasya P.O.V's"Sampe ada makanan anjing pula"
"Makanan anjing, haram woi haram."
Gue tergelak melihat reaksi mereka, "Coklat yee coklat."
"Sekali lagii," Reza dan Andrian memutar spinner kompak.
"Patah woi patah."
Mereka pun kembali tenang, dan gue memutar spinner.
Will it be Buttered Popcorn or Rotten Egg?
"Taruhan, Za," tantang Andrian mengambil dua buah permen.
"Demi popcorn mentega," Reza mengambil satu permen ditangan Andrian.
Dan mereka memakan secara bersamaan, gue mengambil satu dan memakannya.
"POPCORN MENTEGA YESH"
"GUE JUGA HAHA"
Mereka berdua bersorak lebay sambil menari nari gaje. Sedangkan gue mengerutkan alis, dan menahan rasa tidak enak dimulut.
Andrian yang menyadari perubahan raut mukaku menghentikan tarian nya, "kenapa, Nat? Muka lo kayak orang nahan beol"
Yaampun, Ndri. Sensor kek omongan lo.
"Oooh gue tauu, lo kebagian telur busuk yee, HAHA RASAIN LO," sontak gue menjitak kepala Reza.
"SETAN LO ZA," gue memuntahkan permen itu. "Lagii, sekali lagi."
Reza pun menghentikan tawanya, "capek ah Nat makananin popok bayi."
"Apalagi makanin kaos kaki busuk."
"Yaudah yaudah, mau ngapain lagi?" gue pun membereskan meja kami yang berantakan dan membuang plastik plastik bekas muntahan kami.
Alangkah joroknya kami, maafkeun kami, wahai pemilik cafe.
"Ke timezone yokk." Reza menarik tangan gue.
"Main tarik tarik aja," celetuk Andrian.
"Biarin, bukan cewek lo juga," balas Reza sengit.
Andrian tampak ingin membalas, tapi terlanjur gue lerai, "etdah, kalian berdua ribut mulu kayak anak kecil, udah diem."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Love
Teen FictionJust like people says, "Patah hati adalah proses menuju kedewasaan. Sering patah hati tidak berarti kita harus putus asa mengejar cinta. Cinta butuh perjuangan. Perjuangan untuk mempertahankan kenyamanan"