"Kak Em!"
Gue langsung bergelayut manja dilengannya, jarang jarang woi kakak gantheng gue satu ini pulang ke rumah, yaah, katanya sih sibuk kerja.
Malvin Reese Campbell, ganteng? Jelas, semua yang kenal sama gue pokoknya ganteng lah, haha, tapi serius, abang gue semuanya ganteng bener, udah gue gebet kalo kami bukan kakak adek, yaah, dia punya motto seperti: "I will not bow to you, I'm an egoist man with a special talent, talent to make you bow to me"
Yah, gini gini abang kesayangan gue, walau semua orang tau dia egois dan suka memerintah, tapi tetep aja, semua orang pasti setia dan gak ada yang berani nentang , king's command, katanya.
Dia tertawa ringan lalu mengacak rambut gue, "Sweetie, miss you too".
"Kan Tasya gak bilang kalo Tasya rindu sama Kakak, wlekk" gue ngejulurkan lidah, lalu lari bersembunyi dibalik Theo.
"Ooh gituu, jadi sekarang lebih sayang sama Theo daripada sama Kak Malvin" kata Malvin pura pura ngambek.
"Ya iya dong, kan Mas Theo lebih gantheng daripada Kak Em" lagi lagi gue ngejulurin lidah, mengejek.
"Jadi, sekarang kamu lebih mentingin fisik daripada sifat nya gitu? Huh" Kata Malvin memalingkan mukanya lebay.
Theo berdeham, "Jadi, secara tidak langsung maksud Kak Em itu sifat Theo gak sebaik fisik Theo gitu, Kak Em Jahat!" Theo ikut ikutan memalingkan mukanya lebay.
Gue terkikik ngeliatnya, "udah udah, ini kok jadi pertarungan antar chihuahua sih"
"Jadi, maksud Tasya, kami ini anjing gitu? Tasya Jahat!" Kata keduanya hampir bersamaan.
Gue memutar bola mata, "Salah aja terus" sedangkan mereka berdua hanya tertawa.
"Minnie, kamu udah ajak Reza sama keluarganya buat dinner nanti malam?" Tanya nyokap yg muncul sambil menenteng berbagai macam paperbag hasil shopping nya
Disampingnya ada bokap yang langsung ngebawain belanjaannya, "Papa aja peka, masa kalian yang ngakunya 'cowok idaman semua cewek' enggak peka" celetuk nyokap yang diiringi dengan tawa anggota keluarga.
Ya tuhaan, gue cinta keluarga ini.
.
Author's POVAnother summer day
Has come and gone away
In Paris and Rome
But I wanna go homeMaybe surrounded by
A million people I
Still feel all alone
I just wanna go home
Oh I miss you, you knowAnd I've been keeping all the letters that I wrote to you
Each one a line or two
"I'm fine baby, how are you?"
Well I would send them but I know that it's just not enough
My words were cold and flat
And you deserve more than thatLantunan musik Michael Buble mengiringi suasana damai di restoran itu, derai tawa terdengar dari meja yang ditempati keluarga Natasya dan Reza, tak luput sindiran khas dan cerita cerita nostalgia menghiasi meja itu.
"Gue inget banget dulu, waktu gue baru pulang tawuran, dan nemuin lo dirumah sama Tasya, gue kira lo salah satu cowok bangsat yang berusaha ngedeketin Tasya, makanya gue langsung ngajak lo bertinju" ujar Malvin tertawa.
"Ooh, waktu gue baru pulang dari Jerman, waktu itu Kak Em lupa kan sama gue?"
Natasya ikut tertawa, "Kak Em kan pikun-an orangnya"
"Past" Malvin mendengus.
"Lagian kan mereka gak berdua aja, Kak, kan ada Gabby juga" dan dengan begitu saja, tawa ketiganya sirna, Theo yang menyadari bahwa ia salah berbicara langsung mengalihkan.
"Past, change. Oh iya, Tasya punya pacar baru yaa"
Target pengalihan: Natasya yang malang.
"Pacar?" Alis Malvin berkerut, "sejak kapan Tasya punya pacar?"
"Sejak aku cinta kamuu"
"Itu hape baru dari pacar, kan?" Kata Reza menambahkan, dengan cepat Natasya menginjak kakinya.
Lagi, Alis Malvin berkerut "Hape? Lah, Handphone yang Kak Em kasih dulu mana?"
Natasya menyentil hidung Kakaknya, "Iih, jelek tau mukanya, nanti gantengnya ilang lho".
"Sweetie, jawab doong"
"Sweeta Sweetie, Handphone yang itu rusak, dirusakin sama orang bejat"
Mata Malvin membelalak, "Orang bejat? Kamu gak diapa apain kan, Tas? Kok bisa? Cerita sama kakak"
Begitulah Malvin, dengan sifat over protektifnya malah membuat Natasya tertawa geli.
"Bah, serasa ngeliat orang pacaran nih" celetuk Theo dengan nada menyindir.
"Jomblo diem"
Theo mendengus, "Theo kan gak jomblo, ada Kyra"
"terus akunya kamu kemanain?" Kata Reza dengan ftv style.
Kayaknya semuanya pada berbakat jadi pemain film, ups, kan ada yang gagal test ya.
Theo bergaya seperti mendorong Reza, "Kita Putus!"
"Lah, kan kita belum jadian"
Derai tawa kembali terdengar, para orang tua hanya menggelengkan kepala melihat tingkah laku anak anak mereka, lalu memulai sesi rumpi mereka sendiri.
"Ah yang bener? Masa? Terus--" suara Katya tercekat begitu melihat sosok Andrian Prakarsa diambang pintu masuk.
"Lo! Kok lo bisa ada disini--" suaranya tercekat (lagi) begitu melihat orang yang berada disamping Andrian.
Alis Natasya Berkerut, sepertinya memang sudah kebiasaan keluarga Campbell begitu, "Katya?"
Baik Andrian maupun Katya sama sama kaget, "Natasya? Kok lo disinii, kebetulan banget"
Terjadilah sesi cipika cipiki antar calon ibu ibu.
"Pacar lo, Kat?" Suara Reza terdengar agak sinis.
Katya tertawa garing, "Ya kagaklah mz"
"Jadi?" Natasya ikutan nimbrung.
Andrian menjulurkan tangan, "Kenalin, Andrian Prakarsa Hill, Abangnya Katya"
Kepala gue serasa muter muter, kenapa rasanya jadi complicated gini, strawberry bener.
.
Woops woops,
plotnya jadi agak lamban nih, bahkan lebih lamban dari kisah cinta gue, wakaka, eh kagak deng, nanti doi baca.Pengennya Natasya's POV forever T_T tapi yaah, apa boleh buat, biar agak gereget.
Question:
Apa pekerjaan Malvin? Ada yang tau? Hayo hayooBest Regard,
ScarletteZia💋
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Love
Fiksi RemajaJust like people says, "Patah hati adalah proses menuju kedewasaan. Sering patah hati tidak berarti kita harus putus asa mengejar cinta. Cinta butuh perjuangan. Perjuangan untuk mempertahankan kenyamanan"